Pages

Senin, 08 Oktober 2012

Sejarah dan tradisi agama budha


SEJARAH DAN TRADISI AGAMA BUDDHA
By: Adi Dharma PP

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlY77Etxbn6KLKDX9A5JqB-hvuRp5_I9jTtk62sYfmbdoG7mLSJeGD9KhighdlAprgHvqyKYH5a7nLwNaURRaLlJLoSAB6Skk4ej4qTSrM4RmhusjwRwUW3qV0N3QkelW5KROtKXrP5Bs/s320/metal_buddha_statue1-1280x1024.jpgMenurut Edwar Conze, sejarah agama Buddha dibagi 4 periode:
Ø  Periode I         agama Buddha Kuno
Ø  Periode II        munculnya Mahayana
Ø  Periode III      munculnya Tantra dan Ch’an
Ø  Periode IV      bertahan (1000 tahun terakhir)


*        Konsili Buddhis Pertama
Diskusi manapun yg berkenaan dgn sejarah dan ajaran berbagai aliran dlm agama Buddha harus dimulai dgn Konsili Buddhis Pertama
- 543 SM, Rajagaha, masa Raja Ajatasattu.
- 500 Arahat menyusun kembali doktrin ajaran Buddha.
- Dipimpin oleh YA Mahakassapa.
- YA Ananda menuturkan Dharma.
- YA Upali menuturkan Winaya.
Ada 1 biku yang berbeda pendapat dgn hasil Konsili ini:
Biku Purana

*        Konsili Buddhis Kedua
- 443 SM, Vesali, masa Raja Kalasoka.
- Sebagian merasa perlu mengubah beberapa aturan kecil, sebagian tidak.
- Buddhahood vs Arahantship.
- Timbul tradisi yang berbeda setelah konsili ini.
- Hanya Vinaya yang dibahas.

*        Asal Usul Mahayana-1
Mahayana muncul di India selatan, abad I Masehi.
Referensi dalam Sutra Mahayana sendiri (missal: Prajnaparamita 225)
Guru terkemuka: Asvaghosa, Nagarjuna, Aryadeva.
Mahayana tidak berasal dari Therawada.
Mahayana merupakan kelanjutan dari Mahasangika: faksi yg memisahkan diri dari tubuh utama agama Buddha setelah Konsili di Vesali dan yg selanjutnya terus mengkritik umat Buddha ortodoks atas kemelekatan mereka pada literatur.

*        Asal Usul Mahayana-2
Mengapa sebagian ajaran Mahayanatidak dikenal dalam tradisi Pali?
1.      Mahayana muncul dari Mahasanghika yg memisahkan diri dari otoritas Konsili Kedua.
2.      Mahayana diturunkan oleh para biku independen (seperti Biku Purana yang menolak otoritas Konsili I).
3.      Mahayana mewarisi ajaran-ajaran yg tidak beredar di dunia manusia di abad-abad itu (dilestarikan di dunia naga dan non-manusia).
4.      Mahayana memasukkan berbagai ajaran tradisional yg lain seperti Lokottaravada dan Satyasiddhi yg sejak itu lenyap.

*        Asal Usul Mahayana-3
Mahayana berkembang takala agama Buddha tradisional menjadi:
Ø  Konservatif dan berpikiran literal, terpaku pada kata-kata dan bukannya pada semangat ajaran, dan secara keseluruhan menolak perubahan.
Ø  Skolastik, terlalu terikat dgn analisis dan klasifikasi keadaan-keadaan mental.
Ø  Negatif satu sisi dalam konsepsinya mengenai Jalan dan Nirwana.
Ø  Terlalu melekat pada melulu aspek formal membiara.
Ø  Individualis secara spritual.

*        Konsili Buddhis Ketiga
Ø  308 SM, Pataliputta, masa Raja Asoka.
Ø  Membahas perbedaan pendapat yang dianut oleh Sangha.
Ø  Ketua Konsili, YA Moggaliputta Tissa menyusun buku Kathavatthu yang menolak pandangan keliru yang dianut sebagian murid.
Ø  Ajaran itu disepakati dan diterima oleh konsili ini dan dikenal sebagai Therawada atau "Jalan Para Sesepuh".
Ø  Abhidhamma Pitaka dimasukkan dalam konsili ini.
Ø  Misionari diutus ke 9 negeri.
Ø  Sedikitnya pada zaman ini ada 3 Kitab Suci: Theravada, Sarvastivada, dan Mahasanghika.

*        Konsili Buddhis Keempat
- 80 SM, Matale Sri Lanka, masa Raja Vattagamani Abhaya.
- Tipitaka dan Kitab Komentar (Atthakatha)
  dituliskan pada daun palem.

*        Konsili Buddhis Kelima
Ø  1871, Mandalay, masa Raja Mindon.
Ø  Diikuti 2.400 biku yang dipimpin oleh
Ø  YA Jagarabhivamsa.
Ø  Tipitaka dipahatkan pada 728 potongan batu pualam di Kuthodaw Pagoda.
Ø  Pahatan Tipitaka yang memakan waktu 7 tahun, 6 bulan dan 14 hari, ini dicatat dalam Guiness Book of World Record sebagai ”Buku Terbesar di Dunia”.

*        Konsili Buddhis Keenam
Ø  1956, Yangon.
Ø  Mingun Sayadaw menguncarkan 16.000 halaman Tipitaka di luar kepala (gelar:Tipitakadhara).
Ø  Guiness Book of World Record 1985 mencatat Mingun Sayadaw sebagai: ”Manusia Dengan Ingatan Terdahsyat di Dunia”.

*        KITAB SUCI AGAMA BUDDHA
Tipitaka = "tiga (ti) keranjang (pitaka)”:
1. Disiplin (Vinaya Pitaka)
2. Ceramah (Sutta Pitaka)
3. Doktrin Mutlak (Abhidhamma Pitaka).
Kitab rujukan lain:
Ø  Komentar (Atthakatha)
Ø  Sub-komentar (Tika)
Ø  Sub-sub-komentar (Anu-Tika, Madhu-Tika).



Sebuat riset mendalam mengungkapkan bahwa baik Kitab Suci Pali maupun Sanskerta dapat ditelusuri ke asal yang sama yang diyakini berasal dari dialek Timur yang dipakai sebagai idiom di wilayah kerajaan Buddha.

18 TRADISI BUDDHIS
A. STHAVIRAVADA
1. Haimavatika
2. Vajjiputtaka
3. Mahisasaka
4. Sarvastivadin
5. Dharmagupta
6. Kasyapiya
7. Samkantika
8. Sammitiya
9. Dharmottariya
10. Bhadryayaniya
11. Sannagarika

B. MAHASANGHIKA
12. Ekavyavaharika
13. Kaukulika
14. Bahusrutiya
15. Prajnaptivada
16. Purvasaila
17. Aparasaila
18. Caityika

*      RUTE PENYEBARAN AGAMA BUDDHA
Jalur Selatan
- Tradisi Therawada
- Dari India ke Sri Lanka, lalu ke Myanmar, Thailand,
  Laos, Kamboja

Jalur Utara
- Tradisi Mahayana (berbagai aliran)
- Dari India ke Asia Tengah, Cina, Korea, Jepang,
  Vietnam, Tibet, Mongolia
- Ke Indonesia

*      RUTE PENYEBARAN AGAMA BUDDHA
spread3
map
*      THERAWADA
- “Jalan Sesepuh”
- Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos
- Memakai bahasa Pali, Kanon Pali
- Lebih tradisional
- Beraspirasi menjadi Araha (Savaka Buddha)







*      MAHAYANA
- “Kendaraan Besar”
- China, Tibet, Jepang, Korea, Taiwan, Vietnam
- Memakai bahasa Sanskerta, Cina, Tibet
- Lebih moderat
- Beraspirasi menjadi Sammasambuddha  melalui jalan Bodhisattwa
- Aliran besar Mahayana: Paramitayana: jalur Bodhisattwa berdasarkan Sutra: Madhyamika, Yogacara, Avatamsaka, T’ien-t’ai, Chan/Zen, Pure Land/Amitabha Buddha Vajrayana: jalur Bodhisattwa berdasarkan Sutra & Tantra

*      VAJRAYANA
monk tibetnun tibet
-          "Kendaraan Intan"
-          Bhutan, Mongolia, Tibet, Nepal
-          Phadmasambhava & Shantarakshita menyebarkan Dharma dari India ke Tibet pada abad ke-8, atas permintaan Raja Tibet: Songsten Gampo.
-          Agama lokal di Tibet: Bon.

*      Beberapa aliran Vajrayana:
- Nyingma       :didirikan Padmasambhava, tertua, Sogyal Rinpoche
- Gelug            :didirikan Tsongkapa, menekankan ajaran & vinaya,Dalai Lama, Lama Zopa
- Kagyu           :didirikan Naropa di India, menekankan meditasi, Karmapa, Kalu Rinpoche
- Sakya            :didirikan Biwarpa di India, menekankan ajaran & meditasi, Sakya Trizin
- Kadam          :didirikan Atisha, Gelug+Kagyu+Sakya mewarisi ajarannya
- Ri-me            :kombinasi berbagai sekte Vajrayana, Jamyang Khyentze
top10_proportion
PENYEBARAN AJARAN BUDDHA

b_spread




Materi 2
INDAHNYA AGAMA BUDDHA
*      Jalan Pencerahan yang Unik
Bukan metafisik ataupun ritualistik.
Bukan skeptik ataupun dogmatik.
Bukan penyiksaan diri ataupun pemanjaan diri.
Bukan pesimisme ataupun optimisme.
Bukan eternalisme ataupun nihilisme.
Bukan mutlak dunia ini ataupun dunia lain.
Ajaran Buddha adalah jalan pencerahan yang unik.

*      Universal, Tidak Pilih Kasih
Karena perhatian utama Buddha adalah Kebahagiaan Sejati bagi semua makhluk,
ajaran-Nya dapat dipraktikkan dalam masyarakat maupun petapaan, oleh semua ras dan sistem kepercayaan.
Ajaran Buddha sama sekali tidak memihak dan benar-benar universal.

*      Kebenaran Tidak Memerlukan Nama
Apakah “Buddhisme” suatu agama atau filsafat? Buddhisme tetaplah sedemikian rupa apa pun nama yang Anda sematkan padanya.
Dalam hal ini, nama tidaklah penting,
bahkan nama “Buddhisme” yang kita berikan untuk ajaran Buddha bukanlah hal yang penting.

*      Kebebasan Berpikir
Dari sisi kecerdasan dan filsafat Buddhis, tumbuhlah kebebasan berpikir dan bertanya yang tak tertandingi oleh filsafat atau agama besar dunia lainnya.
Walaupun Buddha mendorong kita untuk mempertimbangkan ajaran-Nya,
namun tidak ada kewajiban atau paksaan apa pun untuk percaya atau menerima ajaran Buddha.

*      Kita Juga Bisa Menjadi Sempurna
Buddha mewakili puncak tertinggi dari pengembangan spiritual yang mungkin dicapai. Ia mengajarkan bahwa semua orang bisa mencapai kesempurnaan sejati.
Tidak ada pendiri agama mana pun yang pernah berkata bahwa pengikutnya juga mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pengalaman yang sama akan kedamaian, kebahagiaan, dan keselamatan seperti mereka sendiri.



*      Jangan Percaya Begitu Saja
Jangan percaya begitu saja terhadap apa yang telah kamu dengar; Jangan percaya begitu saja akan tradisi, desas-desus, atau omongan banyak orang; Jangan percaya begitu saja hanya karena hal itu tertulis di dalam kitab agamamu. Namun, melalui pengamatan dan analisis, bila Anda temukan bahwa suatu hal sesuai dengan nalar dan mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi diri sendiri dan semua, maka terimalah dan hiduplah sesuai dengan hal tersebut.
*      Tanpa Kekerasan
Tidak ada yang dinamakan “perang yang adil” dalam ajaran Buddha. Buddha mengajarkan:
“Yang menang menuai kebencian dan yang kalah hidup sengsara. Barang siapa yang tidak mencari kemenangan dan kekalahan akan berbahagia dan damai.”
Buddha tidak hanya mengajarkan kedamaian tanpa kekerasan, barangkali Ia satu-satunya guru religius yang pernah pergi ke medan pertempuran untuk mencegah perpecahan perang.
*      Tidak Ada Upacara Pengorbanan
Buddha tidak menyetujui pengorbanan hewan karena Ia memandangnya sebagai hal yang kejam dan tidak adil bagi siapa pun yang merusak kehidupan makhluk lain demi keuntungan diri sendiri.
*      Persamaan Hak Pria dan Wanita
Buddha, yang memandang bahwa kedua jenis kelamin memiliki hak yang seimbang, adalah guru agama pertama yang memberikan kebebasan penuh bagi wanita untuk turut serta dalam kehidupan beragama. Sikap-Nya yang memperbolehkan wanita untuk memasuki Sanggha (pesamuhan biku dan bikuni) merupakan hal yang sangat radikal pada zaman itu.
*      Peduli Akan Kesejahteraan Ekonomi
Buddha juga peduli terhadap kesejahteraan para umat awam karena kemapanan ekonomi sampai tingkat tertentu bisa menunjang pengembangan spiritual para umat. Ia tidak menghalangi mereka untuk mencari kebahagiaan duniawi, namun Ia menekankan bahwa dalam pencarian tujuan duniawi, para umat awam sebaiknya berhati-hati agar tidak melanggar aturan dasar moralitas.

*      Peduli Akan Kesejahteraan Ekonomi
Buddha juga peduli terhadap kesejahteraan para umat awam karena kemapanan ekonomi sampai tingkat tertentu bisa menunjang pengembangan spiritual para umat. Ia tidak menghalangi mereka untuk mencari kebahagiaan duniawi, namun Ia menekankan bahwa dalam pencarian tujuan duniawi, para umat awam sebaiknya berhati-hati agar tidak melanggar aturan dasar moralitas.
*      Tidak Ada Penghukuman Abadi
Tidak ada konsep “dosa yang tak terampuni” dalam ajaran Buddha.
Tidak ada konsep “penghukuman abadi” atau “imbalan abadi” dalam ajaran Buddha.
*      Semangat Misionari
"Pergilah kalian, O Biku, demi kesejahteraan semua, demi kebahagiaan semua, atas dasar belas kasih kepada dunia, demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia.
Janganlah pergi berdua dalam satu jalan.
Babarkanlah Dharma ini, yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya, dan indah pada akhirnya, dalam semangat maupun dalam ungkapan. Jalanilah kehidupan suci yang sempurna dan murni sepenuhnya."
*      Toleransi Luar Biasa
Teladan luar biasa dari toleransi umat Buddha ditunjukkan oleh Kaisar Asoka. Salah satu dekritnya yang terukir di batu karang dan masih ada sampai hari ini di India:  “Seseorang seharusnya tidak hanya menghormati agamanya sendiri dan mengutuk agama lain, tetapi juga harus menghormati agama lain karena satu dan lain hal. Dengan bertindak demikian, seseorang juga menolong agamanya sendiri untuk tumbuh sekaligus memberikan pelayanan bagi agama lain. Dengan bertindak sebaliknya, seseorang menggali kubur bagi agamanya sendiri sekaligus merugikan agama lain.”
*      Tetap Hormat
Suatu ketika, seorang pengikut agama lain menjadi yakin bahwa pandangan Buddha adalah benar dan pandangan gurunya adalah keliru, dia memohon kepada Buddha untuk menerimanya sebagai murid-Nya. Namun Buddha memintanya untuk mempertimbangkan kembali dan tidak tergesa-gesa. Ketika orang tersebut mengungkapkan hasratnya kembali, Buddha memenuhi permintaannya dengan syarat ia tetap menghormati guru agamanya yang terdahulu.
*      Agama Masa Depan
“Agama masa depan adalah agama kosmik. Melampaui Tuhan sebagai pribadi  serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan  pada rasa keagamaan yang timbul  dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, berupa kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini. Jika ada agama yang akan  memenuhi kebutuhan  ilmu pengetahuan modern, itu adalah ajaran Buddha.”
*      Filsafat Tertinggi
Bertrand Russell, pemenang Hadiah Nobel dan filsuf paling terkemuka pada abad ke-20:
"Di antara agama-agama besar dalam sejarah, saya lebih menyukai ajaran Buddha… Ajaran Buddha menganut metode ilmiah dan menjalankannya sampai suatu kepastian yang dapat disebut rasionalistik. Ajaran Buddha membahas sampai di luar jangkauan ilmu pengetahuan karena keterbatasan peralatan mutakhir.”
*      Psikologi Tertinggi
Dr. C.G. Jung, pelopor psikologi modern:
"Sebagai pelajar studi banding agama, saya yakin bahwa ajaran Buddha adalah yang paling sempurna yang pernah dikenal dunia. Filsafat teori evolusi dan hukum kamma jauh melebihi kepercayaan lainnya… Tugas saya adalah menangani penderitaan batin, dan inilah yang mendorong saya menjadi akrab dengan pandangan dan metode Buddhis, yang bertema pokok mengenai rantai penderitaan, ketuaan, kesakitan, dan kematian."

*      Mukjizat Terbesar
Bagi Buddha, mukjizat hanyalah perwujudan fenomena yang tidak dipahami oleh orang pada umumnya. Mukjizat tidak dipandang sebagai ungkapan pencerahan dan kebijaksanaan. Walaupun Buddha sepenuhnya menguasai kemampuan batin, Ia tidak pernah menggunakan kekuatan-Nya untuk mendapatkan pengikut melalui kepercayaan membuta dan ketergantungan akan mukjizat.
Ia mengajarkan bahwa mukjizat terbesar adalah perubahan orang yang gelap batin menjadi orang yang bijaksana.

*      Ehipassiko: Datang dan Lihatlah Sendiri
Ajaran Buddha dijalankan secara ehipassiko, yang artinya mengundang Anda untuk datang dan melihat sendiri, bukan datang dan percaya begitu saja.
Buddha menasihatkan kita untuk tidak mempercayai apa pun secara membuta, bahkan terhadap ajaran Buddha itu sendiri!



Materi 3
PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI INDONESIA
*      AGAMA NENEK MOYANG
         Sumber sejarah: Catatan LN, a.l. perjalanan biksu-biksu Tionghoa; prasasti-prasasti, candi-candi, kitab-kitab berbahasa Kawi.
         Agama Buddha pernah menghantarkan Nusantara menjadi negara kesatuan yang besar: Sriwijaya dan Majapahit.
         Kemudian, sekitar 5 abad tertidur….

*      ZAMAN KERAJAAN DI JATENG
         418 - Biksu Fa-hien di Rembang 5 bln, melihat sedikit penganut agama Buddha
         423 - Biku Gunawarman (Kashmir, Sri Lanka)
         664 - Biksu Hwi-ning di Kaling 3 th menerjemahkan kitab Hinayana dibantu biksu lokal Jnanabhadra
         778 - Raja Rakai Panangkaran (Sanjaya/Mataram) mendirikan Candi Kalasan bagi Dewi Tara
         824 - Raja Samaratungga (Syailendra) mendirikan Candi Borobudur
         Candi Mendut, Pawon, Sewu dll.

*      SRIWIJAYA
         671, 685, 695 - Biksu I-tsing menerjemahkan Kitab Suci
         Universitas dengan lebih dari 1.000 biksu, di antaranya banyak orang asing
         Guru terkenal Sakyakirti
         Abad ke-11 Biksu Atisa Dipankara belajar pada Biksu Darmakirti, pergi ke Tibet membawa 9 kitab yg sekarang masuk dalam Kanjur
         Candi-candi: Muara Takus, Gunung Tua

*      ZAMAN KERAJAAN DI JATIM
         Akulturasi kebudayaan – sinkretisme Siwa Buddha
         Konsep Dewa-Raja, integrasi negara kerajaan & agama
         1268 - Raja Wisnuwardhana meninggal, dipuja sbg Siwa di Candi Waleri, Amoghapaca di Candi Jago
         1292 - Raja Kertanegara meninggal, dipuja sbg Siwa & Buddha di Candi Jawi, Wairocana di Sagala (istrinya sbg Locana), Bhairawa di Singasari.  

*      SINKRETISME DALAM KARYA TULIS
         Cerita Bubuksah di Candi Hindu Panataran
         Kertanegara = Siwa Buddha dlm Kitab Pararaton
         Arjunawijaya: Buddha menurut penjuru alam = Siwa
         Kunjarakarna: Tiada kesempurnaan jika memisahkan Siwa Buddha

*      MAJAPAHIT
         Paralelisme/koalisi
         Negarakretagama: Siwa Buddha berbeda ajaran, berbeda pendeta dan tempat peribadatan, mengatur daerah binaan, Dharmadhyaksa Kasogatan beda dengan Kasiwan
         Sutasoma (Mpu Tantular): Siwa Buddha “bhinneka tunggal ika tan hana Dharmma mangrwa”

*      KONSEP ADI BUDDHA DAN BUDDHAYANA
         Namasangiti versi Chandrakirti (Sriwijaya)
         Sanghyang Kamahayanikan (zaman Mpu Sindok)
         Negarakretabhumi karya P. Wangsakerta: wangsa Syailendra penganut Buddhayana
         Candi Borobudur, cerminan Therawada, Mahayana, Wajrayana menyatu.

*      SIRNANYA PENGANUT BUDDHA SETELAH MAJAPAHIT
         Agama menyatu dengan kekuasaan negara
         Merosot seiring dengan jatuhnya Majapahit (1429)
         Perang saudara
         Sila/Winaya tidak dipertahankan, pengetahuan tentang Dharma minim dan keliru
         Munculnya kerajaan Islam
         Yang tertinggal hanya tradisi: Kejawen

*      ZAMAN PENJAJAHAN
         Belanda tidak mengakui agama Buddha
         Peran dari Perkumpulan Teosofi (1883, saat kedatangan Blavatsky)
         Di kota: orang Tionghoa mendirikan klenteng. 1650 - Klenteng Jin-de-yuan (Dharma Bhakti) di Batavia. Biksu/biksuni/caici Tionghoa
         Di desa: tradisi domestik sporadis. 1935 - diberitakan selamatan jangkar kuno Majapahit, di Kp. Petenon Surabaya ada 1,500 penganut

*      ORGANISASI BUDDHIS
         1929 - Association for the Propagation of Buddhism in Java (pusat di Htathon Myanmar) → Java Buddhist Association (Ernest Erle Power & Josias van Dienst) → 1934 - Central Buddhistische Institut voor Java.
         Peran Kwan Im Tong Prinsenlaan & Kwee Tek Hoay, Penerbitan Moestika Dharma (1932)
         Sam Kauw Hwee (SKH) dg media Sam Kauw Gwat Poo bhs Melayu
         1934 - Biku Narada diundang Teosofi
         Batavia Buddhist Association (KTH)

*      SETELAH KEMERDEKAAN RI
         Kemerdekaan memberi kebebasan beragama Buddha
         1952 - SKH + Thian Li Hwee, Sin Ming Hui, Buddha Tengger → Gabungan Sam Kauw Indonesia
         1953 - Kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia → Upacara Waisak Nasional I di Candi Borobudur, dipelopori Tee Boan An
         1955 - Biku pertama putra Indonesia: Ashin Jinarakkhita (tradisi Therawada & Mahayana)

154x270-kompas_new

*      CIKAL BAKAL BUDDHAYANA
         1955 - Persaudaraan Upasaka Upasika Indonesia (PUUI), ketua Mangunkawatja
         1956 - 2500 Tahun Buddha Jayanti
         1957 - Persatuan Buddhis Indonesia (Sosro Utomo), 1958 menjadi Perhimpunan Buddhis Indonesia (Perbudhi), pusat di Semarang
         Jajaran Perbudhi: Gerakan Pemuda Buddhis Indonesia (GPBI), Wanita Buddhis Indonesia 1973 
         Non-sektarian, teis, berkepribadian nasional

*      PERIODE MULTI-ORGANISASI
         1962 - sebagian aktivis Perbudhi Jawa Tengah mendirikan Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia (MUBSI).
         1963 - DPP Perbudhi pindah ke Jakarta.
         1964 - Nichiren Shoshu Indonesia (NSI)
         1965 - Buddhis Indonesia (Semarang)
         1966 - Dewan Wihara Indonesia (DEWI)
         1967 - Musyawarah Besar Federasi Umat Buddha Indonesia tdd Buddhis Indonesia, Gabungan Tridharma, MUBSI, Agama Hindu Buddha Tengger, Agama Buddha Wisnu Indonesia → anggota Sekber Golkar. 

*      USAHA KE ARAH PERSATUAN?
         1972 - PUUI & Perbudhi menyatu, ganti nama menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI)
         1972 - Bersama dg Buddhis Indonesia, MUBSI, GTI, Persaudaraan Umat Buddha Salatiga mendirikan Budha Dharma Indonesia (BUDDHI). Majelis BUDDHI menampung pemuka agama Buddha berbagai sekte
         GPBI (biro pemuda Perbudhi) lenyap, MUABI dan GTI masih berdiri sendiri

*      DARI MAJELIS KE WALUBI
         1975 - Majelis Dharmaduta Kasogatan, Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia
         1976 - Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia
         1976 - MUABI → Majelis Upasaka Pandita Agama Buddha Indonesia
         1977 - Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia
         1978 - Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia
         Semua majelis kecuali MUABI bergabung dalam Majelis Agung Agama Buddha Indonesia (MABI)
         1979 - Kongres Umat Buddha Indonesia mendirikan WALUBI dg anggota 7 majelis & 3 Sanggha
         1979 - MUABI ganti nama menjadi Majelis Buddhayana Indonesia (MBI)

*      WADAH NON-WALUBI
         1973 - Pemuda Buddhis Indonesia (Pembudi)
         1976 Gabungan Umat Buddha Seluruh Indonesia (GUBSI)
         Musyawarah Kekeluargaan Buddhis Indonesia (MKBI)
         Rumpun Guru Agama Buddha (Rugabi)
         1981 - Sekber PMVBI
         1986 - Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi)
         1987 - Keluarga Besar Wanita Buddhis Indonesia
         1988 - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmah Budhi, asal KMBJ 1971)
         1980 Gabungan Vihara/Klenteng/Rumah Abu (GAVIKRA)
         1992 Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis

*      ORGANISASI SANGGHA
         1959 - Ashin Jinarakkhita mengundang Biku Narada dan belasan biku Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Kamboja menahbiskan biku (Jinaputta) dan samanera (Ktut Tangkas & Sonto)
         1963 - Sangha Suci Indonesia ganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia beranggota biku Therawada dan biksu Mahayana
         1966 - Samanera Jinagiri dan Jinaratana ditahbiskan menjadi biku di Thailand.
         1969 - MSI mengundang 4 biku Thailand
         1970 - penahbisan 5 biku Indonesia di Borobudur
         1972 - 5 biku memisahkan diri → Sangha Indonesia
         1974 - Organisasi Sanggha dipersatukan → Sangha Agung Indonesia (Sagin)
         1976 - Sangha Theravada Indonesia
         1978 - Sangha Mahayana Indonesia
         1979 - Sanggha-Sanggha ikut mendirikan Walubi
         1994 - Sagin (& MBI) dikeluarkan dari Walubi
         1998 - Sagin diterima kembali dlm Walubi (3 Nov), & Walubi membubarkan diri (6 Nov)
         1998 - Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) dg anggota 3 Sanggha

*      KRITERIA AGAMA BUDDHA DI INDONESIA
         Konsensus 14 Des 1978; Ketetapan Kongres Umat Buddha Indonesia 8 Mei 1979
         Kriteria adanya: Tuhan Yang Maha Esa, Triratna, Hukum Trilaksana, Catur Arya Satyani, Pratitya Samutpada, Karma, Punarbhava, Nirvana, Bodhisattva

*      AGAMA BUDDHA BERKEPRIBADIAN NASIONAL
         Lokakarya Pemantapan Ajaran Agama Buddha dengan Kepribadian Nasional Indonesia 20 Feb 1979, Ketetapan Kongres Umat Buddha Indonesia 8 Mei 1979
         Tuhan Yang Maha Esa: sebutan berbeda-beda
         Guru Agung: Nabi Buddha Gotama
         Kitab Suci: Tripitaka/Tipitaka
         Semua sekte mempunyai umat yang berbeda-beda di seluruh pelosok Tanah Air Indonesia
         Melaksanakan Pedoman Penghayatan & Pengamalan Pancasila

*      KODE ETIK
Ketetapan Kongres Umat Buddha Indonesia 8 Mei 1979

  1. Menyadari menganut ajaran/sekte berbeda-beda, namun merupakan suatu keluarga besar yg mempunyai Guru Agung yang sama
  2. Membabarkan ajaran sekte dihindarkan ucapan, sikap, tindakan yg merugikan sekte lain
  3. Setiap pembina umat Buddha dianjurkan mempelajari pula secara positif ajaran sekte lain
  4. Dalam setiap kegiatan keagamaan, dikesampingkan pertimbangan pribadi, kelompok atau keuntungan materiil
  5.  Saling menolong mengadakan prasarana & sarana, dan mengembangkan agama Buddha
  6. Menjauhkan diri dari tindakan yang dapat merusak kekeluargaan & kerukunan
  7. Menyebarkan Dharma sesuai dg Kitab Suci, tidak mencampuri urusan rumah tangga anggota Walubi
  8.  Kode Etik anggota Walubi merupakan sikap mental yg senantiasa dipelihara & dikembangkan di lingkungan anggota demi terwujudnya suasana kekeluargaan yg harmonis & lestari

*      SEKILAS BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA
         Pembinaan oleh pemerintah, praktiknya oknum
         PP No 21/ 1975 tt Sumpah/Janji PNS: Demi Allah diganti Demi Sang Hyang Adi-Buddha → UU No 43/ 1999 ttg Pokok-Pokok Kepegawaian 
         Direktorat Urusan Agama Buddha dibentuk 16 Des 1980
         1983 - Waisak libur nasional
         Inmendagri No. 455.2-360 ttg Penataan Klenteng (berdasar Inpres No 14/ 1967 ttg Agama, Kepercayaan & Adat istiadat Cina → Walubi menyatakan Imlek bukan hari raya Buddha

*      KONFLIK-KONFLIK
         1987 - NSI tidak diakui termasuk rumpun agama Buddha, dikeluarkan dari Walubi
         1992 - Munas II Walubi → konflik perumusan AD/ART, penyetruman 3 tokoh MBI & Tridharma
         1994 - Sagin & MBI dikeluarkan dari Walubi dg alasan disiplin organisasi, sinkretisme besar (Sai Baba), sinkretisme kecil (intersekte), menghidupkan adat Cina
         Dirjen Bimas Hindu & Buddha tidak melayani Sagin & MBI sp 27 Des 1999
         1999 - Konflik pengusulan calon anggota MPR utusan golongan antara MBI/KASI & Walubi

*      PARADIGMA BARU
         Kembalikan agama pada pemeluknya
         Pemerintah tidak mencampuri urusan intern setiap agama
         Demokratis, tidak otokratis
         Inklusif, tidak eksklusif
         Pluralisme
         Wadah tunggal bukan lagi keharusan






Materi 4
AGAMA BUDDHA
DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN
agam = datang, kebalikan dari pergi (Pali/Skt: a = tidak, gam = pergi, agam = mendekat, menemui sumber)
*      Agama adalah judul kelompok kitab Sutra, bagian dari Tripitaka (Skt)
*      Padanannya Nikaya dalam Tipitaka (Pali)
*      Kata agama dalam bahasa Indonesia merupakan warisan (Buddhis & Hindu) di masa silam
*      AGAMA BUDDHA MULTIKULTURAL
*      Agama pertama yang keluar dari batas etnisitas tanpa membuat berbagai ras menjadi India
*      Agama Buddha hidup berdampingan secara harmoni, bahkan beradaptasi, berasimilasi, tidak mengganggu kesinambungan budaya lokal sebelumnya
*      Umat Buddha tidak mengidentifikasikan diri, tidak juga diakui sebagai bagian dari satu peradaban tunggal Buddhis
*      Pengaruh agama Buddha telah ikut membentuk beberapa peradaban besar: India, Tionghoa dan Jepang
*      VARIASI BUDAYA LOKAL
*      Seperti arca Buddha menunjukkan ciri kekhususan etnis, agama Buddha tidak membuat bangsa lain menjadi orang India
*      Orang Tionghoa membaca Sutra dan Mantra dalam bahasa sendiri (keng), yang dipandang bahkan lebih ‘ampuh’ dibanding bahasa aslinya; begitu pula orang Tibet, Jepang, dll.
*      Tradisi Therawada walau mempertahankan pemakaian bahasa Pali secara lisan, penulisannya memakai aksara masing-masing
*      Penggunaan bahasa Kawi (Jawa Kuno) pada kitab-kitab agama di Jawa a.l.: Sanghyang Kamahayanikan, Sanghyang Kamahayanan Mantrayana, Kunjara Karnna, Sutasoma
*      AMANAT BUDDHA MENGENAI PEMAKAIAN BAHASA
*      Buddha tidak berbahasa Pali!
*      Buddha mengizinkan para siswa-Nya untuk mempelajari ajaran Buddha sesuai dengan dialek atau bahasa masing-masing (Vin. II, 139)
*      Ia menasihati para biku untuk menyesuaikan diri dengan bahasa lokal tempat mereka membabarkan ajaran (M. III, 234-235)
*      Umat Buddha Indonesia sepantasnya bisa membedakan agama dari bahasa, dan memakai bahasa Indonesia yg baik dan benar

*      KONDISI UMAT BUDDHA DI INDONESIA DEWASA INI
*      Agama Buddha di Indonesia datang dari berbagai sumber → heterogenitas
*      Primordialisme juga keterikatan afinitas pada kultural asing cenderung menimbulkan konflik
*      Benturan nilai bisa mengakibatkan krisis penganutan agama
*      Dibutuhkan penganutan yang toleran, inklusif, non-sektarian, kontekstual, menghargai pluralisme & universalisme → harmoni

*      AGAMA BUDDHA INDONESIA
*      Buddhayana di Indonesia, mencari harmoni & kerukunan tanpa melenyapkan sekte atau identitas yg berlainan
*      Bukan label yg mengkategorikan agama Buddha sebagai salah satu dari tradisi sekte (seperti agama Buddha China, Jepang, Tibet, Thai)
*      Memelihara benang merah penganutan agama Buddha dari zaman Sriwijaya, Mataram Kuno, Majapahit, hingga sekarang, karena agama Buddha bukan agama baru di Indonesia
*      Agama yg universal (pd tingkat tekstual), ketika dipraktikkan sesuai dg perkembangan zaman, dapat bercorak lokal sesuai dg budaya setempat
*      WAWASAN KEBANGSAAN
*      Nilai universal dari agama mengatasi perbedaan bangsa, tetapi agama Buddha tidak meniadakan kebangsaan
*      Buddha menghargai eksistensi suatu negara/ bangsa, lewat petunjuk mengenai:  7 Syarat Kesejahteraan Negara (D. II, 74-75) agar dapat mempertahankan kedaulatan & hidup berdampingan dg negara lain secara damai
*      Umat Buddha berkepribadian nasional menunjukkan watak/sifat/sikap keindonesiaan yg luhur, yg membedakannya dari bangsa lain

*      BUKAN SINKRETISME
*      Ada percampuran antara agama Buddha & Siwa, seperti yg digambarkan dlm Sutasoma, Arjunawijaya, Kunjara Karnna (Buddha adalah Awatara dlm Hindu), tetapi keduanya tetap dibedakan, tidak melebur
*      Siwa – Buddha berbeda ajaran, pendeta, tempat peribadatan, wilayah binaan, pejabat dibedakan Kasogatan dan Kasiwan (Nagarakretagama)
*      Cerita Bubuksah mengunggulkan agama Buddha di Candi Siwa (Penataran), dlm kultur Jawa keduanya tidak dianggap bersaing.

*      PANCASILA DASAR NEGARA
*      Ketuhanan Yang Maha Esa
*      Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
*      Persatuan Indonesia
*      Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
*      Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Berdasarkan Pancasila, negara mengakui agama-agama yg berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menolak ateisme.
*          Sebutan Tuhan dlm agama Buddha dipergunakan oleh UU RI No 43 Th 1999 (Perubahan atas UU No 8 Th 1974 tt Pokok-Pokok Kepegawaian), sebagaimana Peraturan Pemerintah RI No 21 Th 1975 (tt Sumpah/Janji PNS): Demi Allah diganti dg demi Sang Hyang Adi-Buddha.
*          Lokakarya Pemantapan Ajaran Agama Buddha dg Kepribadian Nasional Indonesia 20 Pebr 79, Ketetapan Kongres Umat Buddha Indonesia 8 Mei 79 mengakui sebutan Tuhan Yang Maha Esa berbeda-beda, Nabi Buddha Gotama, Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka, semua sekte mempunyai umat yg berbeda-beda, melaksanakan Pedoman Penghayatan & Pengamalan Pancasila.

*      PELESTARIAN WARISAN LELUHUR
*      Umat Buddha Indonesia menerima warisan Candi sekaligus berikut semangat & hakikat spiritualitasnya
*      Candi mengingatkan kita pada kejayaan di masa silam
*      Pemusatan perayaan keagamaan secara nasional di Candi Borobudur (dll) bukan sekadar berkumpul, simbol persatuan dan wawasan nusantara, namun menunjukkan bahwa hanya ada satu agama Buddha, yang memiliki akar budaya Indonesia!

*      WAISAK LIBUR NASIONAL
*               Waisak Nasional I/ th 1953 sebelum agama Buddha diakui oleh pemerintah
*               1983 - Waisak dijadikan libur nasional
*               Hilangnya hambatan psikologis, sosial, politik umat Buddha dlm pemelukan & praktik agama, dipersatukan dlm hidup kebangsaan
*               2007 - ada 2 versi hari Waisak: 2 Mei dan 31 Mei 2007. Di Indonesia 1 Juni 2007, penetapan berdasar perhitungan astronomi.
*               Tradisi menetapkan detik Waisak, purnamasidi

*      PEMBINAAN HIDUP KEAGAMAAN
*               Negara Pancasila bukan negara agama, juga bukan negara sekuler, negara ikut serta dlm pemupukan kesejahteraan rohani para warganya & dlm pengamanan kerukunan antarumat beragama
*               Kondisi ideal kehidupan beragama:
ü  Kadar keimanan & ketakwaan yg makin tinggi & mantap, kokoh dlm pola hidup & tata-nilai beragama.
ü  Pemahaman keagamaan sedemikian matang, luas, segar, berkembang shg agama berperan sbg motivator, dinamisator, pengarah bagi kemajuan
ü  Hubungan intern umat beragama, hubungan antarumat beragama & hubungan antara umat beragama dg pemerintah serasi
*      PENYIARAN AGAMA
ü  Pelaksanaan penyiaran tidak dibenarkan untuk ditujukan thd orang yg telah menganut agama lain
ü  Pendidikan agama diberikan di sekolah sesuai agama yg dianut, oleh guru yg seagama (masih banyak hambatan dlm praktiknya)
ü  Pendirian tempat ibadah harus dg izin pemerintah, dg persetujuan masyarakat di sekelilingnya
ü  Di era reformasi, wadah tunggal bukan keharusan, pemerintah tidak mencampuri urusan intern tiap agama, budaya Tionghoa diberi kelonggaran
*      SIMBIOSIS
Tempat Ibadah
v   Latar belakang: Paralelisme pemikiran teistik yang impersonal, aspek etika moral, ajaran yang bersifat humanis, praktik ritual & budaya (Tionghoa) simbolik, kecenderungan sinkretisme penganutan Tridharma (ikut memelopori kebangkitan agama Buddha di Indonesia)
v   Pasca-G-30-S kelenteng ganti nama jadi wihara: Pratima Buddha & Bodhisattwa di antara dewa-dewa lokal (unsur Taoisme), tetapi jarang ada patung Konghucu
SIMBIOSIS
Penanggalan
ü   Kalender Saka → Hindu
ü   Penggunaan kalender Imlek →merayakan Tahun baru Imlek
Rohaniwan Buddhis
Anggota Sanggha Biku
Upasaka/Upasika Pandita & Upacarika
berpedoman pada Tipitaka/Tripitaka
Materi 5
YANG MAHA ESA
*      ORANG BUTA & GAJAH
(Udana 68)
elephant & blindmen
*      ANDA TERPANAH!
Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk perkara-perkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati.
Analogi:
Orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah itu ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat semua pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu.
(Cula-Malunkyovada Sutta, Majjhima Nikaya 63)
angrygodGAMBARAN TUHAN (DI LUAR AGAMA BUDDHA)
(+)
Maha Pencipta
Mahakuasa
Maha Pengasih
(-)
Pencemburu
Bisa marah
Bisa merusa
*      TUHAN MENDUA?
Masih banyak umat Buddha yang mencampuradukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain. Umat Buddha tidak memandang Tuhan sebagai makhluk adikodrati & adikuasa.
Konsep Tuhan dalam agama Buddha tidak mengenal DUALISME:
            Tuhan Maha Pengasih, misalnya,
            tidak mungkin juga pemarah
*      BUDDHA MENGUNGGULI BRAHMA BAKA
Bagaikan lengan yang dililit kuat oleh seekor ular,
demikian pandangan salah.
Brahma Baka yang dikenal dengan cahaya kemurnian
dan kekuatan yang hebat.
Raja Para Bijaksana mengatasinya dengan penyingkapan pengetahuan.
Berkat kekuatan ini, semoga engkau terberkahi dan berjaya.

*      AJARAN BUDDHA MENGENAI ASAL ALAM SEMESTA
Selaras dengan ilmu pengetahuan.
Dalam Aganna Sutta, Buddha menggambarkan:
¥         alam semesta berulang kali mengalami kehancuran dan tersusun kembali selama masa yang tak terhitung;
¥         bumi ini bukanlah satu-satunya planet;
¥         ada gugus-gugus yang lebih besar, tatasurya, galaksi, mahagalaksi, dst, tanpa batas.
¥         kehidupan pertama terbentuk di atas permukaan  air,
¥         kehidupan berangsur-angsur berevolusi dari organisme yang sederhana menjadi makin kompleks.
Segala proses ini tidak berawal, tidak berakhir, dan berlangsung alamiah.

*      KAIDAH SEMESTA
Apa yang kita alami merupakan kombinasi AKSI-REAKSI yang tunduk pada berbagai jenis hukum/kaidah semesta (Niyama) yang bekerja dalam dunia fisik dan mental:
1. Hukum Musim (Utu-niyama)
     berkaitan dengan asas fisik anorganik: fenomena musim
2. Hukum Benih (Bija-niyama)
     berkaitan dengan asas benih/organik
3. Hukum Karma (Kamma-niyama)
     berkaitan dengan kausal moral atau asas sebab-akibat
4. Hukum Pikiran (Citta-niyama)
     berkaitan dengan proses kesadaran, kekuatan pikiran
5. Hukum Alam (Dhamma-niyama)
     berkaitan dengan gravitasi, magnetis, gerakan gelombang



*      HARUSKAH ADA SUATU PERMULAAN?

"Sama sekali tidak ada alasan untuk menganggap bahwa dunia memiliki suatu permulaan. Gagasan bahwa segala sesuatu harus memiliki permulaan benar-benar karena miskinnya pikiran kita." (Bertrand Russell).
*      YANG TAK TERKONDISI
Buddha telah mencapai Pencerahan Sempurna, dengan demikian Buddha menghayati dan memahami Ketuhanan dengan sempurna pula.
Buddha bersabda:
“Ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Terjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak (Udana VIII:3).
Yang Mutlak = Asamkhata-Dhamma = Yang Tak Terkondisi.
Dengan adanya Yang Tak Terkondisi (Asamkhata), maka manusia yang terkondisi (Samkhata) dapat mencapai kebebasan mutlak dari samsara.
*      KITA PERLU SEBUTAN
Agama Buddha menekankan unsur transenden YANG MAHA ESA.
YANG MAHA ESA: TIDAK TERKONSEPKAN,
harus dipahami melalui PENYADARAN, bukan melalui konsep.
Tak terelakkan, ketika kita bicara tentang konsep Ketuhanan, diperlukanlah: “SEBUTAN”.
Salah satu sebutan: Adi-Buddha.
Sebutan lain:
Advaya, Diwarupa, Mahavairocana
(kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi),
Vajradhara (Tibet: Kargyu & Gelug),
Samantabhadra (Tibet: Nyingma),
Adinatha (Nepal).
*      APA ITU ADI-BUDDHA?
Adi-Buddha = Realitas Tertinggi
Adi-Buddha = Kebenaran Mutlak.
Adi-Buddha = Yang Maha Esa
Adi-Buddha = Dharmakaya
Dharmakaya: tubuh Dharma yang absolut, kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat.
Adi-Buddha bukan suatu personifikasi.
Adi-Buddha bukan sosok yang punya inti-ego (ego-conscious).
Adi-Buddha bukan Tuhan antropomorfik (menyerupai manusia).
Adi-Buddha bukan Tuhan antropopatis (berperasaan = manusia).
Adi-Buddha bukan Tuhan pencipta.

*      BENIH KEBUDDHAAN
Adi-Buddha ada dalam diri setiap makhluk sebagai BENIH KEBUDDHAAN. Dengan demikian, setiap makhluk BERPOTENSI untuk meyadari Nibbana.
"Di dalam sedepa tubuh yang terbekali dengan pikiran inilah, awal dan akhir dunia diketahui”
Devaputta Samyutta, Sutta 26





Materi 6
MEMAHAMI MASALAH KONTROVERSIAL
DALAM AGAMA BUDDHA

PENGERTIAN
§        Kontroversi: perdebatan, pertentangan
§        Kontroversial: bersifat menimbulkan perdebatan
§        Dalam Abhidhamma-pitaka terdapat Kitab Katha-vatthu yg memuat pokok-pokok kontroversi sejumlah aliran yg berakar pada tradisi Pali: perbedaan pandangan tentang sifat-sifat Buddha, Arahat, manusia, dewa, kosmologi, Nirwana, jiwa, karma, dana, dll
§        Pandangan kontroversial yg akan dibahas di sini bukan dlm konteks Katha-vatthu, melainkan apa yg berkembang di masyarakat dewasa ini

APAKAH BENAR SEMUA AGAMA SAMA SAJA?
§        Sikap/praktik keagamaan:
§      eksklusivisme 
§      inklusivisme
§      paralelisme
§      sinkretisme
§        Yg diajarkan oleh Buddha: Satu-satunya Jalan mengakhiri penderitaan (Dhp. 273-275)
§        Di luar Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidaklah mungkin ditemukan orang yg mencapai kesucian (D. II, 151)

FRAGMENTASI SEKTE
§        Sekte: kelompok yang memisahkan diri dari suatu agama induk (mainstream)
§        Timbul dg adanya seorang pemimpin karismatik, pemikiran & penafsiran baru atau protes menyangkut kepemimpinan, ajaran/doktrin/nilai, atau ritual
§        Kalau tdk menarik diri dari lingkungan sosial, giat mencari anggota baru; Tdk jarang mengandung mistik
§        Berkembangnya macam-macam aliran & paham sektarian potensial membawa konflik & krisis nilai
§        Pandangan kontroversial bukan hanya menyangkut perjumpaan antar-agama, tapi juga antar-sekte

KENISBIAN
§        Keterbatasan kemampuan manusia untuk menangkap seluruh kebenaran perlu disadari, atau kalau tidak kita menempatkan diri bagai orang-orang buta yg berdebat mengenai bentuk gajah (Ud. 68-69)
§        Jika seseorang telah mendengar, kemudian mengatakan inilah yg telah aku dengar, ia melindungi kebenaran sepanjang tdk secara kategorik mengambil kesimpulan bahwa hanyalah ini yg benar, dan semua yg lainnya keliru (M. II, 171)
§        Walau hanya ada satu ajaran Buddha, ada banyak aliran/sekte (Buddha mengajar dengan banyak cara)
§        Tidak semua orang menyukai atau memerlukan menu yg sama (bandingkan pula dg obat)

MENGHADAPI MASALAH LURUS & SESAT
§        Jangan menyatakan apa yang tidak pernah dikatakan oleh Tathagata sebagai sabda Tathagata, jangan mengingkari apa yang telah disabdakan oleh Tathagata (A. I, 59)
§        Menguji, apakah sesuai dengan Sutta dan Winaya (D. II, 123-125)
§        Mempelajari bersama, tidak mempertengkarkan, melainkan cermat membandingkan kalimat & makna, demi kebaikan orang banyak (D. III, 127)
§        Tidak memerlukan pemungutan suara
§        Melihat konteks & relevansi

YANG MURNI DAN TIDAK MURNI?
§        Berdasarkan Kitab Suci, ada versi Pali dan versi Sanskerta dg turunannya dalam bahasa lain.
§        Mahayana bukan ajaran yg menyimpang atau belakangan. Buddha tidak berbahasa Pali, terdapat sumber awal yg sama dari Therawada & Mahayana, Mahayana tdk berasal dari Therawada, Therawada bukan Hinayana, bahkan dulunya kedua aliran belum pernah bertemu sehingga tdk mungkin terlibat dlm perselisihan doktrinal apapun (Piyasilo, The One Way, 1981)
§        Tidak ada perbedaan yg mendasar antara Therawada & Mahayana (Kongres Dunia I Dewan Sanggha Dunia di Kolombo, 1967)

TERBUKANYA KERANJANG KANON
§        Konsili I dpp Mahakassapa di Gua Sattapani membacakan Sutta & Winaya; ada catatan tentang persamuhan dpp Vashpa di luar gua
§        Biku Purana dkk tiba setelah konsili berakhir, pernyataannya menolak anggapan bahwa ajaran Buddha hanya terbatas pada apa yg dibacakan dlm konsili (Vin. II, 290)
§        Berabad-abad keranjang kanon terbuka untuk dimasukkan teks-teks yg tertinggal/belakanganKonsili IV: Sthawirawada di Sri Lanka (Pali), Sarwastiwada di Kashmir (Sanskerta).

SILANG PENDAPAT TERMINOLOGI
§        Buddha manusia biasa? (bagaimana menjelaskan peristiwa kelahiran-Nya?         M. III, 119-123)
§        Buddha hidup,
§        Buddha mutakhir
§        Teis, ateis atau non-teis, Deis, monoteis, panteis, politeis
§        Tuhan dan Ketuhanan Yang Maha Esa:
§        Adi-Buddha, Tathagata, Asankhata-dhamma/ Nirwana

APA YANG DIKATAKAN OLEH BUDDHA MENGENAI DIRINYA SENDIRI?
§             Aku bukan dewa/ gandarwa/yaksa/manusia. Aku adalah buddha (yang sadar).(A. Ii, 37)
§             Aku sendiri bangun sepenuhnya (vin. I, 8)
§             Tathagata, tidak datang dari mana-mana, tidak pergi ke mana-mana (Vajr.P. 26)

GURU SEKALIGUS DOKTER
§             Aku adalah Brahmana, tempat makhluk-makhluk mendapatkan pertolongan... seorang dokter dan ahli bedah yang tiada tara. (It. 100)
§             Merawat orang sakit berarti melayani Tathagata (Vin. I, 302)
§             Melayani semua makhluk berarti melayani para Buddha

ARCA/PRATIMA BUDDHA        
§             Mulanya Buddha pantang digambarkan
§             Arca Buddha tertua (78 M)   dibuat oleh seniman Yunani, model Dewa Apollo
§             Arca seperti simbol lain: atribut, visualisasi/cermin gagasan, sarana mendekatkan diri kepada Buddha
§             Bukan tujuan penyembahan
§             Bandingkan dengan perlakuan terhadap potret seseorang yg kita kagumi, atau bendera & simbol negara

3               CARA PANDANG
§             Buddha historis
§             Buddha manifestasi keluhuran yg transenden
§             Buddha mendatang

ISTILAH-ISTILAH UMUM KEAGAMAAN
§             Agama langit atau agama bumi (wahyu atau ciptaan akal budi)
§             Nabi dan kenabian
§             Dakwah/penyiaran agama
§             Otoritas keagamaan
§             Kesucian: kitab suci, orang suci, hari suci, orang suci, tempat suci, air suci
§             Iman dan takwa
§             Doa meminta
§             Keselamatan, pertobatan dan penebusan
§             Karma hukum pembalasan?
§             Setan dan arwah

PERMASALAHAN DALAMPRAKTIK KEAGAMAAN
§             Lebih berdasarkan tradisi, belum merujuk pada Kitab Suci
§             Mengutamakan aspek ritual
§             Menjadi umat sesosok guru atau majelis/sekte, belum sebagai umat Buddha
§             Kepemimpinan tanpa kompetensi
§             Berkumpul bukan bersatu (karya bersama malah kecil…)
§             Peran personal belum struktural
§             Sindroma minoritas kompleks

VEGETARISME
§             Komitmen terhadap sikap menolak pembunuhan (Sila Bodhisattwa)
§             Vegetaris adalah cara untuk melatih diri
§             Kesucian tidak ditentukan oleh apa yang dimakan atau tidak dimakan, tetapi tergantung keadaan batin
§             Dalam 3 hal makan daging harus ditolak: jika melihat, mendengar, mencurigai kalau seekor binatang sengaja dibunuh khusus untuk kita. Tercela karena menyuruh menangkap, mengikat (menyiksa), menyuruh membunuh, binatang itu mati, & memberi apa yang tidak diperkenankan kepada orang yang harus dihormati (M. I, 369-371)
PERBEDAAN TRADISI THERAWADA
§             Manusia individual
§             Upaya sendiri
§             Kebijaksanaan
§             Cita-cita: Araha
§             Buddha = Guru
§             Menghindar metafisika
§             Konservatif
§             Kanon Pali Tipitaka
§             The Doctrine of the Eyes

MAHAYANA
§             Manusia bersama
§             Ada pertolongan
§             Belas kasih
§             Cita-cita: Bodhisattwa
§             Buddha = Penyelamat
§             Mendalami metafisika
§             Liberal
§             Kanon Sanskerta Tripitaka
The Doctrine of the Heart



Materi 7
INILAH BUDDHAYANA
Adakah satu aliran agama Buddha yg merupakan satu-satunya ajaran yg benar dan lengkap?
Jika ADA, aliran yg mana itu?
Jika TIDAK ADA, adakah paling tidak
suatu ajaran dan praktik yg umum di antara berbagai aliran dalam agama Buddha?
Semasa Buddha masih hidup, masalah ini tidak muncul. Masalah ini muncul segera setelah Parinirwana Buddha dan menjadi jejak yg mencirikan perkembangan agama Buddha melintas keluar India sepanjang sejarah.
Ø   SEKTARIANISME-1
1.      Kepercayaan terhadap pandangan salah akan adanya suatu diri (sakkaya ditthi), rintangan pertama dalam jalan menuju Pencerahan (kemelekatan pada literatur)
2.      Pikiran yg tertutup dan cara pandang yg mementingkan diri sendiri, tidak menyadari keegoisan sendiri
3.      Berpendapat bahwa "aliran lain itu salah, sesat, dan tidak seperti aliran sendiri yang murni"

Ø   SEKTARIANISME-2
1.      Buruk dan tidak perlu adanya. Dengan sombong dan kasar menyakiti akar dari agama Buddha dan memperlihatkan lemahnya perkembangan spiritual mereka
2.      Mengembangkan sifat fanatik
3.      Menciptakan dan menyebarkan kebencian, rintangan untuk kemajuan spritual
4.      Kurangnya welas asih yg pada akhirnya akan membawa akibat berupa perpecahan dan kesengsaraan

PERSAMAAN THERAVADA & MAHAYANA
1.        Mengakui Buddha Gotama sebagai pendiri ajaran Buddha.
2.        Menerima Tiga Corak Kehidupan, Empat Kebenaran Mulia, Jalan Mulia Berfaktor Delapan, Musabab Yang Saling Bergantung sebagai ajaran dasar.
3.        Menerima doktrin Hukum Karma seperti yang diajarkan Buddha.
4.        Menolak gagasan suatu makhluk adikuasa yang maha pencipta dan mahakuasa.
5.        Menerima doktrin kelahiran berulang.
6.        Menerima adanya alam-alam lain: neraka, peta, dewa, brahma, dll.
7.        Mengajarkan “Penyadaran Murni” dan pentingnya mengembangkan kebijaksanaan untuk memahami hakikat Kebenaran.
8.        Menerima tujuan umum mengakhiri penderitaan dan menyadari Nirwana.

AJARAN BUDDHA DI BARAT
Agama Buddha: agama yang tumbuh paling pesat di Barat.
v   Sifat ajaran yang menarik minat orang Barat: EHIPASSIKO.
v   Lebih dari seabad yang lampau, orang-orang Perancis, Belanda,Inggris mulai melancong ke Timur Jauh, belajar Dharma.
v   Belakangan, umat Buddha Timur mengungsi ke Barat: orang Tibet, Vietnam; mereka membawa Dharma.
v   Praktik Buddhis yang menarik orang Barat: MEDITASI
v   Paham yang diikuti: “ONE DHARMA”

KENDARAAN BUDDHA
Buddha sangat piawai mengajar dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kecenderungan dan kemampuan setiap orang (upaya-kausalya / skillful means).
Buddha menunjukkan Jalan dengan 3 kendaraan (triyana): Sravakayana, Pratyekabuddhayana, Bodhisattvayana.
Seluruh Dharma itu hanyalah satu kendaraan (ekayana), yaitu Buddhayana (Saddharmapundarika-Sutra II).
Konsep yang berkembang di Barat: ”One Dharma”
Konsep ini SUDAH ditemukan dan berkembang di Indonesia dengan nama: ”Buddhayana”

BUDDHAYANA-1
Buddhayana BUKAN SEKTE, melainkan WAWASAN & SIKAP dalam memahami ajaran Buddha yang menjunjung tinggi NILAI-NILAI:
v  Non-sektarianisme
v  Inklusivisme
v  Pluralisme
v  Universalisme
v  Keyakinan kepada Dharmakaya

BUDDHAYANA-2
Non-sektarianisme:
v  BUKAN sekte baru yg NON-Theravada/Mahayana/Vajrayana.
v  BUKAN SINKRETISME (campur-aduk ajaran).
v  Mau MEMPELAJARI dan memetik ESENSI (welas asih & kebijaksanaan) semua tradisi Buddhis.
v  Praktik pribadi menurut tradisi yang sesuai dengan  kecenderungan masing-masing.

Inklusivisme:
v  Tidak menganggap tradisi/agama tertentu lebih mulia dari yang lain (holier-than-thou) dan efektif untuk semua orang.
v  Menghargai adanya kadar kebenaran tertentu dalam tradisi/agama lain.

BUDDHAYANA-2
Pluralisme:
v  Membangun rasa persatuan, kerja sama, dan pengertian antar-tradisi Buddhis.
v  Membangun toleransi dan harmoni antar tradisi/agama.
Universalisme:
v  Melayani semua tradisi Buddhis, non-Buddhis sekalipun.
v  Mengasihi semua makhluk (termasuk hewan) dan lingkungan hidup, menjadi “warga dunia”.

Keyakinan kepada Dharmakaya:
v  Menganut Dharmakaya / Nibbana / Adi-Buddha /Yang Maha Esa sebagai Tujuan Mutlak.
v  Tidak menganut konsep Tuhan yang dipersonifikasikan. Menjalani ”Jalan Mulia Berfaktor Delapan” sbg CARA hidup.

TOKOH-TOKOH NILAI BUDDHAYANA
Buddha Gotama
Sammasambuddha Gotama
Buddha-yana, Kapilavatthu
Sukong Buddhadasa 
B. Ashin Jinarakkhita                      Biku Buddhadasa         
Therawada, Indonesia                     Therawada, Thailand
TNH dalai_lama Dhammananda
B. Thich Nhat Hanh                Dalai Lama                  B. Sri Dhammananda
Mahayana, Vietnam                Wajrayana, Tibet         Therawada, Sri Lanka
sulak-sivaraksa sangharakshita
Ajahn Sulak                            Sangharakshita
Therawada, Thailand              Mahayana, Inggris


BUDDHAYANA, HARUS MULAI DARI MANA?
v   Riwayat Hidup Buddha
v   Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan
v   Doktrin Dasar atau Sepuluh Prinsip Universal
v   Seandainya karena terpaksa oleh keadaan atau tempat lahir kita harus berakar pada aliran tertentu, kita juga semestinya menjaga agar pikiran tetap terbuka dengan cara studi banding terhadap aliran Buddhis lain
v   Jika kita serius terhadap perkembangan spiritual dan tidak terlalu memperhatikan aspek kultural dan historis, maka kita tidak perlu berafiliasi pada salah satu aliran/sekte/tradisi, karena bukankah semua aliran itu hanyalah suatu ekspresi kultural yg merupakan bentuk luar belaka?

10      PRINSIP UNIVERSAL DALAM AGAMA BUDDHA

v  BUDDHA — Guru historis, prinsip spiritual Pencerahan, inspirasi, cara, tujuan
v  CITA-CITA BODHISATTVA
v  HIDUP INI SATU dan TAK BERBAGI
v  KETIDAKKEKALAN atau LINGKARAN KEBERADAAN
v  TANPA INTI atau KESUNYAAN
v  KARMA dan KELAHIRAN BERULANG
v  EMPAT KEBENARAN MULIA
v  JALAN TENGAH — tidak ekstrem
v  PENYELAMATAN DIRI SENDIRI
v  MEDITASI— pengembangan pikiran tertinggi

BUDDHAYANA DI INDONESIA
Berpedoman pada Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka
·           Sumber utama semua aliran agama Buddha adalah kitab suci Tipitaka/Tripitaka

Berkepribadian Nasional
·           Untuk dapat mengakar dengan kuat, suatu agama harus menyesuaikan dengan budaya atau kepribadian bangsa setempat
·           Agama Buddha, ketika masuk ke Tibet menjadi agama Buddha Tibet, ketika masuk ke Cina menjadi agama Buddha Cina. Ketika masuk ke Indonesia seharusnya menjadi agama Buddha Indonesia.

BUDDHAYANA DI INDONESIA
·           Satu wihara untuk puja bakti semua aliran (dengan jadwal masing-masing)
·           Bacaan paritta/mantra atau sutta/sutra tidak terbatas untuk penganut satu sekte
·           Hari-hari suci dirayakan tanpa membedakan tradisi       
·           Dharmadesana tidak eksklusif ajaran satu sekte
·           Mempelajari ajaran intersekte → pascasekte
·           Penggunaan kosakata Buddhis dlm bahasa Indonesia
·           Individu dapat memilih tradisi yg paling cocok baginya
BUDDHA SENDIRI TRADISI APA?
·           Tidak pernah terdapat Therawada, Mahayana, atau Vajrayana semasa Buddha Gotama membabarkan Dharma
·           Label-label tersebut baru diperkenalkan di era sesudahnya oleh umat Buddha sebagai suatu alasan untuk memudahkan mereka memahami dari mana seseorang memandang kedalaman dan totalitas Buddha dan Ajaran-Nya.
·           Kita tidak seharusnya bermimpi untuk menyebut Buddha sebagai seorang Therawada, Mahayana, atau Wajrayana, bahkan Buddha tidak pernah menyebut diri-Nya sendiri sebagai seorang 'Buddhis‘!

Hanya ada SATU DHARMA, bukan banyak. Pembedaan muncul dari pemikiran orang yang gelap batin. ~ Seng-Ts’an, Sesepuh Zen Ketiga ~






0 komentar: