PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Sunya berarti kosong. kosong disini
bukanlah nihilisme,melainkan sebaliknya suatu kepenuhan.sunya juga
diidentifikasikan dengan Nirvana,yang absolut,realitas yang mutlak atau
realitas itu sendiri.Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak,atau sifat dari
kata ,mengandung arti yang sama.Bila sunya disebut sebagai kosong,maka sunyata
adalah kekosongan.sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.
Sunya yang beratri sebagai kekosongan,
adalah juga menyangkut mengenai penembusan hakikat segala sesuatu.Segala
sesuatu dikatakan sunya (kosong) adalah dimana segala fantasi atau konsep, atau
pandangan yang keliru tentang orang benda lenyap seperti mimpi yang
buyar.Manusia dan fenomena lainnya adalah sunya,kosong dari inti,kosong berarti
subtansi.
Sunyata sebagai kekosongan yang bukan
nihilisme berarti juga bukanlah sutau teori pada dirinya sendiri.Segi negasi
yang terkandung dalam sunyata bukanlah menjadikan sebagai nehilisme.Dalam
dialetika Mahyadhyamika,sunyata bukanlah suatu penolakan terhadpah relitas.Sunyata
justru menolak pandangan yang menolak realitas,dan pandangan tentang
kemutlakan.Relitas bukanlah eksitensi atau non-eksitensi(ada atau tidak
ada),kedua-duanya atau bukanlah atau
bukan kedua-kedua.Sunyata menyatakan bahwa yang Absolut hanya dapat realisir sebagai yang buakn
dualisme melalui kebijaksanaan transenden (prajna).
Berdasarkan perbedaan penafsiran kedua
golongan staviravdha dan mahasnghika dalam konsli kedua yang di adakan di
vesali tersebut, maka penulis bermaksud ingin membuat makalah yang berjudul
“Sunya dan Sunyata Dalam Perspektif Agama Buddha Aliran Mahayana”, makalah
tersebut bertujuan untuk mengkaji tentang Sunya dan Sunyata dalam aliran
Mahayana.
B.Rumusan
Masalah
Adapun rumusan permasalahnya adalah sebagai berikut:
1. Mendifinisikan
Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana?
2. Mendeskripsikan
Sunya dan Sunyata dalam perspektif agama Buddha aliran Mahayana ?
C.Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas terstruktur
mata kuliah Mahayana II.
2. Untuk
mendefinisikan Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana.
3. Sebagai
pengetahuan dalam memahami Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana
D.Manfaat
Semoga dengan adanya makalah ini,dapat bermanfaat bagi mahasiswa STIAB
dan dijadikan sebagai acuan belajar, hingga dapat dijadikan ilmu untuk
memperoleh pegetahuan yang baik tentang Sunya dan Sunyata dalam perspektif
agama Buddha aliran Mahayana.
BAB
II
PEMBAHASAN
Sejarah
Kemunculan Mahayana
Fakta sejarah mengatakan bahwa
kemunculan Mahayana dimulai sejak Sang Buddha Parinibbana (544 atau 487 SM),
dan menjadi hampir lengkap pada abad pertama. Setelah Parinibbananya Sang
Buddha dan menjelang abad tersebut bermuncullah aliran-aliran pemikiran baru dalam
agama Buddha. Oleh karenanya kemunculan Mahayana perlu dilihat dari beberapa
konsili-konsili yang ada.
1. Mendifinisikan
Sunya-Sunyata
Sunya berarti kosong.kosong disini bukanlah
nihilisme,melainkan sebaliknya suatu kepenuhan.sunya juga diidentifikasikan
dengan Nirvana,yang absolut,realitas yang mutlak atau realitas itu
sendiri.Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak,atau sifat dari kata ,mengandung
arti yang sama.Bila sunya disebut sebagai kosong,maka sunyata adalah
kekosongan.sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.
Sebagai suatu pengalaman ,sunya tidak bisa
dibagi ,melainkan harus dialami sendiri .Sunya merupakan kedamaian yang tidak
diakibatkan oleh pemikiran dan intelektualitas .Sunya tidak terungkapkan oleh
kata-kata yang merupakan cetusan pikiran.sunya bukanlah suatu yang terbatas,dan
mengatasi pikiran,dan bukan yang masih termasuk dualisme.
Sunya yang beratri sebagai kekosongan, adalah
juga menyangkut mengenai penembusan hakikat segala sesuatu.Segala sesuatu dikatakan
sunya (kosong) adalah dimana segala fantasi atau konsep, atau pandangan yang
keliru tentang orang benda lenyap seperti mimpi yang buyar.Manusia dan fenomena
lainnya adalah sunya,kosong dari inti,kosong berarti subtansi.Karena itu
fenomena sesungguhnya hanyalah nama,konvensi.fenomena muncul dari
kondisi-kondisi yang saling bergantungan.Ada sebenarnya tidak ada
.Eksistensi tidak disertai ensensi.Saya tidak ada .Suny a dalah
sinonim dengan ajaran Buddha tentang anatma aatau tanpa aku.Sunya menyangkal adanya
sutau subtansi yang terpisah dan ada dengan sendirinya tanpa tergantung atas
yang lain-lainnya.
Jika kekosongan (sunya) disadari,maka akan
terpahami bahwa ada yang tersinggung dan sedang marah misalnya sesungguhnya
tidak ada,tidak terdapat diri atau aku yang reputasinya perlu ditaruh begitu
tinggi.Tidak ada obyek atau makhluk cantik yang perlu dimiliki.Dengan menyadari
kekosongan,maka keterikatan,kebencian,iri hati,keangkuhan dan lain-lain akan
lenyap. Dengan menyadari sunya menjadikan sesorang bergerak secara bebas
,karena tenaga dan waktunya tidak dihabiskan oleh:
1. Keterikatan
2. Kebencian
3. Kebodohan
Sunya mengubah hidup yang
melekat kepada hal-hal duniawi.Sunya mengatasi kebodohan.Sunya mengatasi
kebodohan,karena hal itu menyangkut cara pandang,pengetahuan kita terhadap
fenomena sebagai sesuatu yang tidak berinti,atau bukan substani yang berdiri
sendiri.Menyangkut lenyapnya kebodohan,inti bearti bahwa yang kita butuhkan
adalah mengubah pikiran,cara pandang,menginterprsetasi,dan bereaksi terhadap dunia disekitar dan di dalam diri kita
sendiri.
Sunya juga sejalan dengan hukum pratitya
samutpada,bahwa segala benda-benda muncul sebagai suatu serial penampakan ,dan
semata-mata hanyalah suatu kejadian,suatu peristiwa.Benda pada dirinya sendiri
adalah kosong sunya terdapat di dalam semua dharma,bahwa segalanya adalah
kosong,tanpa inti.
Sunya dapat dipahami dari dua titik
–tolak:
1. Berpangkal
pada fenomena atau kenyataan yang empiris yang berarti.Kosong dari inti yang
berdiri sendiri,bebas dari subtansi yang berdiri sendiri
2. Berpangkal
dari pandangan yang absolut,sunya berarti bebas dari pembahasan,tak
terungkapkan oleh kata-kata atau tak tercapai oleh kontruksi pikiran,bebas atau
diluar dari dikotomi intelektualitas.
Sunya sebagai kekosongan yang bukan nihilisme berarti juga bukanlah suatu
teori pada diri sendiri. Segi negasi yang terkandung dalam Sunyata bukanlah
menjadikannya sebagai nihilime. Dalam dialektika Madhyamika Nagarjuna, Sunyata
bukanlah suatu penolakan terhadap realitas. Sunyata justru menolak pandangan
yang menolak realitas, dan pandangan tentang kemutlakan realitas.
Realitas bukanlah eksistensi atau non-eksistensi (ada atau tak ada),
kedu-duanya bukan kedua-duanya. Sunyata menyatakan bahwa Yang Absolut tak
terungkapkan dengan kemampuan bahasa. Yang Absolut hanya dapat direalisir
sebagai yang bukan dualisme melalui kebijaksanaan transenden (prajna).
Karenanya memegang Sunyata sebagai suatu teori adanya bahaya, bagaikan
memegang ular pada ekornya atau ahli sihir yang terbunuh karena sihirnya.
Sunyata bukanlah sekedar suatu konsep intelek, melainkan suatu aspirasi
kesempurnaan. Untuk ini diperlukan meditasi, ketidak-terikatan terhadap segala
hal, termasuk Sunyata itu sendiri sebagai suatu konsep.
2.SUNYA DAN
PRAJNA
Istilah yang paling cocok untuk menhadirkan
sesuatu dalam pengalaman kita didunia,yang dengan itu semua pengetahuan bisa
menemukan validitasnya.bagaiman juga kaum mahayana tidak terpuaskan sepenuhnya
dengan istilah ini ,karena ingin masukannya dalam sitem pemikiran yang dicocokan
kembali dalam pemiikiran Buddha sendiri.karenanya meraka menyebutnya kekosongan (sunyata).Dengan demikian sunyata
adalah tathata dan tathata adalah sunyata.Kekosongan adalah kedemikianan dan
kedemikianan adalah kekosongan.Istilah kekosongan sudah digunakan dalam Agama
Buddha sejak awal sejarahnya,tetapi
artinya belum didenfinisikan melampau keberadaanya dengan ketiadaan atau
kekosongan,dalam arti tidaka ada isi.Kaum mahayana menjadikannya memiliki arti
yang sama dengan kedemikianan.
Menyatakan bahwa semua objek yang tertentu
yang kita lihat disekeliling kita,termasuk diri kita sendiri,adalah
kosong,karena kekosongan,dari kekosongan.dengan kekosongan dan di dalam
kekosongan merupakan sebuah pernyataan yang sangat berani.mereka berada dalam
setiap rangkaian kemudian terhubung dalm kekosongan.Kesalahan besar terjadi
jika kekosongan diartikan sebagai kenihilan dan dipertentangan dan kepenuhan
atau substansialitas.Kaum mahayana
selalu menentang hal tersebut,sedangkan cara kita berpikir biasanya dalam
membagi,membuat polarisasi,dan mempertentangkan hal atau ide yang satu dengan yang lain.sangat
tidak menguntungkan yang terjadi dalam hidup kita,kita berpikr baahwa kita
telah mewarisi sejumlah perbendaharan bahasa beserta arti yang diberikan
padanay oleh nenek moyang kita,dan bahwa jika kita mempunyai sebuah ide baru
yang belum pernah berpikirkan olehnya ,kita telah “mengisi botol yang tua
dengan anggur yang baru”.Karena alasan ini ,maka apa arti kekosonganmenurut
pengertian Buddhis,barat menyadari apa artinya kekosongan menurut pengertian
Buddhis,karena dalam.sejarah pemikiran mereka,mereka mempuh cara ini untuk
memahami segala sesuatu.jadi mari kita ulangi sekali lagi bahwa kekosongan
janganlah dikacaukan dengan kenihilan,ketiadaan isi,negasi semata terhadap
keberadaan.
Kaum Mahayana menegaskan bahwa kekosongan
bukanlah objek intelektual tetapi prajna,yang dimengerti secara intutif.Tak ada
gunanya berdebat.Kekosongan masalahnya adalah apakah anda menyadari atau
tidak.jika anda menyadarinya,tidak ada artinya argumen,tidak ada gunanya
manyakinkan anda tentang itu.tetapi,sekali prnja disadari,Anda akan segera
mengetahui apa kekosongan itu sesungguhnya, dan bagaimanapun logis dan tak
terbantahkannya suatu manuver dialektis seorang filsuf,anda tidak artinya
argumen,tidak ada gunanya menyakinkan anda tentang itu.tetapi,sekali prjna
disadari,anda akan segera mengetahui apa kekosongan itu sesungguhnya,dan
bagaimana logis dan tak terbantahkannya suatu manuver dialektis seorang
filsuf,anda tidak akan pernah tergoyahkan dari apa yang telah anda
pahami.inilah maksud dari frasa berikut yang begitu sering dijumpai dalam
sutra-sutra mahayan:janganlah berpikir untuk berlatih prajna maupun berpikir
untuk tidak berlatih prajna,atau berpikir untuk melakukan sesutau dengan suatu
cara yang mungkin dapat anda pikirkan tentang dia karena dengan begitu anda
tidak akan berlatih prajna .demikianlah prajnaparamita menyimpulkan bahwa
prajna adalah ibu dari semua Buddha dan bahwa prjna adalah pengetahuan,bahwa
apa yang secara umum disebut pengetahuan lahir dari prajna.meskipun prnja itu
sendiri bukan objek pengetahuan.
Di
sini kita mencatat dua aspek prajna:
1)
Prajna dalam dirinya
sendiri dalam hubungannya dengan pengetahuan.dengan cara yang sama, mahayana
berbicara tentang kedemikianan yang juga memiliki dua aspek.akan lebih.akan
lebih tepat kalau dikatakan bahwa intelek kita memaksa kita menempatkan
kualifikasi ini pada kedemikianan atau kekosongan:
a).Kedemikanan yang
tidak berubah atau kekosongan di dalam dirinya sendiri
b).Kedemikianan yang
terkondisi atau bukan kekosongan
2)
Asvaghosha menjelaskan
hakikat kedemikanan lebih lengkap.”sejauh kedemikianan itu sendiri diperhatiakn
,ia sama di dalam semua makhluk,ia tidak bertambah di dalam agama Buddha dan Bodhisattva,dan
tidak berkurang,dan tidak di masa lampau ,iat tidak akan mati di masa yang akan
datang ia akan tetap konstan dan tidak berubah.Di permulaan ian mengandung
padanya.Tegasnya ,ia memiliki di dalam dirinya cahaya prjna yang agung yang
dengannya segenap alam semesta di sinari dengan ujung yang paling jauh.ia
memiliki pengetahuan tentang kebenaran,ia adalah pikiran yang memelihara
kemurniannya yang asli,ia abadi,bahagia,menguasai diri sendiri,dan bebas dari
kotoran,ia sejuk dan menyegarkan ,tidak berubah dan tidak terkekang,Begitulah
ia memenuhi semua kebajikan Buddha,yang jauh melebihi jumlah butir-butir pasir
di sungai Gangga,dan semua kebajikan tersebut tidak dapat di pisahkan(dari
kedemikinan itu sendiri).Mereka bersamanya,tidak terhalang olehnya,mereka
bersatu dengannya,mereka di luar pengetahuan pikiran. Karena kepenuhan di dalam
dirinya sendiri kedemikianan tidak mengenal keinginan.Dengan demikian ia
disebut tathagata-garbha.”Rahim Tathagata”.dan Dhramakaya Tathagata.
3. SUNYA DAN NIRVANA
Nirvana
sebagai kekosongan telah menjadi salah satu pemikiran yang terus-menerus
disalahartikan oelh orang-orang barat yang mengkritik Agama Buddha.Sebagaimana
dinyatakan di atas bahwa nirvana diartikan dalam dua pengertiaan dan bahwa tdua
pengertian ini diartikan secara keliru,nirwana kehilang maknanya dalam filsafat
Mahayana.
Apakah
kedua pengertian nirwana itu?kata itu semula berati “padam’’,seperti ketika
kita membicarakan api yang telah membakar semua bahan bakar .Jika itu semua
kondisi yang menghadirkan sebuah api telah tiada,api itu padam dengan
sendirinya,inilah keadaan nirvana.Demikian pula,ketiak semua nafsu buruk muncul
dari egoisme dan akibat dualisme ditaklukan atau dicabut,pikiran mendapatkan
kembali kemurnianya yang asli dan indah dan menjadikan semuanya bebas dari
segala kekhawatiran dan gangguan-gangguan lainnya.Inilah Nirvana.Disini Nirvana
berlawanan dengan samsara,kelahiran dan kematian.karena proses samsara dengan
ketertarikan kita padanya kita menjadi korban gangguan-gangguan mental dan
pengaruh-pengaruh kotor.Samsara adalah dualismme karena itu adalah bentuk
pikiran kelahiran dan kematian,dan selama kita terikat pada bentuk pikiran ini
dan tetap tidak menyadari kebenaran bahwa pada hakikatnya tidak ada hal-hal
seperti kelhiran dan kematian,dan bahwa kita semua sesungguhnya merupakan
kedemikanan,tinggal selamanya didalam kesamaan dari pikiran tunggal sendiri
kita tidak pernah bebas dan damai dengan diri kita sendiri,juga dengan
dunia.Maka kita sering menjumpai kalimat-kalimat seperti”Hindari pendertiaan
akibat kelahiran dan kematiaan,dan carilah kebahagiaan Nirvana” atau ‘Nirvan
disadari hanya ketika nafsu-nafsu buruk dicabut (secaar total)”
Ketiak
mahayana berkembang muncul sebuah interprestasi baru tentang nirvana.Nirvana
tidak lagi merupakan sesuatu yang dicari diluar samsara,dikatakan bahwa nirvana
tidak berlawanan dengan samsara.Ketika ide tentang kedemikianan membuka wawasan
yang lebih luas bagi kaum mahayana.Samsara seperti juga nirvana menemukaan
tempat mereka di dalam kedemikianan itu sendiri,dan nirvana adalah samsara.Jadi
Nirvana adalah Samsara,dan tidak ada lagi entitas transendental untuk dicari
sesudah kematian atau untuk dicapai sesudah menyeberangi arus samsara,kelahiran
dan kematian.Kita yang gelagatnya menjalani kehidupan yang terus-menerus adalah
nirvana itu sendiri,Karena itu semua yang perlu kita lakukan adalah menemukan
diri sendiri.Ide nirvana ini merombak secara revolusioner seluruh kecenderungan
dalam pemikiran mahayana.sementara ide lama tentang nirvana masih dianut,kita
harus menyesuaikan diri kita dengan situasi yang baru jika kita ingin memahami
mahayana yang benar.
Dalam
sutra mahayana lainnya,Nirvana diidentifikasikan dengan dharmakaya,atau dengan
dharmadhatu di mana semua buddha berada,atau dengan kontenplasi Buddha yang
terdalam,atau dengan prjnaparamita.memberi banyak alsan mengapa kita harus
membahas Nirvana ,antara lain:
1. Semua
nafsu jahat timbul dari keserahkahan,tetapi tathagata bebas dari keserahkahan,dan
inti disebut Nirvana
2. Karena
mereka bebas dari keserahkahan,mereka tidak terikat pada semua apapun,dan karena
mereka tidak terikat,mereka tidak termasuk dalam keberadaan maupun keluar dari
keberadaan,dan ini disebut Nirvana.
3. sKerena
mereka tidak masuk dalam keberadaan maupun keluar dari keberadaan,mereka
berasal dari darmakaya yang ada selamanya,dan ini disebut nirvana
4. Apa
yang terbebas dari kelahiran dan kematiaan tidak bisa didekripsikan,dan ini
disebut nirvana
5. Tidak
ada egao sebagai objek ataupun dunia objek,dan semua yang kita lihat dari diri
kita disebabkan oleh kondisi-kondisi yang terus-menerus berubah,dan apa yang
berubah disebut nirvana.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sunya
berarti kosong, kosong disini bukanlah nihilisme, melainkan sebaliknya suatu
kepenuhan. Sunya juga diidentifikasikan dengan Nirvana, Yang Absolut, realitas
Yang Mutlak atau Relitas itu sendiri. Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak,
atau sifat dari kata ; mengandung arti yang sama. Bila sunya disebut sebagai
kosong, maka sunyata adalah kekosongan.
Sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.
Sunya dapat dipahami dari dua titik-tolak ; pertama berpangkal pada
fenomena atau kenyataan yang empiris yang berati bahwa kosong dari inti yang
berdiri sendiri, bebas dari subtansi yang berdiri sendiri. Berpangkal dari
pandangan yang absolut, Sunya berarti bebas dari pembahasan, tak terungkapkan
oleh kata-kata atau tak menggapai oleh konstruksi pikiran, bebas atau diluar
dari dikotomi intelektualitas.
SARAN
Sebagai akhir dari penulisan karya ilmiah
ini penulis akan memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan makalah ini,
yakni sebagai berikut :
1. Setelah
mengetahui tentang Sunya dan Sunyata
yang sesungguhnya, hendaknya sebagai umat Buddha dalam memahami Buddha,
Dhamma harus menerima perbedaan-perbedaana yang ada sehingga akan tercipta
hubungan yang harmonis antar sekte-sekte yang ada dalam perkembangan agama
Buddha.
2. Demi
kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan karya ilmiah ini, sehingga kesalahan-kesalahan yang terdapat
dalam penulisan ini dapat disempurnakan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
I.
Agaman
Buddha MAHAYANA,BEATRICE LANE SUZUKI,KARANIYA Dharma Universal Bagi Semua
II.
Pokok
–pokok Dasar Mahayana,Dhammasukha Jo PristanaS.S.Yayasan Yasodara
Puteri,Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar