Pages

Senin, 16 September 2013

Tinjauan Kiamat Menurut Agama Buddha Dalam Anggutara Nikaya

Tinjauan Kiamat Menurut Agama Buddha Dalam Anggutara Nikaya
Oleh : Putradi

A.    Arti kiamat Menurut Kamus besar Indonesia
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Kiamat adalah:
1. n hari kebangkitan sesudah mati (orang yg telah meninggal dihidupkan kembali untuk di adili perbuatannya), 2. n hari akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap): sampai ia tidak akan dapat mengerjakannya, 3. v berakhir; tidak akan muncul lagi: kekalahan yg beruntun, baik dl perebutan Piala Thomas maupun dl Asian Games baru-baru ini,
membuat dunia bulu tangkis Indonesia spt akan, . v ki celaka sekali; bencana besar; rusak binasa: rumah tanggamu akan - kalau kauceraikan istrimu;
- kubran kiamat besar ketika dunia fana ini hancur; sugra kiamat kecil, yaitu kematian bagi tiap-tiap orang sejak dahulu kala hingga kiamat kuburan.

Kamis, 14 Maret 2013

Makalah Sunya Dan Sunyata

Makalah Sunya Dan Sunyata
OLeh: Putradi

Npm: 11110139




BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar  belakang
       Sunya berarti kosong. kosong disini bukanlah nihilisme,melainkan sebaliknya suatu kepenuhan.sunya juga diidentifikasikan dengan Nirvana,yang absolut,realitas yang mutlak atau realitas itu sendiri.Sedangkan sunyata adalah bunyi abstrak,atau sifat dari kata ,mengandung arti yang sama.Bila sunya disebut sebagai kosong,maka sunyata adalah kekosongan.sunya juga kerap diartikan sebagai kekosongan.

Makalah Pudgala Nairatmya

Makalah Pudgala Nairatmya
Oleh : Putradi
Npm: 11110139




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang 
       Buddhisme mengajarkan bahwa untuk melihat diri sebagai independen, diri yang terpisah, adalah ilusi. Padahal sebenarnya kita terhubung dengan semua yang ada dalam jaringan luas persekutuan (tanpa diri). Nairatmya mewujudkan realisasi ini (juga disebut pudgala-nairatmya, tidak-permanen-tanpa aku pada diri seseorang)
Pudgala-Nairatmya dapat diartikan sebagai tiada inti yang kekal yang terdapat
dalam diri manusia.  Mahayana berpendapat bahwa untuk mencapai kebebasan yang sempurna tidak hanya dengan melenyapkan kekotoran batin (klesavarana) saja, namun juga memerlukan pelenyapan pandangan keliru (jneyavarana). Hal itu berarti diperlukanya merealisasi pudgala-nairatmya

Rabu, 13 Maret 2013

Makalah Samurti Satya

Makalah Samurti Satya
Oleh: Putradi
Npm: 11110139




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
saṃvṛti-satya, (Sansekerta) "kebenaran empiris", dalam pemikiran Buddha, kebenaran berdasarkan pengertian umum tentang orang biasa. Hal ini mengacu pada realitas empiris biasanya diterima dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diterima untuk tujuan komunikasi praktis. Hal ini berbeda dengan kebenaran hakiki (paramārtha-satya), yang terletak di bawah fenomena empiris dan berada di luar ekspresi verbal. Ini kebenaran hakiki adalah bahwa kekosongan universal (sunyata), dianggap sebagai sifat sejati dari dunia fenomenal, yang tidak memiliki kekukuhan independen.

Makalah Pengunaan Media Pembelajaran


Makalah Pengunaan Media Pembelajaran
Oleh: Putradi
Npm: 11110139

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Penggunaan Media Pembelajaran
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. AECT (1979) mengartikan media sebagai salah satu bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi / pesan. Secara sederhana apa yang dimaksud dengan media dapat dikelompokkan dalam dua pengertian. Pengertian pertama dikatakan bahwa media adalah segala yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau memperjelas pesan pembelajaran dan pengertian yang kedua adalah media  yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu.
Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.       Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi dan mengurangi kecenderungan verbalis
b.      Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh pebelajar
c.       Media dapat mengatasi keterbatasan fisik dan lingkungan belajar (ruang kelas) : a) objek yang terlalu besar atau  terlalu kecil, b) gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau lambat, c) objek yang terlalu kompleks, dan d) objek yang terlalu jauh atau sukar dijangkau (geografis).
d.      Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara pebelajar dan lingkungannya.
e.       Media menghasilkan keseragaman pengamatan (menyatukan tanggapan)
f.       Media membangkitkan keinginan dan minat baru
g.      Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
h.      Media memberikan pengalaman yang integral/ menyeluruh dari sesuatu yang kongkrit maupun abstrak
i.        Media memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
Dalam usaha menggunakan media dalam proses pembelajaran perlu memahami prinsip-prinsip umum dalam pemilihan media, yakni :
a.       Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai semua tujuan pembelajaran.
b.      Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran.
c.       Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
d.      Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan seperti belajar klasikal, kelompok kecil, belajar secara individual dan belajar mandiri.
e.       Guru hendaknya kenal betul dengan alat yang akan digunakan. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempreview  media yang akan dipakai, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
f.       Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta.
g.      Media yang digunakan hendaknya dipilih secara objektif, tidak didasarkan atas kesenangan pribadi.
h.      Aneka ragam media
i.        Kepraktisan dan ketersediaan media.
Penggunaan media pembelajaran menurut taksonomi Leshin dan kawan-kawan (1992) dapat dibagi menjadi :a) media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok), b) media berbasis cetakan (buku penuntun, buku kerja / latihan, dan lembaran lepas), c) media berbasis visual (buku, chart, grafik, peta, figur / gambar, transparansi, film bingkai atau slide), d) media berbasis audio visual (video, film, slide bersama tape, televisi) dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif)      
a.      Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran.
            Penggunaan media atau alat-alat modern di dalam perkuliahan bukan bermaksud mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para dosen dalam menyampaikan materi atau informasi. Dengan menggunakan media diharapkan terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Sebenarnya tidak ada ketentuan kapan suatu media harus digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para dosen untuk memilih dan menggunakan media dengan tepat. 
Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa. Sedangkan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan:
1.      Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar.
2.      Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi
3.      Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa
4.      Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif
5.      Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa (Situmorang, 2009)
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan seperti yang dikemukakan oleh Anderson (1976) media dapat dikelompokkan menjadi 10 golongan sebagai berikut :
No Golongan Media contoh
1.      Audio  Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      Cetak   Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      Audio cetak    Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      Proyeksi visual diam   Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.      Proyeksi audio visual diam Film bingkai bersuara
6.      Visual gerak Film bisu
7.      Audio visual gerak Film gerak bersuara, video / VCD, televise
8.      Obyek fisik (realita) Benda nyata, model specimen
9.      Komputer CAI, (pembelajaran berbantuan computer).
10.  Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran, nara sumber, lingkungan belajar, peristiwa, benda-benda karya manusia, batu-batuan, flora dan fauna, serta alam sekitar.
Tujuan lain dari penggunaan media pembelajaran dapat pula diperoleh dari kemampuan yang dimiliki media itu sendiri. Kemampuan tersebut diantaranya adalah :
*      Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar. Misalnya kuman yang tidak tampak oleh mata menjadi diperbesar jutaan kali dengan menggunakan mikroskop kamera, sehingga hasilnya dapat dilihat dengan jelas, bahkan dapat dicetak pada kertas foto dengan kualitas hampir sama seperti kita melihat pada mikroskop.
*      Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh kehadapan peserta. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan gambar atau program video. Dengan merekammya melalui kamera, objek yang letaknya sangat jauh dan tidak mungkin dijangkau siswa dapat dihadirkan dengan mudah ke hadapan siswa. Misalnta tentang salju, air terjun Niagara, bulan dan perut bumi, yang tadinya adalah sessuatu yang tidak mungkin dipelajari, dengan teknologi media semuanya menjadi kenyataan.
*      Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau sangat lambat menjadi sistematis dan sederhana.
*      Menampung sejumlah besar peserta untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama. Misalnya program televisi pendidikan sekolah yang ditayangkan TPI dimana seluruh siswa di Indonesia bisa belajar secara serempak untuk suatu topik yang sama. Penggunaan media seperti televisi mampu menampung sejumlah besar peserta yang tersebar di berbagai penjuru, tidak hanya media televisi, media radio, modul dan internet juga dapat melakukan hal yang sama.
*      Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan siswa. Tentu tidak ada guru yang mau membawa siswanya ke dekat gunung berapi yang sedang meletus untuk mempelajari ”peristiwa meletusnya gunung berapi” atau membawa siswanya ke kandang harimau yang sedang terluka untuk mempelajari perilakunya bila disakiti. Tentu hal itu tidak perlu dilakukan, dengan menggunakan media film atau televisi, peristiwa-peristiwa tersebut dapat diamati dan didiskusikan bersama siswa di dalam kelasnya tanpa harus menantang resiko.
*      Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian peserta. Program audio yang menyajikan drama misalnya mampu menarik perhatian siswa dan meningkatkan imajinasi mereka terhadap suatu pesan atau peristiwa tertentu.
*      Memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang suatu kejadian atau peristiwa, sehingga menjadi bagian dari pengalaman belajarnya.
*      Meningkatkan sistimatika pengajaran, seringkali guru mengajar ngelantur kesana kemari tanpa target yang jelas. Bagi siswa yang baru belajar tentang sesuatu , mereka membutuhkan proses belajar yang sistimatis, terstruktur sesuai dengan kebutuhan belajar mereka. Untuk mengatasinya dapat menggunakan media OHT atau Power Point dan sebagainya, karena semua program-program tersebut telah dirancang sesuai dengan kebutuhan tujuan / kompetensi pembelajaran, dan karakteristik siswa yang akan menggunakannya.
b.      Manfaat Media dalam Pembelajaran
Penggunaan media bukan saja memberi manfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru sebagai pengajar. Berikut ini adalah berbagai manfaat dari penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, baik bagi siswa, bagi guru, maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pengembangan pembelajaran.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media pembelajaran antara lain :  
Untuk memperlancar interaksi. Dalam hal ini keberadaan media merupakan medium antara pesan dengan siswa, antara guru dengan siswa. Dengan demikian kehadiran media akan meningkatkan kualitas interaksi, baik itu interaksi guru dengan siswa , maupun interaksi siswa dengan siswa atau siswa dengan pesan, yang pada gilirannya akan membantu siswa belajar secara optimal.
Proses belajar menjadi lebih menarik. Dengan media pembelajaran dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang siswa untuk bereaksi terhadap penjelasan guru, memungkinkan mereka menyentuk objek pelajaran, dan membantu mengkongkritkan sesuatu yang abstrak
Pengelolaan pembelajaran lebih efektif dan efisien.  Dengan adanya media pembelajaran, guru dapat terbantu untuk tidak perlu banyak menulis atau menggambar dipapan tulis. Gambar dan tulisan yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui fasilitas komputer, atau guru dapat memanfaatkan benda-benda yang  ada di lingkungan sekolah.
Meningkatkan kualitas belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran secara benar tidak hanya membuat proses pembelajaran menjadi lebih efisien tetapi juga dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih dalam dan utuh. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas belajar siswa secara menyeluruh.
Proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja sesuai dengan kondisi guru dan siswa.
Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran. Penggunaan media yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dapat menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena media dapat menyajikan pesan dengan konkrit disertai dengan contoh-contoh yang dapat meyakinkan siswa akan kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dipelajari.
B.      Perawatan Media Pembelajaran
Penggunaan media secara rutin membutuhkan perawatan yang baik, perawatan ini dilakukan sesuai dengan karakteristik media dengan berbagai komponennya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perawatan beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah, yakni :
1.      Media Grafis
Media grafis sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara yang dapat mengakibatkan pelapukan dan pengotoran, oleh karena nya media ini harus :
·         Ditempatkan pada ruangan yang kadar air dalam udaranya rendah, sejuk serta bebas dari debu.
·         Menempatkan media pada tempat tertutup atau dibungkus dengan bahan plastik sehingga tidak dimakan ngengat.
·         Sebaiknya selalu tergantung pada tempat penyimpanan (tidak tertindih).
2.       Media Rekam
a.       Pita Magnetik
·         Ditempatkan jauh dari bahan-bahan yang mengandung magnit
·         Ditempatkan pada ruangan yang kelembabannya rendah dan sejuk
·         Menempatkannya pada kotak pembungkus
b.      Disket
·         Setelah selesai  digunakan selalu dibersihkan permukaannya dengan cairan pembersih
·         Menempatkannya pada kotak pembungkus
·         Ditempatkan pada tempat yang sejuk
c.       Film
·         Menempatkannya pada ruangan yang kelembabannya rendah dan sejuk
·         Menempatkan pada kotak penyimpanan
d.      Flashdisk
·         Setelah selesai digunakan selalu dibersihkan dengan antivirus
·         Jika tidak digunakan top cupnya harus selalu terpasang
3.      Media Transparansi
·         Antar transparansi harus diberi kertas pelapis
·         Ditempatkan pada ruangan yang kelembabannya rendah dan sejuk
4.      Objek Fisik
·         Ditempatkan pada rak yang jaraknya cukup jauh sehingga tidak bersentuhan ketika diangkat dari tempat peletakannya
·         Ditempatkan pada ruangan yang sejuk
·         Upayakan catnya selalu terjaga
5.      Media cetak
·         Ditempatkan pada rak dengan posisi tegak di ruangan yang sejuk
·         Pada rak hendaknya diberi anti ngengat.


















BAB III

A.    Kesimpulan
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. AECT (1979) mengartikan media sebagai salah satu bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi / pesan. Secara sederhana apa yang dimaksud dengan media dapat dikelompokkan dalam dua pengertian. Pengertian pertama dikatakan bahwa media adalah segala yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau memperjelas pesan pembelajaran dan pengertian yang kedua adalah media  yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu.

B.     Saran
Demikianlah punyusun dapat membuat makalah ini degan sebaiknya setelah mempelajari makalah ini para pembaca di harapkan dapat memahami dan mengetahui bahkan mendapat wawasan yang lebih luas serta dapat mencoba dan menerapkannya dalam kehidupan sahari-hari. Dan, apabila di dalam penyusun makalah ini ada kurang penyusun mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini untuk selanjutnya. 









DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1979). Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta :Rajawali      
Arsyad, Azhar .(2007).  Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Leshin , CB, Pollock, Reigeluth, CM. (1992). Instructional Design Strategies and Tactics. Engelwood Cliffs : Educational Technology Publications.
Sadiman, Arief S. (2008). Media Pendidikan ,Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Situmorang, Robinson. (2009). Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Makalah pada Seminar Opimalisasi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran Tanggal 23 Mei 2009 di Unimed. PSBTK-SK Unimed
Anderson. R.H. (1983). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas

Minggu, 10 Maret 2013

MAKALAH SAMURTI SATYA

Makalah Samurti Satya
Oleh : Putradi
Npm : 1110139


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
saṃvṛti-satya, (Sansekerta) "kebenaran empiris", dalam pemikiran Buddha, kebenaran berdasarkan pengertian umum tentang orang biasa. Hal ini mengacu pada realitas empiris biasanya diterima dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diterima untuk tujuan komunikasi praktis. Hal ini berbeda dengan kebenaran hakiki (paramārtha-satya), yang terletak di bawah fenomena empiris dan berada di luar ekspresi verbal. Ini kebenaran hakiki adalah bahwa kekosongan universal (sunyata), dianggap sebagai sifat sejati dari dunia fenomenal, yang tidak memiliki kekukuhan independen.

Rabu, 06 Maret 2013

Sutta Pitaka

Sutta Pitaka

Sutta Piṭaka adalah bagian kedua dari Tipitaka, berisi lebih dari 10,000 sutta (kotbah) yang diberikan oleh Sang Buddha dan para siswa utama-Nya.

Sutta dikelompokkan menjadi lima Nikaya atau kumpulan:
Digha Nikaya

Kotbah "Panjang" (Pali dīgha = "panjang") terdiri dari 34 sutta, termasuk sutta yang terpanjang di Kanon. Subjek sutta-sutta ini cakupannya luas, dari kisah-kisah mahluk yang tinggal dialam dewata yang seperti kisah rakyat yang beraneka-warna (DN 20) sampai yang instruksi meditasi praktis yang membumi (DN 22). Belakangan ini para ahli mengajukan bahwa Dīgha Nikāya yang memiliki ciri khas tersebut memang "dimaksudkan untuk propaganda, untuk menarik ke agama baru."

Penjelasan Tujuh Kitab Abhidhamma

Penjelasan Tujuh Kitab Abhidhamma


Abhidhamma Pitaka merupakan bagian dari Tipitaka kitab suci agama Buddha yang berisikan ajaran luhur dari Sang Buddha, terdiri dari 7 kitab. 

I. DHAMMA SANGANI
Kitab tentang perincian paramatha dhamma yang terbagi dalam empat bab sebagai berikut;
1.Cittupada-kanda, berisikan tentang kesadaran dan satuan-satuan yang menyertainya (cetasika).

2.Rupa kanda, menguraikan tentang jasmani (materi/rupa)

3.Nikkhepa kanda, berisi ringkasan

4.Atthuddhara karida, menguraikan tentang penjelasan pandangan singkat mengenai bab-bab terdahulu.

MAKALAH PENGERTIAN FILSAFAT


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Banyaknya pemikir-pemikir yang melihat banyaknya kebudayaan, tradisi, bahasa , warna kulit, suku, agama dan kepercayaan .  hal inilah yang membuat para filsafan indonesia mengutarakan pendapatnya tentang filsafat. Filsafat Indonesia adalah filsafat yang diproduksi oleh semua orang yang  menetap di wilayah yang dinamakan belakangan sebagai Indonesia, yang menggunakan bahasa-bahasa di Indonesia sebagai mediumnya, dan yang isinya kurang-lebih memiliki segi distingtif bila dibandingkan dengan filsafat sejagat lainnya.