Pages

Rabu, 19 Maret 2014

Sejarah Filsafat Pra Buddha Di India


Sejarah Filsafat Pra Buddha Di India
Oleh: Putradi
Npm: 11110139


A.    Latar Belakang
Filsafat India dilatar belakangi oleh kedatangan Bangsa Arya yang membawa kebudayaan dan peradaban di India sekitar tahun 1750 SM. Bangsa Arya datang dengan membawa sebuah kitab yang disebut dengan Rgveda, berisikan tentang lagu-lagu pujian bagi kebesaran alam dan juga merupakan susunan dari sanjak-sanjak Veda. Bangsa Arya juga datang dengan melakukan penjajahan dengan kata yang kasar. Akan tetapi, bangsa berkulit hitam (bangsa setempat yang disebut Dasyus) mengalami kekalahan karena Bangsa Arya menganggap tidak berbudaya pada Bangsa berkulit hitam. Bangsa Arya terlihat dengan memiliki kebudayaan yang tinggi dan berkembang dan sudah seperti masyakat kota.

Para cendekiawan di sini adalah membedakan mana aliran kebudayaan dan peradaban yang berasal dari Bangsa arya, pada tahun berikutnya kedua kebudayaan menyatu menjadi datu penampilan; yaitu dalam naskah-naskah pasca-veda, yang dimulai dengan Upanisad. Kebudayaan pertapaan semakin tertinggal setelah bangsa Arya masuk, karena tradisi bangsa Arya bersifat keduniawian. Sejarah filsafat India mungkin dapat digambarkan sebagai kisah persaingan antara dua tradisi yang saling coba mendahului untuk mencapai supremasi yang paling tinggi.
Dari evolusi yang terjadi juga munculah suatu tradisi korbanan, yang dimana ada hewan yang dijadikan korban agar para dewa tidak marah. Sebelum melakukan korban, diadakan suatu lagu-lagu pujian yang dilakukan oleh para Brahmana, yang kemudian para brahmana dianggap sebagai manusia setengah dewa karena selalu berhadapan langsung dengan para dewa.
B.     Pembahasan
Dari berbagai macam evolusi yang terjadi kemudian munculah berbagai aliran-aliran yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut;
1.                Brahmanisme
Brahmanisme mengajarkan tentang konsep diri(atman) yang berasal dari brahman, brahman yang dianggap sebagai pusat atau sumber yang ada dialam semesta yang menciptakan sumber kehidupan dengan memecirkan unsur-unsur kehidupan, berupa atman, prapekerti, dan purusa. Selanjutnya muncul kasta atau selanjutnya muncul kasta atau kedudukan seorang didasarkan kelahiran dari tubuh brahman dan kemudian berdasarkan keturunan. Karena mengalami transformasi pandangan, selanjutnya brahmanisme lebih menekankan pada pemahaman tentang atman yang kemudian disucikan dengan cara bertapa.
Pandangan buddhisme didalam Brahmajala sutta, berpendapat bahwa paham brahmanisme adalah pandangan salah, pandangan semi-eternelis. Budhisme berpendapat bahwa segala sesuatu muncul karena adanya proses yang tak diketahui awalnya, sesuai hukum sebab akibat. Menanggapi paham kasta, dialam esukari sutta, bahwa yang mempengaruhi kedudukan seorang adalah praktek dhamma yang dilakukannya.
2.       Materialisme
Materialisme disebut juga sebagai kaum carvaka lokayatika, atau brahaspatya, yaitu paham yang mengajarkan bahwa persepsi indria merupakan satu-satunya sumber pengetahuan yang masih sehingga mereka beranggapan dunia nyata sebagai satu-satunya realitas, sedangkan kesadaran tidak nyata karena bukan merupakan obyek dari lima indria. Materialisme juga menyangkal akan adanya kehidupan setelah mati, dengan kata lain hidup nyata sekali, tidak ialismeada sebab. Budhisme berpendapat kaum materialisme sebagai ajaran yang ekstrim, karena mengajarkan pemuasan nafsu indria, karena mereka beranggapan tidak ada kelahiran kembali, maupun hukum sebab akibat. Pandangan Buddhisme sesuai brahmajala sutta, bahwa kaum berpandangan salah dengan berkeyakinan segala sesuatu muncul secara kebetulan dan paham anihilisme.
3.      Ajivikisme
Ajivikisme mengajarkan bahwa kehidupan akan berakhir dengan satu titik yang sudah ditetapkan atau takdir. Sehingga kehidupan tidak dapat diperbaiki atau diperburuk karena akhirnya sudah ditentukan. Kehidupan ini diberikan seperti bola benang yang apabila dilepas akan terlepas sepanjang benang tersebut. Salah satu pemimpinnya adalah Makkhati gosala.
Buddhisme berpendapat sesuai hukum kamma dan saat sekarang akan berubah dimasa yang akan datang. Hal itu bukan berarti bahwa buah dari tindakan tidak dapat dirubah. Kehidupan akan terus berlanjut selama seseorang masih diliputi oleh lobha, dosa, moha, sehingga tidak ada batasan, waktu tentang akhir kehidupan.
4.      Jainisme
Kaum Jainisme tergolong kedalam tradisi pertapa akan tetapi jenis pertapaan yang dilakukan dibawa kearah yang ekstrim yaitu dengan menyiksa diri. Menurut kaum Jainisme, seseorang bertanggung jawab atas tingkah laku atau perbuatannya, tetapi setelah sesuatu yang dilakukan, ia menjadi sesuatu yang diluar dirinya, karena ia tidak mampu, dalam segala keadaan, mencegah akibat-akibat dari perbuatan. Balam arti lain, seseorang menjadi sasaran dari perbuatannya sendiri. kaum Jainisme berusaha menghapus akibat-akibat perbuatan yang telah dilakukan dengan latihan yang keras dan mencoba untuk mencegah bertumpuknya karma pada masa yang akan datang dengan tanpa-kegiatan.
Pada kenyataannya agama Buddha mengacu pada hal penyiksaan diri sebagai hal yang menekankan pada empat pengendalian diri. Akan tetapi, Agama Buddha tidak setuju dengan cara bertapa yang dilakukan oleh kaun Jainisme yang melakukan pertapaan dengan menyiksa diri. Sang Buddha mengajarkan untuk mengambil jalan tengan. Yaitu bertapa dengan tidak melakukan penyiksaan diri. Sebab, penyiksaan diri hanya akan menimbulkan hal yang sia-sia.
C.      Penutup
Sejarah terjadinya Filsafat di India dipengaruhi oleh kedatangan bangsa Arya yang membawa kebudayaan dan keberadaban. Dari Bangsa Arya juga menimbulkan empat aliran di India yang berbeda-beda paham. Saling menyalahkan paham yang satu dengan paham yang lainnya. Dari pemahaman-pemahaman yang berbeda itulah kemudian muncul agama Buddha sebagai penengah antara keempat paham tersebut. Menunjukan kebenaran yang ada di Alam semesta. Terutama untuk kaum materialis dan kaun Jainisme, agama Buddha mengambil jalan tengah dalam pertapaan yaitu tidak berfoya-foya dan tidak melakukan pertapaan yang ekstrim.

Refrensi;
Kalupahana.J David.1986.Filsafat Buddha Sebuah Analisis Historis. Erlangga; Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu. akses tanggal 27 september 2011.
http://wwwyaindra.blogspot.com/2011/11/nama-indra-saputra-09.html

0 komentar: