BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Tantra
1.
Pegertian Aliran Tantra
Pelopor
aliran tantra adalah Subhakarasinha, Vajrabodhi dan Amogavajra Tantra merupakan
aliran dalam agama buddha (mahayana) yang bersopat esoteric atau (rahasia).
Aliran ini mengutamakan praktek-perakatek atau upacara-upacara keagaman yang bersipat
mistik dengan sarana-sarana seperti: mudra,daranai mantra serata mandalapa.
Tantra ini juga menekankan praktek mistik dalam usahanya mencapai persatuan
dengan kosmos dan melalui sarana-sarana seperti sikap tubuh (Mudra),
konsentrasi pada ucapan (Dharani dan Mantra) dan pikiran (Yoga) yang dibantu
dengan simbol religius lainnya.
Mantra
merupakan pengulangan kata-kata tertentu yang diaggap suci merupakan hasil
akhir dari suatu peringkasan sutra dalam beberapa tahapan. pertama, sebuah sutra panjang diringkas
menjadi beberayang hanya terdiri dari beberapa suku katasar ).Hrdyaini
diringkas menjadi dharani yang terdiri dari satu atau dua baris kalimat ,
kemudian diringkas menjadi bentuk mantra
yang hanya terdiri dari beberapa suku kata.mantra diringkas menjadi bija-mantra
( benuh mantra) yang hanya terdiri atas satu suku kata tunggal. Mantra bukan
magik,melainkan melaikan sarana budayaan diri,pengembangan mental( bhavana), trasformasi
kesadaran untuk merealisasi peribadi agung (Adhyatman), membantu seseorang
terbesar dari jerat jerit duniawi,mencapai penyatuan dengan obyek pemujaan.
Dalam
praktek upacara keagaman tantra yang bersifat esoterik-mistik itu yang
fungsinya merealisasi hubungan sepurna kebuddhan seperti yang dirumuskan dengan
istilah buddha dalam diriku,aku dalam buddha. Upacra ini biasanya memiliki tiga aspek atau saran :
1. Mudra ; jari berjalin dalam sikap-sikap
tubuh tertentu
2. dharani
;syairmistik dan mantra sabda sejati
3. dharana ; kosentrasi yoga
Disamping mudra
dharani dan mantra serta kosentrasi yoga, unsur lain yang tak dapat
ditinggalkan dalam praktek meditai tantra
adalah mandala, yaitu sebuah lingkaran seperti diagram psiko-kosmos yang didalamnya intisari ajaran
tantra tergambar aksara-aksara atau simbol-simbol visual..Terdadapat empat
mandalayang melambangkan tiga misteri badan,ucapan,dan pikiran yaitu :
1. Maha Mandala : gambar tampat kediaman para
Buddha dan makhluk agung lainnya
2. Samaya Mandala : juga tempat kediaman para Buddha dan makhluk
agung lainya ditambah dengan benda
duniawi
3. Dharma Mandala : Berbentuk bija aksara
melambangkan para dewa dan ariya lainnya
4.Karma Mandala : Figur-figur buatan
misalnya arca.
2. Macam- macam aliran tantra
Aliran
tantra sendiri dperkirakan muncul pada abat ketujuh masehi dan berkembang di tibet. Secara
tradisinal dibedakan adanya empat macam tantra
(Tibet), yaitu :
1
Kriyatantra:
bersifat keupacaraan dan bakti, keyakinan (saddha) lebih menonjol ketimbang
prajna.
2.Caryatantra: keyakinan dan prajna seimbang
3. Yogatantra: dalam tingkat ini,peroses
kontemplatif dan analitik lebih berkembang,serta tumbuhnya perasaan kesamaan.
4. Anuttarayogatantra; penyadaran misistik
akan kenyataan bahwa nirvana dan samsara itu identi,yang memuncak dalam rasa
kesamaan mutlak.
Terdapat dua macam tantra buddhis
yakni tantra timur yang terdapat
dua aliran kecil yaitu: Thien Tai dicina
dan Cen Yen Cung ( Shingonsyu) di jepang .
1.
Aliran tantra timur
Pada abat IV M,srimitra dari kucha
menerjemahkan sebuah kitab tantra yang berisikan mantra-mantra
pengobatan serta doa-doa dan ilmu
gaib,tetapi hal demikian tidak mencrminkan nilai-nilai agung dari
tantrayana.tantra yang ”murnu” baru dapat berkembang setelah datang tiga guru
besar dari india ketiongkok pada masa dinasti T’ang (abad VI dan VII) yaitu :
a. Subhakarasimha/san Wu Wei ( 637-735 M) :
Beliau
pernah belajar dinalanda,kemudian pergi kekasmir dan pada tahun 716 tiba di
Chang An.
Seorang bhiksu cendikiawan tionghoa yang bernama Wu Sing pernah berjumpa
dengan bhiksu I Cing di nalanda serta berhasil mengumpulkan beberapa naskah
sansekerta dari tantrayana, namun malang dalam perjalanan pulang ketiongkok
beliau wafat dan sutra tentang tantra tersebut tersimpan di kuil Hua yen kota
Chang An. Berita tersebut di ketahui oleh Subhakarasimha dan I Cing yang
kemudianmenterjemahkan sutra tersebut kedalam bahasa Tionghoa dan pada tahun
725 M tersusunlah Maha Vairocana Sutra ( Ta Re Ju Lai Cing) dan sutra lainya
b.Vajrabodhi/Cin Kang Ce (663-723 M):
Beliau
berasal dari india selatan dan belajar di nalanda untuk beberapa tahun beliau
mempelajari Vinaya, Madhyamika, yogacara, dan Vajra sekhara . Pada tahun 720
beliau menenterjemahkan Vajrasekhara kedalam bahasa tionghoa.
c. Amoghavajra/Pu Khung (705-884 M):
Beliau adalah
siswa Vajrabodhi yang berasal dari india utara. Pada usia mudha beliu telah
memahiri pelajaran tantra dan pergi belajar dengan samantabhadra
Vajra-sekharayoga dan Maha-Vairocana-garbhakos. Pada abat 746 M beliau tiba di
Chang An.
Garis-garis besar perkembangan tantra timur di tiongkok dan jepang yaitu Subhakarasinha/san Wu Wei ( 637-735 M )
dan I Sing ( 683-727 M) yang kemudian
mengembangkan tatra timur ( Tung Mi) dan tantra dari thien tai ( Tai Mi )
Subhakarasinha/san Wu Wei ( 637-735 M ),Hsuen Chau ,Hui kuo ( 746-805 M ) dan
Kobo Daishi/Khung Hai ( 774-835 M) yang mengembangkan Garbhakosadhatu ( Tai
Chang Cie).amoghavajra /Pu Khung ( 705-774 M),Hui Kuo, Kobo Daishi/Khung
Haiyang mengembangkan juga Vajradhatu ( Cin Kang Cie).pada masa Kobo Daishi,
aliran tantrayana berkembang dengan baik sekali di jepang.beliulah yang
menciptakan huruf Hiragama yang tersusu didalam syair Iroha yang mengisahkan
intisari filsafat Buddhis.
Filsafat tantra timur, aliran tantra buddhis
disebut Esoterik ( rahasia,tersembunyi,mistik) sedangkan aliran-aliran budhis
lainya disebut eksoterik ( sesuatu yang kelihatan) menurut pandangan kaum
esoterik, tubuh sepritual buddha (
dharmakaya ) tidak berwarna dan tidak bersuara,tetapi menurut kaum esoterik
tubuh buddha yang sedang berkotbah adalah tubuh spritual dan mempunyai
warna,bentuk dan suara. Kata-katanya tersusun dalam mahavirocana sutra dan
vajra-sekhara.
Menurut pandangan eksoterik pencapaian tingkat kebuddhaan itu bertin gkat dan berangur-angsur,tetapi
menurut pandangan kaum esoterik pencapaian itu hanya pada sat sekejap atu pada
masa sekaranng dan badan kita ini bisa mnjadi buddha.bagia kaum esoterik
sebenernya buddha selamanya berkotbah dharma, tetapi para pendengar tidak dapat
mendengar dan mengerti.Tanpa perantara dan bimbingan untuk mengerti
badan,perkataan dan pikiran sang buddha .perantara tersebut buka dari dari si
pelaku itu sendiri tetapi berasal dari
bimbingan dan kekuatan sang Buddha yang disebut Adhisthana ( Cia Che).Tiga
macam upacara yaitu :
1. Mudra : gerak tangan dan badan yang
mempunyai arti tertentu
2. Dharani : pembacaan mantra –mantra yang
mempunyai arti tertentu
3.Yoga
: pemusataan pikiran
2 . Aliran Tantra Barat /Tantrayana tibet
( Tibetan Buddhism)
Agama buddha masuk ke Tibet pada abad VIII.pada
tahun 747 M Guru Padma Sambhava tiba di tibet beliau adalah guru pertama yang
menyebarkan buddhisem di tibet. Beliau berasil menundukkan roh-roh alus dari
agama peri bumi tibet yang disebut Bonpa.
Dengan bantuan Bhiksu India yang bernama Santarakshita, Guru padma Sambhava
mendirikan sebuah Vihara pertama di samyas pada tahun 749.sekte ini disebut
Ninma-pa.seratus tahun kemudian pada
tahun 1038 M Bhiksu Atisa tiba ditibet beliau mendirikan sekte Kadam-pa.tiga
ratus tahun kemudian berkembanglah sekte Gelug-pa dan sekte-sekte
lainya.perkembangan tantra di tibet dapat dibagi menjadi tiga periode :
1 Maa permulaan
2 Masa pertengahan dan pembaharuan
3 Masa permulaan gelar dalai lama pada abad
XVII hingga sekarang
Pada permulaan abad Xv seorang lama yang bernama
Tsongkapa mengadakan renopasi terhadap agama buddha di tibet yang kemudian
sektenya disebut gelug-pa. Lama agung dari sekte ini adalah keponakan dari
Tsongkapa ( 1357-1419) yang bernama Ceduntruppadan,Gaden-dub ( 1391-1474). Pada
tahun 1653 lama agung dari galung –pa yang bernama Ngawang Lopsang Gyatso/Nag-wanlo-Zang
( 1617-1682) diberi gelar dalai lama oleh kaisar Manchu ( dinasti ching) kata
lama berasal dari bahsa Tibet yang : bijaksana,orang yang bijaksana. sekte-sekte
Tantrayana di tibet adalah :
1. Ninma-pa
: adalah sekte lama dari Lamaisme,sekte ini mengambungkan unsur-unsur
Bonpa dengan tantra Buddhisme.pengikut sekte ini juga disebut pengikut jubah
dan topi merah. Dari sekte ini tumbuh beberapa
sekte kecil diantaranya :
a
Dorjetak-pa
b
Nandang-pa
c
Mindollinpa
d
Kartok-pa
e
Lhatsu-pa
2. Khdam-pa :
dipelopori oleh atisa ( asal bangladesh) pada tahun 1035.secara
kata-kata sekte ini berarti,mereka yang terikat oleh peraturan-peraturan.
3. Gelug-pa : berkembang pada abad Xv sebagai
pembaharuan terhadap Kahdam-pa yang dipelopori oleh Tsongkapa. Beliau menerima
tradisi-tradisi Kahdam-pa dari lama Choskyabzanpo serta mengumpulkan
siswa-siswa ahdam-pa dan menguatkan mereka dengan 235 peraturan Vinaya.mereka
juga dikenal sebagai lama yang berjubah kuning dan bertopi kuning .
4. Kargyu-pa : dikembangkan oleh lama marpa (
1012-1096) yang pernah belajar di india.secara kata-kata dapat diartikan mereka
yang mewarisi.tokoh lain yang terkenal dari sekte ini ialah Milarepa (
1040-1123) seorang punjagga dan filosof yang terkenal dengan
syair-syairnya.sekte ini juga menitikberatkan meditasi.sekte ini menjadi
sekte-sekte kecil yang antara lain
adalah :
a . Karma-pa : didirikan oleh lama Ranchu
Dorje pada pertenghan abad XII
b Dug-pa : didirikan oleh lama Pangsam
Wangpo pada pertenghan abat XII
c Dikung-pa : didirikan oleh lama Rinchen
puntsong dan lama Jospyan Snawan pada tahun 1177 M
d Talug-pa : didirikan oleh Lama Nagban
Chogyalpo pada tahun 1178 M
5. Sakya-pa : didirikan oleh lama Konkon
Chogyalpo pada tahun 1072 M.Sekte ini menyatakan bahwa mereka memperoleh
pengetahuan dari manjusri Bodhisatva dan mewarisi pelajaran dari guru Nagarjuna
hingga guru Vasubhandu.disamping itu,mereka juga memetik sari pelajaran dari
sekte lain. Dari sekte tersebut terdapat dua sub-sekte yaitu :
a
Jonan-pa
: didirikan oleh Jekun Gahdolchog pada permulaan abad XIV
b
Nor-pa
: didirikan oleh lama Kungah Zanpo pada tahun 1427 M
6. Zijed-pa ; sekte ini berdiri
sendiri,pengikutnya digolongkan pertapa/orang suci yang mengembara.
Dari kempat aliran tantra tersebut yang ada di
tibet yang masih berkembang atu aktif hingga sekarang adalah Ninma-pa , Gelug-pa,
Kargyu-pa, dan Sakya-pa.ada empatmacam tantra tibet ( upacara dan filsafat)
sebagai berikut :
a Tingkat permulaan : Kriya Tantra (
Byabai-gyud),Crya Tantra ( Spyodpai-gyud)
b Tingkat lanjutan : Yoga Tantra ( Rualbyor gyud),Anuttara Tantra
( Rnalbyor-blanamedpai-gyud)
Kanon Budhis Tibet (Tantrayana) tibet merupakan
salah satu kumpulan kitab suci buddhis yang kaya raya.kedudukan kanon budhis
tantrayana dalam bahasa Tibet terdiri dari Kahgyur ( sebagian besar dari
terjemahan sansekerta dan sebagian kecil dari bahasa Tionghoa) dan tangyur (
Tafsran dan komentar).Kahgyur terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Dulva ( vinaya ) terdiri dari 13
bagian.peraturan vinaya dari sarvastivada dan mahasanghika dan ada juga
peraturan untuk bhikkhuni
b. Do ( sutra) terdiri dari 66 bagian yang
mencatat ajaran dan ucapan sang buddha,seperti halnya sutta pali,Do juga diawali
dengan kata-kata ”Evam maya sutram ”
( demikian yang telah kudengar)
c. Cho-non-pa ( Abhidharma) : terdiri dari 21
bagian
Disamping ketiga bagian tersebut masih ada rgyud atau tantrayang terdiri atas 22
bagian serta mencatat tentang
upacara,doa,darani ,mudra,mandala dan sebagainya kanon buddhis tantrayana tibet
memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perjuangan agama buddha di
mogolia,mancuria,nepal,bhutan,dan sikkim
Filsafat tantra timur didalam pembahasan buddhis
tantra dibutuhkan kecermatan, mengingat sumber-sumber yang sukardiperoleh dan
sukar dimengerti.secara umum filsafat tantra buddhis sebaiknya menguasai
terlebih dahulu dasar-dasar filsafat buddhis yang ada pada Sarvastivada,
teravada dan maca-macam sekte mahayana.pokok-pokok filsafat mahayana
seperti:sunyata, bodhicitta, tathata, vijnana, dan sebagainya.hanya saja di
dalam tantra hal-hal tersebut diterangkan secara esotorik dan penuh simbolis.
Berikut ini ada beberapa istilah filsafata tantra
Buddhis yang mempunyai hubungan dengan dasar-dasar filsafat buddhis.seperti
dikutip dari buku An intoductin to tantric buddhism’ karya prof.S.R dasgupta.
a. Konsep boddhicitta
Didalam
pandangan filsafat mahayana yang umum, boddhicitta dapat diartikan sebagai
pikiran-pikiran luhur yang ditujukaan kepada penerangan sempurna dengan harapan
untuk menolongsetiap makhluk dari cengkrman semsara.
b. Raga dan Maharaga
Ini
merupakan salah satu ciri filsafat buddhis tantra. Secara kata-kata dapat
diartikan:’kemelakatan’ dan’ kenikmatan’
c. Samsara
Samsara
erat hubunganya dengan raga dan maharaga,samsara adalah realisasai dari
kesatuan emosi dimanasudah tidak ada lagi perbedaan antara prajna dan upaya.
d. Nirvana sebagai masukan
Dalam
sutta pali kita dapat menjumpai keterangan te ntang nibbana/nirvana yang
dikatakan sebagai Visuddha ( kesucian),santi (ketenangan),Sacca (
kebenaran),asamkhata(tak terciptakan) param ( absolut) dan sebagainya.menurut
pandangan tantara buddhis,nirvana diartikan sebagai masukan dan elemen Nirvana
( Nirvana dhatu) diartikan sebagai Satata sukha maya.........(kegembiran tidak
terhingga) karena itu adalah pembebasan dan kenikmatan/kegembiraan.
- Aliran Tien Tai ( Tien Tai Cung/Tien Tai Shyu)
1.
pegertian aliran Tien Tai
Sekte Tien
Tai juga tumbuh dan berkembang ditanah Tiongkok yang kemudian diperkenalkan Kekorea,
Jepang dan Vietnam. Nama sekte ini berdasarkan sebuah gunung yang berda di
tiongkok timur yang bernama Tien Tai
karena gunung tersebut sekte ini didirikan dan dikembangakan.Tien Tai
berarti pangung surga atau penompang surga.Sekte ini adalah sebuah sekte besar
mahayana yang dapat dikatakan sebagi sinkretisme ( pengabungan/pembaruan) dari
bermacam-macam aliran/sekte agama buddha baik Hinayana maupun mahayana.
Sejarah
perkembangan aliran tien tai adalah mula-mula dirintis oleh bhiku Hui wen (
505-557 M) kemudian oleh bhiku Hui she ( 514-577 M) dan oleh bhiksu che khai ( che i 531-597 M)
dengan saddharama pundarika sutra sebagai sutra utama higga berdirilah sekte
tersebut.bhksu Che kahi dan murit-muritnya menyusun tiga buah sastra yang
menerngkan pokok-pokok utama filsafat TienTai serta tafsiran tentag sad dharma
pundaraikasutra.tiga buku tersebut adalah : Fa huan Wen Ci ( kata-kata dan
phrase teratai ),Fa Hua san I ( makna mendalam dari teratai ),Mo Ho Ce Kuan Fa
Men ( metode pengakiran perenungan mahayana).
Sekte atau
aliran Tien Tai berpedoman pada Sad Dharama Pundarika Sutra ( Fa Hua cing/Hokke
kyo), Amitartha Sutra ( Wliang Icing/Muryogikyo), dan Nirvana Sutra ( Nie Phan
cing ( Nehankyo). Selain dari ketiga sutra ini sekte ini juga berpedoman pada
Maha Prjnaparamita Sutra ( Ta Phan Jo cing) dan Mahayana Sradhotpada Sastra
serta sutra-sutra lainya. Aliran
Tien Tai menerangkan adanya Ekayana ( kendaran tunggal) dan juga menerangkan
adanya Triyana ( tiga kedaran yaitu :
a. Sravakayana : mereka mendengar dhama
kemudian berusaha
b. Pratyekayana : mereka yang berusaha
mencapi peneranagna sempurna dengan usaha se ndiri
c. Bodhisatvayana : calon buddha.
Sekte ini
menerangkan tentang Sarva Sankhara Anityam ( segala sesuatu yang terdiri dari paduan unsur-unsur
tidaklah kekal), Sarva Sankhara Dukkham (segala sesuatu yang terdiri dari
unsur-unsur tidaklah menyenangkan) dan Sarva Dharma Anatman (segala dharma tanpa
’aku’), sekte T’ien T’ai juga menambahkan ajarannya dengan Nirvana Santam ( Nirvana
adalah ketenangan abadi ).
Sekte Thien
Thai T’ai juga menekankan bahwa setiap insan dapat mencapa kebuddhaan. Berikut
ini kita lihat pandangan sekte T’ien T’ia tentang sepuluh alam/sepuluh
tingkatan sebagai berikut:
1. Buddha : sebenarnya seorang buddha tidak
tergolong dalam tingkatan ini, namun bila seorang buddha mewujudkan diri
diantara para makhluk hidup untuk menerangkan dharma, beliau menduduki tingkat
tersebut.
2. Bodhisatva
: dia atau mereka yang akan menjadi buddha.
3. Prayeka Buddha : seorang buddha yang
mencapai penerangan sempurna, namun tidak mengajarkannya kepada yang lainnya.
4. Sravaka : dia yang secara langsung
mendengarkan dharma dari sang Buddha kemudian melatih diri.
Empat tingkat diatas adalah
tingkatan para makhluk suci.
5. Devata : mereka tidak bisa mencapai
kebuddhaan tanpa bantuan dan penerangan dharma sang Buddha.
6. Manusia : mereka mempunyai sifat yang
netral.
7. Asura : mereka berada pada tingkat yang
lebih rendah dari alam devata.
8. Preta : mereka disebut sebagai makhluk
kelaparan.
9. Alam binatang : termasuk semua binatang.
10. Penghuni neraka : mereka berada pada
tingkat rendah.
2.
Ajaran Filosofis Tien Tai
Aliran Tien
T’ai memiliki pandangan filosofi mengenai tiga ribu alam (Tri Sahasra Dharma
Dhatu), Konsep ini menitik beratkan hubungan erat antar makhluk-makhluk hidup
serta hubungan dengan alam semesta sehingga timbul perkataan "yi nien san
chien" (ichinen sanzen) yaitu pikiran sekejab meliputi segala hal ikhwal
seluruh alam semesta.Yang dimaksud tiga ribu alam tersebut adalah bermula dari
sepuluh alam yaitu Buddha, Bodhisatva, Prayeka Buddha, Sravaka, Devata, Manusia,
Asura, Preta, Alam binatang, Penghuni neraka. Kesepuluh alam itu memiliki
sepuluh alam masing-masing.
Sama halnya
dengan avatamsakha sekte T’ie T’ai pun mengenal klasifikasi (pembagian waktu
terhadap ajaran sang buddha) seperti lima pembangian waktu yaitu :
1. Periode Avatamsaka : selama 3 x 7 sang
buddha menerangkan Dharma yang amat sukar dipahami oleh umat awam,dan hanya
dipahami oleh para bodhisatva dan mahluk agung lainya
2. Perode Agama Sutra : selama 12 tahun sang
buddha menerangkan dharama yang mudah dipahami oleh umat awam dan ini dimulai
dari taman rusa waktu asadha dengan Dharmacakra Pravartana sutra
3. Perode Vaipulya sutra: selama 8 tahun
sanng buddha menerangkan apa yang tercantum pada Lankavatara sutra,vimalakirti
nirdesa sutra, suvarna prabhasa surta serta sutra-sutra lainya
4. Perode Pranjna Paramita Sutra : selama 22
tahun sang buddha menerangkan maha prajna paramita sutra dengan prajna dan
sunya menerangkan dharama
5. Perode Sadharma Pundarika Sutra: selama 8
tahun sang buddha menerangkan saddharam pundarika sutra,tetapi sebelum sehari
parinirvana beliau menerangkan Maha Nirvana Sutra
Menurut
sekte Tien Tai dalam pengajaran Dharma mengenal
delapan metode yaitu dibagi menjadi dua bagian yaitu.Bagian pertama adalah
emapat metode yang dipakai sebelum masa Saddharma pundarika sutra yaitu :
1. Metode menerangkan secara seketika : sang buddha menerangkan apa yang dicapai-Nya
dari Samyak Sambodhi, tanpa mengunakan cara-cara yang mudah dimengerti pleh
umat awam.ini digolongkan perode Avatamsaka
2. Metode menerangkan secara berlahan-lahan :
sang buddha menggunakan bermacam-macam cara untuk menerangkan dharma dari
hal-hal yang mudah dipahami sampai hal-hal yang sukar dimengerti.ini
digolongkan sebagai perode agama ( Taman Rusa),vaipulya dan prajna
3. metode yang sifatnya tersembunyi (
rahasia) karena begitu tingginya arti dharma dan kebijaksanaan sang Budhha,
mereka yang mendengarkan Dharma menganggap sanng buddha berkata kepada dia
sendiri sebagai pendengar,sehimgga pengertian dan pencerapan berbed.a.hal tersebut berada dari perode Avatamsaka sampai
prajna
4. metode pengajaran tanpa mistik:ini berbeda
dengan metode yang berbeda.dalam metode ini semua oramg berramai-ramai
mendengarkan dharma secara umum namun pencerapan dan penegertian pendengar
masing-masing berbeda.
Bagian kedua ada empat metode yaitu:
1. Pelajaran Tripitaka termasuk semua stra
agam serta papayang diterngkan dalam maha Vibhasa sutra
2. pelajaran persatuan ini adalah metode
persatuan diantara aliran atau sekte agama buddga.
3. pelajaran yang dicirikan :ini adalah masa
mahayana yang juga dukhususkan untuk boddhisattva.didalam pelajaran tripitaka
dan persatuan hanya diteranglan hanya secara sepihak, sedangkan pada pelajaran
tersebut diterangkan jalan tengah.
4. pelajaran keharmonisan agung ini adalah
masa semua ajarana sang buddha berada didalam keharmonisan yang agung ini juga
satu adalah semua, dan semua adalah satu.
0 komentar:
Posting Komentar