Pages

Senin, 08 Oktober 2012

Massa vasssa


Masaa Vassa
By: Adi Dharma PP

A. Pengertian
Massa vassa adalah masa musim hujan,dimana selama musim hujan para bhikkhu bertempat tinggal di vihara, selama kurang lebih tiga bulan. Massa vassa ini para bhikkhu mengajarkan dhamma serta menghayati  dan mengamalkan dhamma. Diwaktu masa vassa ini para bhikkhu tidak boleh mengembara karena pada masa musim hujan banyak sekali binatang-binatang kecil yang berkembangbiak.oleh sebab itu jika para bhikkhu mengadakan perjalanan, maka kemungkinan besar banyak binatang yang mati karena terinjak oleh kaki atau roda kendaraan yang beliau naiki. Oleh karena itu Buddha melarang para bhikkhu mengembara pada musim hujan. Para bhikkhu diharuskan menetap pada suatu tempat di vihara atau di hutan. Tempat dimana para bhikkhu mengadakan masa vassa harus dekat dengan desa agar dapat menerima dana makanan dari masyarakat, namun jaraknya harus lebih dari 500 langkah dari batas desa.

Menurut ketetapan dari sang buddha masa vassa dilaksanakan dua periode yaitu:
a.       Periode satu vassa (punmikavassupanayika) yaitu sehari setelah purnama di bulan asadha.
b.      Periode terakhir masa vassa (pacchimikavassupanayika) di mulai sebulan setelah purnama di bulan asadha.
Saat masa vassa merupakan saat untuk para bhikkhu melaksanakan Samanadhamma (dhamma bagi para samana dengan melatih samatha bhavana dan vipassana bhavana dan membuat peraturan-peraturan tertentu untuk diri mereka sendiri ).

B.     Aktivitas pada masa vassa
Hari pertama untuk pelaksanaan tersebut disebut vassupanayika yaitu setelah bulan purnama melewati satu hari dalam bulan asadha(Hari pertama pada bulan kedelapan).bulan keempat dari musim hujan di pergunakan oleh para bhikkhu untuk waktu civara, untuk mencari civara atau untuk membuat civara atau untuk mengganti civara yang lama.pada saat itu pada umumnya musim hujan telah mereda, bhikkhu tersebut  harus melaksanakan pavarana(upacara untuk mengakhiri masa vassa).
Ketika para bhikku melakukan perjalanan dengan gerobak atau kapal barang telah tiba vassa maka para bhikkhu harus masuk vassa pada daerah itu. Para bhikkhu dinasehati untuk melaksanakan aditthana, idha vassamupemi ( saya memasuki musim penghujan disini) bila kereta atau gerobak itu berjalan terus maka para bhikkhu harus mengikuti kemana mereka pergi. Jika tiba di suatu tempat terdapat bhikkhu menetap menjalani vassa maka mereka harus tinggal disana dengan bhikkhu lain dan bila iring-iringan gerobak telah tiba di tempat semula dan berpisah satu sama lain maka bhikku yang ada pada mereka dinasehatkan untuk tinggal dengan bhikkhu lain. Namun para bhikkhu dilarang membuat peraturan yang tidak benar : Larangan berbicara dan belajar dhamma dan vinaya, mengulang dhamma, memberikan dhammadesana, kebaktian, memberikan pabbaja dan memberikan upasampada dan niscaya mengharuskan melakukan dhutanga untuk mengembangkan samanadhammma. Mereka saling memberikan nasehat agar rajin dalam membicarakan dan belajar dhamma dan vinaya, dalam tugas keagamaan, mengetahui batas berbicara, dan mau mengikuti dhutanga serta mengembangkan samanadhamma sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya. Apabila para bhikkhu meninggalkan tempat untuk bermalam lebih dari tujuh hari maka ia tidak dapat menerima manfaat dalam memasuki vassa. Seorang bhikkhu diperkenankan pergi untuk sesuatu yang penting tetapi harus kembali dalam waktu tujuh hari hal ini dinamakan sattahakaraniya (tujuh hari untuk menyelesaikan pekerjaan  apabila seorang bhikkhu untuk sattahakaraniya ia harus adhittana bahwa dia akan kembali tepat waktu dan kurang dari tujuh hari. Bila ia tidak melakukanya misalnya ia akan berfikir akan kembali pada hari itu tapi ada beberapa bahaya yang menghalangi kembali tepat waktu maka vassanya tidak terputus karena dia masih dalam batas waktu yang dipoerkenankan oleh Sang Buddha.

Pekerjaan yang dapat menjadikan untuk sattahakaraniya di dalam vinaya pali telah disebut sebagai berikut:
a.       Teman-teman sedhamma (para bhikku dan samanera) atau ayah ibu yang sedang sakit dan jika bhikkhu mengetahuinya maka bhikkhu itu boleh merawat mereka.
b.      Teman-teman sedhamma yang merasa tidak puas dengan brahmacari dan ingin melepas jubah dan apabila seorang bhikkhu mengetahuinya maka ia boleh pergi untuk menenangkannya.
c.       Ada beberapa tugas yang harus dilakukan sangha misalnya vihara itu rusak pada masa vassa seorang bhikkhu boleh pergi dan mencari material untuk membetulkannya.
d.      Para donatur ingin menambah kebaikan mereka akan mengundang seorang bhikkhu maka bhikkhu itu boleh pergi (untuk mencari material untuk membetulkannya)
Apabila selama menetap dalam vassa timbul bahaya sehingga para bhikkhu tidakdapat tinggal lebih lama maka mereka meninggalkan tempat itu walaupun masa vassa telah putus mereka tidak akan jatuh ke apati.  Dalam vinaya bahaya tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Para bhikkhu diganggu oleh para binatang, penyamun atau setan tempat tinggal terbakar dan terhanyut oleh air bah
b.      Bahaya-bahaya itu terjadi pada gocaragamma (rumah-rumah untuk mengumpulkan makanan) dan sulit untuk para bhikkhu dalam mengumpulkan dana makanan.
c.       Apabila seorang bhikkhu hanya memiliki sedikit obat dan makanan apabila para bhikkhu dapat bertahan dengan kekurangan tersebut, mereka harus bertahan.
d.      Seorang wanita datang ke vihara yang menggoda seorang bhikkhu atau sanak saudara yang mengganggunya dengan mengiming-iming harta benda lainnya.
e.       Bila sangha yang berada dalam vihara, sangha yang berada di vihara lain akan pecah bahkan sudah pecah (akibat adudomba). Seorang bhikkhu boleh pergi untuk mencegahnya untuk merukunkan kembali.
Seorang bhikkhu yang tinggal sepanjang musim hujan hingga dia membuat pavarana dapat memperoleh keuntungan dari menjalani vassa seterusnya untuk  satu bulan yaitu:
  1. Bila berkeinginan untuk berkelana, maka tidak perlu untuk berpamit sesuai dengan peraturan latihan keenam dari acelakavagga bab paccitiya
  2. Bila berkelana, ia tidak perlu membawa perangkat jubah yang komplit(jubah luar dan dalam)
  3. Ia boleh makan  dalam cara ganabhojana(makan dalam satu kelompok para bhikkhu), dan paramparabhojana(memakan makanan yang dihidangkan dalam satu undangan).
  4. Ia boleh menyimpan sebanyak mungkin atireka-civara yang di sukai.
  5. Civara yang telah terjadi pada tempat menjalani vassa adalah hak miliknya untuk dibaw pergi.
Vassa dapat diartikan sebagai jubah phala atau sebilah bambu kain atau hari persembhan bagi umat Buddha kepada anggota sangha, berupa jubah, lilin, hio, dan sebagainya.
sehingga sangha memiliki hak dalam menentukan apakah upacara khatina dilaksanakan atau tidak, bila dikeh endaki maka  dipilih seorang bhikkhu untuk menerima persembahan kain untuk membuat jubah dari umat dan sebagainya.tetapi tidak semua persembahan jubah tersebut bisa disebut persembahan jubah khatina, mengingat jumlah bhikkhu di indonesia masih sangat sedikit dan jarang yang bervassa di satu tempat yang sama.

C.    Pavarana (Upacara Untuk Mengakhiri Masa Vassa)
Pavarana dilakukan sebagai pengganti uposatha, dilakukan pada bulan khatina pertama setelah menyelesaikan vassa tiga bulan.pavarana dilakukan dengan cara setiap bhikkhu diminta untuk berbicara satu dengan yang lainnya tentang setiap kesalahan atau perilaku yang tidak patut dilakukan  pada masa vassa. Bila hal tersebut tidak dilaksanakan pada saat itu maka tiga pavarana secara ringkas dapat dilaksanakan pada hari biasa(pada hari kelima belas) disebut ajjapavarana, karena pavarana biasanya jatuh dihari kelima belas.
Peraturan dalam pelaksanaan pavarana harus dilakukan bila jumlah mereka lebih banyak dari para bhikkhu yang  berhak melaksanakan pavarana., maka patimokka  haruslah dibacakan ,bila pembacaan patimokka telah selesai maka bhikkhu yang lain berhak untuk melaksanakan pavarana.pavarana tidak dapat dilakukan dan dilarang bila  di vihara hanya terdapat bhikkkhu kurang dari lima orang. Jumlah bhikkhu paling sedikit lima orang karena jika satu orang bhikkhu membuat pavarana dan keempat lainnya akan mencapai jumlah persyaratan(kaorum) yang dimintai oleh sangha. .   

0 komentar: