Pages

Kamis, 14 Maret 2013

Makalah Sunya Dan Sunyata

Makalah Sunya Dan Sunyata
OLeh: Putradi

Npm: 11110139




BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar  belakang
       Sunya berarti kosong. kosong disini bukanlah nihilisme,melainkan sebaliknya suatu kepenuhan.sunya juga diidentifikasikan dengan Nirvana,yang absolut,realitas yang mutlak atau realitas itu sendiri.Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak,atau sifat dari kata ,mengandung arti yang sama.Bila sunya disebut sebagai kosong,maka sunyata adalah kekosongan.sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.

       Sunya yang beratri sebagai kekosongan, adalah juga menyangkut mengenai penembusan hakikat segala sesuatu.Segala sesuatu dikatakan sunya (kosong) adalah dimana segala fantasi atau konsep, atau pandangan yang keliru tentang orang benda lenyap seperti mimpi yang buyar.Manusia dan fenomena lainnya adalah sunya,kosong dari inti,kosong berarti subtansi.
       Sunyata sebagai kekosongan yang bukan nihilisme berarti juga bukanlah sutau teori pada dirinya sendiri.Segi negasi yang terkandung dalam sunyata bukanlah menjadikan sebagai nehilisme.Dalam dialetika Mahyadhyamika,sunyata bukanlah suatu penolakan terhadpah relitas.Sunyata justru menolak pandangan yang menolak realitas,dan pandangan tentang kemutlakan.Relitas bukanlah eksitensi atau non-eksitensi(ada atau tidak ada),kedua-duanya atau  bukanlah atau bukan kedua-kedua.Sunyata menyatakan bahwa yang Absolut  hanya dapat realisir sebagai yang buakn dualisme melalui kebijaksanaan transenden (prajna).
Berdasarkan perbedaan penafsiran kedua golongan staviravdha dan mahasnghika dalam konsli kedua yang di adakan di vesali tersebut, maka penulis bermaksud ingin membuat makalah yang berjudul “Sunya dan Sunyata Dalam Perspektif Agama Buddha Aliran Mahayana”, makalah tersebut bertujuan untuk mengkaji tentang Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana.
                                                                                   
B.Rumusan Masalah
   Adapun rumusan permasalahnya  adalah sebagai berikut:
1.      Mendifinisikan Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana?
2.      Mendeskripsikan Sunya dan Sunyata dalam perspektif agama Buddha aliran Mahayana ?

C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1.       Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Mahayana II.
2.      Untuk mendefinisikan Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana.
3.      Sebagai pengetahuan dalam memahami Sunya dan Sunyata dalam aliran Mahayana

D.Manfaat
    Semoga dengan adanya makalah ini,dapat bermanfaat bagi mahasiswa STIAB dan dijadikan sebagai acuan belajar, hingga dapat dijadikan ilmu untuk memperoleh pegetahuan yang baik tentang Sunya dan Sunyata dalam perspektif agama Buddha aliran Mahayana.



BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Kemunculan Mahayana
         Fakta sejarah mengatakan bahwa kemunculan Mahayana dimulai sejak Sang Buddha Parinibbana (544 atau 487 SM), dan menjadi hampir lengkap pada abad pertama. Setelah Parinibbananya Sang Buddha dan menjelang abad tersebut bermuncullah aliran-aliran pemikiran baru dalam agama Buddha. Oleh karenanya kemunculan Mahayana perlu dilihat dari beberapa konsili-konsili yang ada.
1. Mendifinisikan Sunya-Sunyata
         Sunya berarti kosong.kosong disini bukanlah nihilisme,melainkan sebaliknya suatu kepenuhan.sunya juga diidentifikasikan dengan Nirvana,yang absolut,realitas yang mutlak atau realitas itu sendiri.Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak,atau sifat dari kata ,mengandung arti yang sama.Bila sunya disebut sebagai kosong,maka sunyata adalah kekosongan.sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.
        Sebagai suatu pengalaman ,sunya tidak bisa dibagi ,melainkan harus dialami sendiri .Sunya merupakan kedamaian yang tidak diakibatkan oleh pemikiran dan intelektualitas .Sunya tidak terungkapkan oleh kata-kata yang merupakan cetusan pikiran.sunya bukanlah suatu yang terbatas,dan mengatasi pikiran,dan bukan yang masih termasuk dualisme.
      Sunya yang beratri sebagai kekosongan, adalah juga menyangkut mengenai penembusan hakikat segala sesuatu.Segala sesuatu dikatakan sunya (kosong) adalah dimana segala fantasi atau konsep, atau pandangan yang keliru tentang orang benda lenyap seperti mimpi yang buyar.Manusia dan fenomena lainnya adalah sunya,kosong dari inti,kosong berarti subtansi.Karena itu fenomena sesungguhnya hanyalah nama,konvensi.fenomena muncul dari kondisi-kondisi yang saling bergantungan.Ada sebenarnya tidak ada .Eksistensi  tidak  disertai ensensi.Saya tidak ada .Suny a dalah sinonim dengan ajaran Buddha tentang anatma aatau tanpa aku.Sunya menyangkal adanya sutau subtansi yang terpisah dan ada dengan sendirinya tanpa tergantung atas yang lain-lainnya.
      Jika kekosongan (sunya) disadari,maka akan terpahami bahwa ada yang tersinggung dan sedang marah misalnya sesungguhnya tidak ada,tidak terdapat diri atau aku yang reputasinya perlu ditaruh begitu tinggi.Tidak ada obyek atau makhluk cantik yang perlu dimiliki.Dengan menyadari kekosongan,maka keterikatan,kebencian,iri hati,keangkuhan dan lain-lain akan lenyap. Dengan menyadari sunya menjadikan sesorang bergerak secara bebas ,karena tenaga dan waktunya tidak dihabiskan oleh:
1.      Keterikatan
2.      Kebencian
3.      Kebodohan
      Sunya mengubah hidup yang melekat kepada hal-hal duniawi.Sunya mengatasi kebodohan.Sunya mengatasi kebodohan,karena hal itu menyangkut cara pandang,pengetahuan kita terhadap fenomena sebagai sesuatu yang tidak berinti,atau bukan substani yang berdiri sendiri.Menyangkut lenyapnya kebodohan,inti bearti bahwa yang kita butuhkan adalah mengubah pikiran,cara pandang,menginterprsetasi,dan bereaksi terhadap  dunia disekitar dan di dalam diri kita sendiri.
      Sunya juga sejalan dengan hukum pratitya samutpada,bahwa segala benda-benda muncul sebagai suatu serial penampakan ,dan semata-mata hanyalah suatu kejadian,suatu peristiwa.Benda pada dirinya sendiri adalah kosong sunya terdapat di dalam semua dharma,bahwa segalanya adalah kosong,tanpa inti.
Sunya dapat dipahami dari dua titik –tolak:
1.      Berpangkal pada fenomena atau kenyataan yang empiris yang berarti.Kosong dari inti yang berdiri sendiri,bebas dari subtansi yang berdiri sendiri
2.      Berpangkal dari pandangan yang absolut,sunya berarti bebas dari pembahasan,tak terungkapkan oleh kata-kata atau tak tercapai oleh kontruksi pikiran,bebas atau diluar dari dikotomi intelektualitas.
      Sunya sebagai kekosongan yang bukan nihilisme berarti juga bukanlah suatu teori pada diri sendiri. Segi negasi yang terkandung dalam Sunyata bukanlah menjadikannya sebagai nihilime. Dalam dialektika Madhyamika Nagarjuna, Sunyata bukanlah suatu penolakan terhadap realitas. Sunyata justru menolak pandangan yang menolak realitas, dan pandangan tentang kemutlakan realitas.
      Realitas bukanlah eksistensi atau non-eksistensi (ada atau tak ada), kedu-duanya bukan kedua-duanya. Sunyata menyatakan bahwa Yang Absolut tak terungkapkan dengan kemampuan bahasa. Yang Absolut hanya dapat direalisir sebagai yang bukan dualisme melalui kebijaksanaan transenden (prajna).
      Karenanya memegang Sunyata sebagai suatu teori adanya bahaya, bagaikan memegang ular pada ekornya atau ahli sihir yang terbunuh karena sihirnya. Sunyata bukanlah sekedar suatu konsep intelek, melainkan suatu aspirasi kesempurnaan. Untuk ini diperlukan meditasi, ketidak-terikatan terhadap segala hal, termasuk Sunyata itu sendiri sebagai suatu konsep.

2.SUNYA DAN PRAJNA
       Istilah yang paling cocok untuk menhadirkan sesuatu dalam pengalaman kita didunia,yang dengan itu semua pengetahuan bisa menemukan validitasnya.bagaiman juga kaum mahayana tidak terpuaskan sepenuhnya dengan istilah ini ,karena ingin masukannya dalam sitem pemikiran yang dicocokan kembali dalam pemiikiran Buddha sendiri.karenanya meraka menyebutnya  kekosongan (sunyata).Dengan demikian sunyata adalah tathata dan tathata adalah sunyata.Kekosongan adalah kedemikianan dan kedemikianan adalah kekosongan.Istilah kekosongan sudah digunakan dalam Agama Buddha  sejak awal sejarahnya,tetapi artinya belum didenfinisikan melampau keberadaanya dengan ketiadaan atau kekosongan,dalam arti tidaka ada isi.Kaum mahayana menjadikannya memiliki arti yang sama dengan kedemikianan.
     Menyatakan bahwa semua objek yang tertentu yang kita lihat disekeliling kita,termasuk diri kita sendiri,adalah kosong,karena kekosongan,dari kekosongan.dengan kekosongan dan di dalam kekosongan merupakan sebuah pernyataan yang sangat berani.mereka berada dalam setiap rangkaian kemudian terhubung dalm kekosongan.Kesalahan besar terjadi jika kekosongan diartikan sebagai kenihilan dan dipertentangan dan kepenuhan atau substansialitas.Kaum  mahayana selalu menentang hal tersebut,sedangkan cara kita berpikir biasanya dalam membagi,membuat polarisasi,dan mempertentangkan hal  atau ide yang satu dengan yang lain.sangat tidak menguntungkan yang terjadi dalam hidup kita,kita berpikr baahwa kita telah mewarisi sejumlah perbendaharan bahasa beserta arti yang diberikan padanay oleh nenek moyang kita,dan bahwa jika kita mempunyai sebuah ide baru yang belum pernah berpikirkan olehnya ,kita telah “mengisi botol yang tua dengan anggur yang baru”.Karena alasan ini ,maka apa arti kekosonganmenurut pengertian Buddhis,barat menyadari apa artinya kekosongan menurut pengertian Buddhis,karena dalam.sejarah pemikiran mereka,mereka mempuh cara ini untuk memahami segala sesuatu.jadi mari kita ulangi sekali lagi bahwa kekosongan janganlah dikacaukan dengan kenihilan,ketiadaan isi,negasi semata terhadap keberadaan.
     Kaum Mahayana menegaskan bahwa kekosongan bukanlah objek intelektual tetapi prajna,yang dimengerti secara intutif.Tak ada gunanya berdebat.Kekosongan masalahnya adalah apakah anda menyadari atau tidak.jika anda menyadarinya,tidak ada artinya argumen,tidak ada gunanya manyakinkan anda tentang itu.tetapi,sekali prnja disadari,Anda akan segera mengetahui apa kekosongan itu sesungguhnya, dan bagaimanapun logis dan tak terbantahkannya suatu manuver dialektis seorang filsuf,anda tidak artinya argumen,tidak ada gunanya menyakinkan anda tentang itu.tetapi,sekali prjna disadari,anda akan segera mengetahui apa kekosongan itu sesungguhnya,dan bagaimana logis dan tak terbantahkannya suatu manuver dialektis seorang filsuf,anda tidak akan pernah tergoyahkan dari apa yang telah anda pahami.inilah maksud dari frasa berikut yang begitu sering dijumpai dalam sutra-sutra mahayan:janganlah berpikir untuk berlatih prajna maupun berpikir untuk tidak berlatih prajna,atau berpikir untuk melakukan sesutau dengan suatu cara yang mungkin dapat anda pikirkan tentang dia karena dengan begitu anda tidak akan berlatih prajna .demikianlah prajnaparamita menyimpulkan bahwa prajna adalah ibu dari semua Buddha dan bahwa prjna adalah pengetahuan,bahwa apa yang secara umum disebut pengetahuan lahir dari prajna.meskipun prnja itu sendiri bukan objek pengetahuan.
Di sini kita mencatat dua aspek prajna:
1)        Prajna dalam dirinya sendiri dalam hubungannya dengan pengetahuan.dengan cara yang sama, mahayana berbicara tentang kedemikianan yang juga memiliki dua aspek.akan lebih.akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa intelek kita memaksa kita menempatkan kualifikasi ini pada kedemikianan atau kekosongan:
a).Kedemikanan yang tidak berubah atau kekosongan di dalam dirinya sendiri
b).Kedemikianan yang terkondisi atau bukan kekosongan
2)        Asvaghosha menjelaskan hakikat kedemikanan lebih lengkap.”sejauh kedemikianan itu sendiri diperhatiakn ,ia sama di dalam semua makhluk,ia tidak bertambah  di dalam agama Buddha dan Bodhisattva,dan tidak berkurang,dan tidak di masa lampau ,iat tidak akan mati di masa yang akan datang ia akan tetap konstan dan tidak berubah.Di permulaan ian mengandung padanya.Tegasnya ,ia memiliki di dalam dirinya cahaya prjna yang agung yang dengannya segenap alam semesta di sinari dengan ujung yang paling jauh.ia memiliki pengetahuan tentang kebenaran,ia adalah pikiran yang memelihara kemurniannya yang asli,ia abadi,bahagia,menguasai diri sendiri,dan bebas dari kotoran,ia sejuk dan menyegarkan ,tidak berubah dan tidak terkekang,Begitulah ia memenuhi semua kebajikan Buddha,yang jauh melebihi jumlah butir-butir pasir di sungai Gangga,dan semua kebajikan tersebut tidak dapat di pisahkan(dari kedemikinan itu sendiri).Mereka bersamanya,tidak terhalang olehnya,mereka bersatu dengannya,mereka di luar pengetahuan pikiran. Karena kepenuhan di dalam dirinya sendiri kedemikianan tidak mengenal keinginan.Dengan demikian ia disebut tathagata-garbha.”Rahim Tathagata”.dan Dhramakaya Tathagata.

3. SUNYA DAN NIRVANA
      Nirvana sebagai kekosongan telah menjadi salah satu pemikiran yang terus-menerus disalahartikan oelh orang-orang barat yang mengkritik Agama Buddha.Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa nirvana diartikan dalam dua pengertiaan dan bahwa tdua pengertian ini diartikan secara keliru,nirwana kehilang maknanya dalam filsafat Mahayana.
      Apakah kedua pengertian nirwana itu?kata itu semula berati “padam’’,seperti ketika kita membicarakan api yang telah membakar semua bahan bakar .Jika itu semua kondisi yang menghadirkan sebuah api telah tiada,api itu padam dengan sendirinya,inilah keadaan nirvana.Demikian pula,ketiak semua nafsu buruk muncul dari egoisme dan akibat dualisme ditaklukan atau dicabut,pikiran mendapatkan kembali kemurnianya yang asli dan indah dan menjadikan semuanya bebas dari segala kekhawatiran dan gangguan-gangguan lainnya.Inilah Nirvana.Disini Nirvana berlawanan dengan samsara,kelahiran dan kematian.karena proses samsara dengan ketertarikan kita padanya kita menjadi korban gangguan-gangguan mental dan pengaruh-pengaruh kotor.Samsara adalah dualismme karena itu adalah bentuk pikiran kelahiran dan kematian,dan selama kita terikat pada bentuk pikiran ini dan tetap tidak menyadari kebenaran bahwa pada hakikatnya tidak ada hal-hal seperti kelhiran dan kematian,dan bahwa kita semua sesungguhnya merupakan kedemikanan,tinggal selamanya didalam kesamaan dari pikiran tunggal sendiri kita tidak pernah bebas dan damai dengan diri kita sendiri,juga dengan dunia.Maka kita sering menjumpai kalimat-kalimat seperti”Hindari pendertiaan akibat kelahiran dan kematiaan,dan carilah kebahagiaan Nirvana” atau ‘Nirvan disadari hanya ketika nafsu-nafsu buruk dicabut (secaar total)”
     Ketiak mahayana berkembang muncul sebuah interprestasi baru tentang nirvana.Nirvana tidak lagi merupakan sesuatu yang dicari diluar samsara,dikatakan bahwa nirvana tidak berlawanan dengan samsara.Ketika ide tentang kedemikianan membuka wawasan yang lebih luas bagi kaum mahayana.Samsara seperti juga nirvana menemukaan tempat mereka di dalam kedemikianan itu sendiri,dan nirvana adalah samsara.Jadi Nirvana adalah Samsara,dan tidak ada lagi entitas transendental untuk dicari sesudah kematian atau untuk dicapai sesudah menyeberangi arus samsara,kelahiran dan kematian.Kita yang gelagatnya menjalani kehidupan yang terus-menerus adalah nirvana itu sendiri,Karena itu semua yang perlu kita lakukan adalah menemukan diri sendiri.Ide nirvana ini merombak secara revolusioner seluruh kecenderungan dalam pemikiran mahayana.sementara ide lama tentang nirvana masih dianut,kita harus menyesuaikan diri kita dengan situasi yang baru jika kita ingin memahami mahayana yang benar.
       Dalam sutra mahayana lainnya,Nirvana diidentifikasikan dengan dharmakaya,atau dengan dharmadhatu di mana semua buddha berada,atau dengan kontenplasi Buddha yang terdalam,atau dengan prjnaparamita.memberi banyak alsan mengapa kita harus membahas Nirvana ,antara lain:
1.      Semua nafsu jahat timbul dari keserahkahan,tetapi tathagata bebas dari keserahkahan,dan inti disebut Nirvana
2.      Karena mereka bebas dari keserahkahan,mereka tidak terikat pada semua apapun,dan karena mereka tidak terikat,mereka tidak termasuk dalam keberadaan maupun keluar dari keberadaan,dan ini disebut Nirvana.
3.      sKerena mereka tidak masuk dalam keberadaan maupun keluar dari keberadaan,mereka berasal dari darmakaya yang ada selamanya,dan ini disebut nirvana
4.      Apa yang terbebas dari kelahiran dan kematiaan tidak bisa didekripsikan,dan ini disebut nirvana
5.      Tidak ada egao sebagai objek ataupun dunia objek,dan semua yang kita lihat dari diri kita disebabkan oleh kondisi-kondisi yang terus-menerus berubah,dan apa yang berubah disebut nirvana. 

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
     Sunya berarti kosong, kosong disini bukanlah nihilisme, melainkan sebaliknya suatu kepenuhan. Sunya juga diidentifikasikan dengan Nirvana, Yang Absolut, realitas Yang Mutlak atau Relitas itu sendiri. Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak, atau sifat dari kata ; mengandung arti yang sama. Bila sunya disebut sebagai kosong, maka sunyata adalah kekosongan.  Sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.
     Sunya dapat dipahami dari dua titik-tolak ; pertama berpangkal pada fenomena atau kenyataan yang empiris yang berati bahwa kosong dari inti yang berdiri sendiri, bebas dari subtansi yang berdiri sendiri. Berpangkal dari pandangan yang absolut, Sunya berarti bebas dari pembahasan, tak terungkapkan oleh kata-kata atau tak menggapai oleh konstruksi pikiran, bebas atau diluar dari dikotomi intelektualitas.
SARAN
     Sebagai akhir dari penulisan karya ilmiah ini penulis akan memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan makalah ini, yakni sebagai berikut :
1.      Setelah mengetahui tentang Sunya dan Sunyata  yang sesungguhnya, hendaknya sebagai umat Buddha dalam memahami Buddha, Dhamma harus menerima perbedaan-perbedaana yang ada sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis antar sekte-sekte yang ada dalam perkembangan agama Buddha.
2.      Demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini, sehingga kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam penulisan ini dapat disempurnakan dikemudian hari.




DAFTAR PUSTAKA
        I.            Agaman Buddha MAHAYANA,BEATRICE LANE SUZUKI,KARANIYA Dharma Universal Bagi Semua
     II.            Pokok –pokok Dasar Mahayana,Dhammasukha Jo PristanaS.S.Yayasan Yasodara Puteri,Jakarta





0 komentar: