Bhikkhu
Saddhayano Mahat
Namo Sanghyang Adi Buddhaya
Namo Tassa Bhagavato Arahatto Samma
Sambuddhassa
Namo Sabbe Bodhisattvaya
Mahasattvaya
Bapak ibu dan saudara sekalian,
Terima kasih atas kesempatan yang
diberikan pada saya, sehingga pada hari ini saya bisa membicarakan dharma
bersama saudara sekalian. Dan pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan
membicarakan tentang makna berlindung kepada Triratna.
Saudara sekalian,
Sering kali kita kabur sekali Pergi
berlindung kepada Triratna, sebab banyak di antara umat Buddha yang walaupun
sudah lama menjadi umat Buddha, tetapi tidak tahu makna berlindung itu. Oleh
karenanya banyak umat Buddha yang cara berpikirnya tidak buddhistik.
Menjadi umat Buddha tidak cukup
mengaku bahwa ia telah beragama Buddha. Tetapi semestinya umat Buddha juga cara
berpikirnya harus buddhistik . Artinya apa saudara? artinya orang yang mengaku
beragama Buddha semestinya didalam menyikapi masalah, didalam memandang hidup
dan kehidupan, dan di dalam melihat perubahan-perubahan yang terjadi semua
dilihat dengan cara yang benar yaitu berlandaskan Buddha dharma.
Untuk bisa memiliki pikiran dan cara
berpikir buddhistik itu, orang harus tau ajaran Buddha. Jadi kalau umat Buddha
tidak tahu apa yang Buddha ajarkan maka tidak mungkin orang bisa berpikir
buddhistik atau tidak mungkin bisa menyikapi masalah kehidupan secara
buddhis.
Oleh karena itu setiap umat Buddha
mempunyai tanggung jawab yang sama harus memahami dan mau mengerti apa sih yang
sang Buddha ajarkan terutama dalam menyikapi masalah-masalah kehidupan.
Agar bisa menerima ajaran Buddha,
orang harus terlebih dahulu menyatakan berlindung kepada Triratna. Mengapa
harus pergi berlindung? Sebab pergi berlindung atau menyatakan berlindung
adalah merupakan jalan masuk terhadap ajaran. Artinya kalau anda ingin dengan
mudah bisa menerima ajaran buddha, dimulai dari anda menyatakan berlindung
terlebih dahulu.
Sebab kalau anda tidak mengakui
keberadan Buddha dengan segala keistimewaan dan keluhurannya maka anda tidak
akan bisa menerima apa yang disampaikan Buddha dan para bhikkhu. Maka di
katakan pergi berlindung merupakan jalan masuk ke dalam ajaran.
Jadi jelas tahapan-tahapan yang
harus kita lalui. Kalau anda ingin berpikir secara budhistik maka anda harus
tahu ajaran, kalau anda ingin mengerti ajaran maka anda harus berlindung kepada
Triratna. Tradisi ini atau memohon tisarana ini bukan akal-akalan para bhikkhu
supaya viharanya ramai, tidak seperti itu. Tapi ini memang tradisi yang
dianjurkan yang dimulai oleh sang Buddha sendiri. Dimana ketika Sang Buddha
masih hidup Beliau mengutus kepada para bhikkhu yang telah mencapai kesucian
yang jumlahnya 61 tempatnya di taman rusa isipathana, di Benares. Buddha
mengutus bhikkhu tadi untuk menyebarkan dharma, dharma ini disebarkan tidak
lain untuk kasih sayang kepada semua. Jadi ketika Buddha mengutus bhikkhu ini,
bhikkhu dengan kasih sayang mengajarkan dharma. Supaya orang mau menerima
ajaran dharma dari sang Buddha itu, maka mereka harus memulai dengan cara pergi
berlindung, mengakui keberadaan Buddha, Buddha itu ada dan Buddha pantas
dijadikan tempat perlindungan. Apa yang dimaksud dengan pergi berlindung saudara?
Apa sekedar mengucapkan Tisarana, ternyata tidak cukup.
Secara formal kita mengakui,
berlindung pada Triratna. Yang lebih penting adalah anda harus tahu makna
daripada pergi berlingung. Pergi berlindung adalah pergi mencari perlindungan,
yaitu pergi untuk mengahalau, menyingkirkan dan menghentikan rasa takut,
kesedihan dan berusaha mencegah agar tidak terlahir di alam yang rendah atau
alam yang sengsara. Jadi yang dimaksud pergi berlindung atau dengan kata lain,
anda mengaku umat Buddha berlindung pada Triratna tidak lain adalah karena
saudara berusaha menghalau, menghentikan, kesedihan, rasa takut dan
kekhawatiran yang selama ini menghantui kehidupan saudara. Jadi diharapkan,
dengan saudara berlindung anda memilik kesempatan untuk membuang segala masalah
yang ada.
Yang kedua; yang dimaksud pergi
melindangkan pandangan salah menuju pandangan salah, setiap umat Buddha setiap
kita yang pergi berlindung untuk meninggalkan pandanga keliru. Misalnya
pandangan kalau anda percaya Buddha pasti masuk surga, penderitaan, kalau
banyak sembahyang nanti masuk surga itu juga salah, pandangan bahwa roh itu
kekal, juga pandangan lain yang tidak memang tidak sepaham dengan apa yang sang
Buddha ajarkan ini harus dibuang. Nanti saya akan jelaskan lebih rinci makna
dari pergi berlindung tadi dan mengapa pandangan keliru itu harus dibuang
,mengapa hal-hal tadi dikatakan pandangan keliru, pandangan benarnya seperti
apa.
Yang tidak kalah penting adalah
bahwa saudara pergi berlindung tidak lain adalah pergi dengan pengertian benar
dan keyakinan yang kuat untuk membuang kekotoran batin. Kalau kita masuk
menjadi umat Buddha dalam rangka kita membuang sifat buruk yang ada di dalam
batin kita. Menjadi umat Buddha tidak lain adalah berusaha menjadi manusia yang
berbudi luhur dengan membuang kekotoran-kekotoran batin.
Selama ini banyak umat Buddha yang
merasa kecewa setelah bertahun-tahun merasa tidak pernah dilindungi, merasa
setelah menjadi umat Buddha malah banyak masalah akhirnya kecewa dan mengatakan
agama Buddha itu tidak cocok. Apakah betul seperti itu? Mereka yang banyak
masalah itu apa karena buddhanya yang tidak manjur, tidak sakti, atau karena
apa? Ternyata salah satunya karena banyak diantara umat Buddha yang tidak tahu
apa yang dimaksud berlindung kepada Buddha, tidak tahu apa maksudnya dia
beragama Buddha.
Nah, Saya ingin menjelaskan tentang
berlindung kepada Triratna dengan pengertian benar. Mengapa kita berlindung?
ada apa? Mari kita lihat pada realita keseharian kita, bila mana kita kehujanan
kita mencari tempat yang aman dan kokoh untuk berteduh. Bila itu dilakukan maka
anda akan terbebas dari resiko yang disebabkan oleh hujan, Bila hujan tidak
kehujanan, dan jika panas tidak kepanasan sebab anda telah mencari tempat untuk
berteduh. Demikian pula kita saudara, di dalam kehidupan kita ini banyak
masalah. Oleh karena itu jika kita ingin menyelesaikan masalah dengan baik,
anda bisa mengatasi penderitaan yang dirasakan maka harus pergi berlindung,
mencari tempat yang bisa membuat masalah-masalah itu bisa diselesaikan dan
dihadapi sehingga menemukan jawaban. Sehingga kita bisa mengatasi kehidupan ini
dengan baik
Saudara sekalian
Kita pergi berlindung tidak lain
karena kita ingin menyelesaikan masalah kehidupan kita dengan cara yang tepat.
Mengapa harus berlindung kepada Buddha? Ini banyak orang bertanya, kenapa tidak
berlindung kepada dewa? Dll. Persepsi ini menjadi perlu anda ketahui, baik
pengertian tentang dewa, tuhan, kenapa harus berlindung kepada Buddha bukan
kepada dewa dan lain-lain.
Saudara sekalian
Dalam agama Buddha dewa adalah salah
satu jenis makhluk yang sama dengan kita, tetapi secara kualitas batin dia
lebih tinggi karena hidupnya dipenuhi dengan kebahagiaan dan tinggal di alam
surga. Seperti bahasa lain, sepertu para malaikat memiliki keistimewaan. Jadi
dewa ini adalah makhluk luhur yang hidupnya penuh kebahagiaan. Para dewa juga
punya kekurangan, mereka ada di alam kehidupan yang tidak kekal dan yang mana
kualitasnya juga bisa turun. Oleh karenanya kalau anda berlindung kepada dewa
maka anda tidak akan mencapai pembebasan. Bahkan diceritakan Sang Buddha
sendiri pergi ke alam surga dan bahkan para dewa belajar dari sang Buddha
tentang banyak hal, tentang berkah dan tentang bagaimana untuk mencapai
pembebasan. Dari ini, Mengapa kita tidak berlindung kepada dewa? Karena dewa
juga punya kekurangan, karena dewa hanya punya kelebihan tertentu yang itupun
bisa diraih oleh manusia.
Kemudian juga mengapa tidak
berlindung kepada Tuhan? Nah, ini perlu dijelaskan. Pengertian Tuhan dalam
agama Buddha sangat beda dengan agama lain. Sebetulnya kalau anda membaca
literature agama Buddha, buku-buku, sumber-sumber dalam agama Buddha, tidak ada
yang secara khusus membahas tentang Tuhan termasuk dalam Aganna Sutta,
Brahmajala Sutta, Adi Budha, Sanghyang Kamahayanikan disana tidak secara khusus
membahas tentang keTuhanan sebab ajaran ketuhanan bukan ciri khas ajaran
Buddha. Tetapi bukan berarti agama buddha tidak percaya adanya tuhan.
Yang perlu diketahui adalah bahwa
Tuhan dalam agama Buddha tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tuhan tidak
bisa digambarkan dengan gambar apapun, tidak bisa dilukiskan. Semakin
dijelaskan maka tuhan semakin kecil artinya. Oleh karena itu, dengan bijaksana
mengatakan setiap pertanyaan yang menyangkut ketuhanan itu Buddha langsung
menggiring dan mengarahkan kita agar lebih focus pada bagaimana menghadapi
realita hidup yang menderita dan sengsara kemudian bagaimana kita mengatasi,
ini yang lebih penting. Mengapa? Ada sebuah perumpamaan; Ada seorang pemuda
kena panah yang beracun, menanyakan siapa yang memanah dia, namanya apa, suku
apa? Kemudian orang bijaksana mengatakan; tidak penting siapa yang memanah
kamu, yang lebih penting adalah obati dulu luka kamu. Sebab dengan cara seperti
itu, kamu tidak kehilangan kesempatan dan waktu untuk mencari siapa
sesungguhnya yang memanah kamu, ini lebih penting. Sebab kalau anda di dorong
oleh nafsu ingin tahu siapa yang memanah kamu, sementara racun terus bekerja
maka belum tahu siapa yang memanah, anda keburu mati.
Demikian kita saudara, kita tidak
perlu pusing siapa tuhan saudara, seperti apa tuhan, tetapi yang lebih penting
adalah anda tahu bahwa anda sekarang punya masalah, anda harus tahu masalah ada
sebabnya, dan masalah itu ada jalan keluarnya dan masalah itu bisa
diselesaikan, ini yang penting.
Mengapa? sebab, kalau anda sudah
bisa mengatasi masalah tadi maka anda akan tahu tuhan yang sesungguhnya, bukan
tuhan yang digambarkan manusia secara lisan. Sebab semakin dijelaskan maka
semakin kabur dari makna yang sesungguhnya. Kadang-kadang anda melihat Tuhan
yang seram karena tuhan suka menguji, suka murka, kalau saudara ingat tuhan
jadi takut. Kalau anda takut, maka anda akan melakukan segala sesuatu bukan
dengan kesadaran tetapi dengan ketakutan.
Kadang-kadang anda merasa Tuhan
tidak adil, kenapa? karena anda miskin, orang lain kaya. Anda pintar orang lain
bodoh. Kenapa tuhan nampak tidak adil? Karena digambarkan tuhan adil, ketika
dikatakan tuhan adil malah jadi tidak adil kenapa? Karena banyak
kepincangan-kepincangan.
Maka dalam agama Buddha bagaimana
anda menghayati dan menerapkan sifat-sifat tuhan. apa itu? Yang lebih penting
bagi kita adalah bagaimana mengatasi penderitaan, mengembangkan paramita,
siapapun yang berusaha memiliki dan mengembangkan cinta kasih, kasih sayang,
simpati dan keseimbangan batin maka saudara akan menikmati hidup ini dengan
lebih baik.
Memang, agama Buddha tidak pernah
menganjurkan dan tidak pernah melarang orang mau percaya atau tidak percaya
pada tuhan, orang mau percaya atau tidak percaya pada Buddha. Karena intinya orang
mau percaya tuhan, mau percaya Buddha intinya harus sadar. Kalau anda percaya
Buddha jadi sadar ya silahkan. Dan kalau anda percaya Buddha jadi sadar ya
silahkan sebab intinya hidup ini harus sadar.
Tetapi yang saya alami, saya semakin
mengenal Buddha lewat ajaran-ajarannya saya semakin sadar. Saya sadar banyak
kekurangan maka saya harus banyak berbuat baik, saya sadar bahwa saya punya
tanggung jawab sebagai manusia maka saya harus berjuang untuk mengatasi itu,
dan banyak sekali alasan-alasan mengapa kita harus berlindung kepada
buddha.
Maka pada saat saya ditanya kenapa
saya harus berlindung kepada Buddha? Dulu saya pernah percaya tuhan, karena
tuhan digambarkan seperti itu jadi saya juga ikut salah mencernanya. Waktu saya
percaya tuhan saya berani sama orangtua, ketika saya percaya tuhan saya tega
membunuh. Kenapa saya jadi tega membunuh dan melawan orangtua? Padahal tuhan
penuh kasih?, sebab ada kata-kata; bahwa alam semesta beserta isinya adalah
untuk manusia, tuhan mencipta untuk manusia.
Maka setelah kita tahu bahwa
binatang untuk manusia, maka kalau anda memotong sapi, ayam dan apa saja kalau
itu seijin tuhan maka sudahlah anda lakukan saja. Dan tanpa disadari, sifat
buruk seperti; kejam, benci, tega itu terbentuk.
Maka secara perlahan juga saudara
menjadi orang yang tegaan. Kemudian pada saat saya dulu kenal tuhan dalam arti
percaya tuhan. Karena tahu orangtua saya tidak seiman, maka saya juga berani
membantah ketika disuruh ke vihara tidak mau, dan saya bilang; agama itu hak
asasi lho bu, itu urusan batin orangtua tidak bisa memaksa. Orangtua tidak bisa
apa-apa dan hanya bisa bersedih.
Misalnya kita disuruh membantu
mengirim makanan ke vihara, kita merasa malu. Karena mencerna salah tentang
tuhan tadi, maka salah pula kita menerjemahkan dalam sikap sehingga kita
menyakiti orangtua. Banyak kasus yang terjadi, banyak orang yang dulu kenal
Buddha sayang orangtua, setelah kenal tuhan malah menjadi tega kepada orangtua.
Dari kecil disayang mama, diajarkan baik dan buruk, disekolahkan, dikasih susu
dan dikasih makan oleh orangtua. Begitu kenal tuhan jasa orangtua hilang semua,
bahkan orangtuanya meninggal tidak mau tancap hio karena dia merasa itu
dilarang tuhan. Dia melihat orangtuanya sendiri hanyalah melihat bangkai, bukan
orangtuanya sendiri.
Jadi bapak ibu saudara sekalian
Kalau saya mengenal tuhan malah
menjadi tega sama orangtua dan tega sama yang lain saya lebih baik mengundurkan
diri. Itu saya lakukan setelah saya mengenal ajaran Buddha saya lebih mengasihi
yang lain, dan ternyata dalam pandangan Buddha dan orangtua, dan juga makhluk
yang lain pantas kita hargai, pada dasarnya setiap makhluk ingin bahagia.
Bahkan binatang pun yang sering kita sakiti sebenarnya ingin bahagia. Anda akan
menghargai mereka kalau anda punya pikiran bahwa; Binatang pun pantas untuk
bahagia. Anda punya pandangan seperti itu kalau anda mengikuti ajaran Buddha.
Nah inilah pentingnya kita berlindung kepada Buddha.
Saudara sekalian
Kalau ada orang lain yang mampu
dengan berlindung kepada tuhan dan jadi sadar ya silahkan. Tapi kita berlindung
pada Buddha adalah cara yang tepat untuk bisa mengenali tuhan yang
sesungguhnya. Bukan dalam arti nama tapi tuhan dalam arti sifat yang penuh
kasih. Mestinya kalau orang percaya tuhan harusnya penuh kasih dan bukan kejam.
Inilah alasan saudara mengapa berlindung kepada Buddha dan bukan kepada yang
lain, dan alasan lain nanti akan saya jelaskan dalam sutra yang dijelaskn
disini termasuk buddha nussati.
Tetapi sebelum masuk kesana saya
ingin bacakan sebuah pengertian, supaya anda tidak salah mengerti tentang
Buddha. Dalam mahanidesa sutra ayat 145:7 dikatakan bahwa apa itu Buddha?
Buddha bukan nama yang diberikan oleh seseorang. Buddha adalah sebuah predikat,
julukan yang menunjukkan gambaran realitas tentang orang yang telah sadar, yang
cerah, bersih dan suci.
Jadi Buddha itu predikat menunjukkan
kualitas sesorang yang sadar, yang suci, yang bersih maka anda juga akan
belajar menuju kesana. Anda akan menjadi cerah karena anda belajar dengan orang
cerah. Banyak orang menjadi buruk bukan karena kebiasaan buruk, dan tabiat
buruk, karena dia ada di lingkungan yang buruk. Kalau dia terbiasa bergaul di
lingkungan yang buruk, kebiasaan tidak sopan, menghinda, mencela itu akan
mewarnai keseharian dia. Tapi kalau anda berlindung kepada Buddha anda sedang
menuju jalan dan kondisi yang luhur. Maka diharapkan dengan berlindung pada
buddha anda akan bisa seperti Buddha menjadi manusia yang pemaaf, penuh kasih,
penyayang dan sebagainya.
Dijelaskan juga bahwa Buddha
memiliki sifat luhur yang mana sifat luhur itu juga bisa dicapai setiap
manusia. Buddha itu bukan monopoli Siddharta Gautama, semua orang bisa cuma
prosesnya lama.
Kalau Buddha itu karena sering
melatih dari satu kehidupan ke Kehidupan selanjutnya, maka sekarang lebih
mudah. Sama seperti anda, setiap tahun anda Les bahasa inggris, tahun besok les
lagi, anda akan lebih baik. Anda akan lebih cepat mengikuti karena telah
dikondisikan dari waktu sebelumnya.
Buddha adalah manusia suci yang
disebut Arahat (yang maha suci bebas dari segala noda), samma sambuddho (telah
mencapai pencerahan sempurna/manusia yang sudah cerah), vijja
caranasampanno(sempurna pengetahuan dan tindak tanduknya), Buddha dikatakan
sempurna pengetahuan serta tindak tanduknya adalah; Buddha dikatakan sempurna
dalam hal pengetahuan tentang spiritual. Jadi kalau Buddha tidak mengerti
sempoa biasa itu, Buddha sempurna dalam hal pengetahuan batin.
Dalam hal pengetahuan, artinya jalan
yang ditempuh oleh Buddha itu sempurna kalau tidak sempurna beliau tidak akan mencapai
nirvana. Beliau juga pengenal segenap alam, jadi alam-alam kehidupan yang waktu
itu belum terungkap sang Buddha telah pahami sang Buddha lihat sendiri dengan
batin, dan ternyata beliau ungkapkan ternyata yang hidup itu bukan cuma
manusia.
Banyak kehidupan lain yang kalau
ditulis dalam tek pali itu ada 31 alam kehidupan. Jadi termasuk alam surge itu
tidak cuma satu namun banyak sekali. Salah satunya kalau saya sebutkan; surga
Tusita, Tawatimsa, Catumaharajika, Alam Brahma, Suddhavasa dan lain-lain. Jadi
alam bahagia tadi berlapis-lapis karena pencapaiannya berbeda-beda. Yang masuk
surga catumaharjika banyak melakukan kebajikan, beramal dan melaksanakan sila.
Yang terlahir di alam brahma disamping melaksanakan sila dengan baik dia
mencapai Jhana tertentu dalam meditasi. Jadi orang baik, sama-sama baik, yang
satu mencapai jhana dan yang satu tidak mencapai jhana surganya beda, itu
namanya adil. Kalau surganya sama itu namanya tidak adil.
Jadi Buddha mengenal alam-alam
kehidupan. Pembimbing manusia tiada taranya, Buddha dalam membimbing manusia
luar biasa, untuk mencapai tingkat spiritual yang tinggi. Buddha bukan guru
para manusia tetapi dewa juga berguru, belajar. Sang Buddha dalam satu
kesempatan selama 3 bulan mengajarkan abhidharma di Surga Tawatimsa.
Jadi buddho; yang sadar. Jadi
manusia yang sadar tidak mungkin akan lengah, telah sadar tidak mungkin kena
bencana, dan batinnya stabil. Bhagava; yang patut dimuliakan. Jadi bapak ibu
sekalian mengapa kita berlindung kepada Buddha? Alasannya karena Buddha
mempunyai sifat yang luhur kalau saudara berlindung kepada orang yang mempunyai
sifat luhur seperti ini maka saudara pelan-pelan memiliki kemuliaan seperti
buddha.
Mengapa berlindung kepada dharma?
Karena dharma akan membimbing saudara untuk bisa memahami kebenaran. Karena
dharma ini langsung diajarkan oleh Buddha. Dharma adalah cermin kata-kata
Buddha, kalau Buddha suci pasti kata-katanya suci. Kalau yang diikuti ajaran
suci maka anda akan menjadi suci, logikanya seperti itu. Dan dharma ini mempunyai
keistimewaan, kekuatan dharma bisa menghalau ketakutan, bisa membuat manusia
hatinya terang, dan sebagainya.
Seperti yang dijelaskan dalam
Dhammanussati, bahwa dharma itu berada sangat dekat. Jadi dharma dalam arti
sunyata (kebenaran) ada di dekat kita. Jadi kalau anda belajar dharma secara
formal mungkin harus keluar negeri, tetapi belajar dharma dalam arti kebenaran
ada dimana-mana.
Misalnya anda melihat gunung meletus
berarti anda sedang belajar hukum sebab akibat, anicca, tentang perubahan bahwa
gunung tidak kekal, dan bisa meletus. Kalau anda sedang melihat pengemis, anda
sedang dharma bahwa ada orang miskin ada orang kaya, ada perubahan, ada kasih
sayang dan sebagainya. Jadi dharma itu sangat dekat dengan keseharian
kita.
Akaliko; tidak lapuk oleh waktu.
Jadi, dari dulu dharma itu tidak berubah secara hakikat, bahwa inti kebenaran
itu selalu sama yaitu dharma indah pada awal, indah pada pertengahan dan indah
pada akhirnya. Artinya dari dulu orang yang mempraktekkan dharma mendapatkan
manfaat dan berkah yang luar biasa.
Opanayiko; Menuntun ke dalam batin.
Apa maksudnya? Membuat saudara menjadi orang yang memiliki kemampuan atau
kekuatan untuk menjadi manusia yang luhur. Jadi bukan hanya untuk kepuasan
intelek, jadi dharma menuntun ke dalam batin. Kalau ajaran-ajaran lain seperti
Ilmu pengetahuan, fisika, geografi, itu untuk kepuasan intelektual, jadi
sifatnya untuk memuaskan pikiran saja. Tetapi kalau dharma, tidak seperti itu.
Dia menuntun supaya manusia batinnya menjadi mulia.
Paccatam veditabho vinnuhiti; Dapat
diselami para bijaksana dalam batin mereka masing-masing. Jadi ajaran Buddha
itu bisa dibuktikan, diakui dan diselami oleh para bijaksana. Artinya para
bijaksana simbol dari orang-orang yang secara spiritual telah sukses tidak akan
dikecewakan oleh dharma, karena dharma bisa dibuktikan dan diselami. Orang akan
bisa memahami. Jadi kalau orang bijaksana bisa menyelami betapa luar biasanya
dharma.
Banyak ajaran-ajaran yang oleh orang
bijaksana diabaikan karena tidak berguna dan tidak menuntun ke dalam batin
dipelajari juga tidak bermanfaat bagi kemajuan spiritualnya. Dharma bisa
diselami oleh para bijaksana. Ini pentingnya mengapa saudara berlindung kepada
dharma, karena alasan-alasan yang luar biasa ini.
Kemudian yang terakhir, kenapa anda
harus berlindung kepada sangha?. Sangha yang dimaksud disini adalah baik sangha
yang sudah mencapai kesucian (ariya sangha), atau sangha yang belum mencapai
kesucian (samuti sangha). Jadi anda bukan berlindung kepada bhikkhu tapi kepada
sangha atau pesamuhan suci. Kalau anda berlindung kepada sangha maka anda akan
mendapatkan bimbingan ajaran yang suci karena sangha adalah pewaris dharma,
pelaksana dharma. Yang diajarkan oleh bhikkhu sangha adalah ajaran tentang
dharma. Anda tidak akan diajarkan bagaimana melet, bagaimana nyantet orang,
bagaimana membunuh orang dari jarak jauh, itu tidak mungkin.
Karena yang diajarkan sangha adalah
ajaran suci, yang diajarkan bagaimana supaya meditasi tenang, bagaimana
kehidupan rumah tangga menjadi harmonis, bagaimana merawat anak yang baik.
Jadi, kalau anda berlindung kepada sangha, maka anda akan mendapatkan
petunjuk-petunjuk yang indah untuk kehidupan ini.
Nah, sangha ini juga mempunyai
sifat-sifat luhur yang dijelaskan dalam sanghanussati. Bahwa sangha siswa sang
bhagava telah bertindak baik, jadi sangha telah mencontohkan dan telah
menjalankan tindakan yang baik. Siswa sang Buddha, terutama ariya sangha yang
suci telah memberikan contoh yang baik. Sangha telah bertindak lurus, jalannya
lurus tidak berbelok-belok. Sangha telah bertindak benar, jadi yang dilakukan
sesuai dengan dharma. Bertindak patut, tidak menyimpang.
Kemudian yang tidak kalah penting,
karena sangha merupakan kumpulan para suciwan mereka patut mendapatkan
persembahan, tempat bernaung, penghormatan, dan bisa dikatakan sebagai ladang
menanam jasa yang tiada taranya, inilah keluhuran-keluhuran sangha.
Jadi bapak ibu saudara sekalian
Inilah alasan-alasan kenapa saudara
tidak berlindung kepada yang lain, tetapi berlindung kepada Buddha, dhamma dan
sangha. Karena inilah perlindungan yang tepat sebagai mana anda niat masuk ke
agama buddha ingin membuang kekotoran batin, pandangan keliru, terbebas dari
kelahiran sengsara setelah mati, anda ingin bahagia sebelum mati, maka inilah
tempat yang cocok untuk mewujudkan impian saudara tadi. Sebagai tambahan;
Buddha itu orang yang bijaksana, bukan sekedar orang baik tapi bijaksana. Maka
berlindung pada Buddha bukan berarti menyerahkan nasibnya kepada buddha, kita
suka salah. Kalau anda masuk agama Buddha merasa sudah dijamin masuk surga,
tidak. Kalau anda masuk agama Buddha baca tisarana, tetapi tetapi ngomong sama
istri kasar, masih suka menipu, mencuri, gak setia kepada pasangan, surganya
tidak mungkin bisa terwujud. Jangankan nanti sekarang saja anda sudah
menciptakan masalah. Yang dimaksud berlindung kepada Buddha bukan seperti itu.
Jadi Buddha peranannya adalah;
membantu saudara untuk menunjukkan jalan, membimbing langsung, memberikan
rute-rute, tanda-tanda mana yang boleh dan tidak. Jadi Buddha menciptakan
kondisi, mengkondisikan saudara supaya anda mau menjalankan dengan baik.
Ibarat naik gunung saudara, Buddha
itu langsung jalan di depan dan Buddha sudah bolak-balik ke puncak, sudah tau
rutenya, jam berapa biasanya turun kabut, mana jurang, mana jalan yang lebih
enak, sang Buddha sudah tahu semua. Maka Buddha kasih petunjuk dan rambu-rambu
nah kita mengikuti dibelakang.
Tugas Buddha seperti itu, memandu
dan membimbing di depan bukan menggendong saudara, jadi kalau anda ikut buddha
bukan berarti digendong. Kenapa Buddha tidak menggendong saudara? Karena Buddha
bijaksana, Buddha ingin kita semua tahu, dan mau merasakan bagaimana nginjak
krikil naik gunung gimana rasanya, kalau dipersimpangan jalan kita bingung
rasanya seperti apa. Kalau turun kabut, gelap bagaimana? Dan saudara kalau
sudah mencapai puncak akan merasakan keindahan, mengapa? Karena anda sudah
merasakan susahnya perjuangan anda, ada kabut dan sebagainya. Dan saudara tidak
takut, kenapa? Karena di depan ada buddha yang membimbing saudara, tidak akan
takut salah karena sudah pengalaman. Tapi kalau saudara naik gunung digendong
langsung oleh sang Buddha, maka walaupun gunungnya tinggi anda tidak akan
pernah merasa capek. Karena anda tidak merasa capek, anda pergi dari lembah
sampai ke puncak rasanya sama saja. Anda tidak menghargai hidup, dan itu tidak
akan mungkin terjadi. Jadi kalau saya tidak percaya, anda akan bahagia hanya
dengan menyerahkan nasibnya kepada yang lain.
Jadi bapak ibu dan saudara sekalian
Kalau anda harus bekerja, baik pada
isteri, sembahyang, meditasi dan anda harus melakukan itu semua itu semata-mata
karena Buddha ingin menunjukkan arti hidup. itu bukti bahwa Buddha bijaksana.
Bukan Buddha kejam, bukan Buddha tidak punya kasih sayang, kalau Buddha memang
luar biasa, mengapa kita harus mengalami susah, tidak seperti itu saudara. Ini
harus di pahami dengan benar.
Inilah kurang lebih makna berlindung
kepada Triratna, dengan alasan-alasan yang telah saya sebutkan. Mudah-mudahan
setelah kita mengerti ini semua anda akan bisa melihat kehidupan dan masalah
dengan pandangan yang benar. Sehingga anda mempunyai kemampuan, kekuatan dan
keberanian menghadapi kehidupan ini dengan indah, tidak dengan ketakutan.
Sehingga dengan menghadapi
masalah-masalah itu sendiri, sekarang anda bisa dikatakan berpikir secara
buddhistik. Artinya anda tidak lagi melihat masalah itu dengan kebodohan. Kalau
pulang ke rumah, didepan pintu ada kembang, lalu muncul rasa takut, wah ini ada
yang santét.
Jadi pikirannya tidak buddhistik
lagi, padahal setelah anda pulang ke rumah anda nginjek kembang tidak masalah,
anda sakit perut bukan karena nginjek kembang. Kita jangan jadi bodoh, tokonya
bangkrut dan sebelah laris langsung salahin, mungkin pelayanannya kurang,
mungkin tokonya jenis yang dijual sedang sepi. Tetapi intinya kita menjadi umat
Buddha itu supaya tidak mudah menyalahkan orang lain tetapi coba kita lihat
sebab-sebabnya itu secara logis dan realita. Inilah yang dimaksud berpikir
buddhistik melihat segala masalah dengan benar.
Jadi bapak ibu saudara sekalian
Mudah-mudahan ada gambaran yang
jelas buat anda sehingga kita semua menjadi sadar, menghargai hidup. Kita sadar
bukan karena takut, kita sadar karena tahu ini adalah tanggung jawab kita
sebagai manusia. Menjadi manusia yang beruntung tidak lain melakukan yang
terbaik.
Semoga semua diberkati kebahagiaan.
Namo buddhaya
0 komentar:
Posting Komentar