Sejarah Filsafat Pra Buddha Di India
Oleh: Putradi
Npm: 11110139
A. Latar Belakang
Filsafat India dilatar belakangi
oleh kedatangan Bangsa Arya yang membawa kebudayaan dan peradaban di India
sekitar tahun 1750 SM. Bangsa Arya datang dengan membawa sebuah kitab yang
disebut dengan Rgveda, berisikan tentang lagu-lagu pujian bagi kebesaran alam
dan juga merupakan susunan dari sanjak-sanjak Veda. Bangsa Arya juga datang
dengan melakukan penjajahan dengan kata yang kasar. Akan tetapi, bangsa
berkulit hitam (bangsa setempat yang disebut Dasyus) mengalami kekalahan karena
Bangsa Arya menganggap tidak berbudaya pada Bangsa berkulit hitam. Bangsa Arya
terlihat dengan memiliki kebudayaan yang tinggi dan berkembang dan sudah
seperti masyakat kota.
Para cendekiawan di sini adalah
membedakan mana aliran kebudayaan dan peradaban yang berasal dari Bangsa arya,
pada tahun berikutnya kedua kebudayaan menyatu menjadi datu penampilan; yaitu
dalam naskah-naskah pasca-veda, yang dimulai dengan Upanisad. Kebudayaan
pertapaan semakin tertinggal setelah bangsa Arya masuk, karena tradisi bangsa
Arya bersifat keduniawian. Sejarah filsafat India mungkin dapat digambarkan
sebagai kisah persaingan antara dua tradisi yang saling coba mendahului untuk
mencapai supremasi yang paling tinggi.
Dari evolusi yang terjadi juga
munculah suatu tradisi korbanan, yang dimana ada hewan yang dijadikan korban
agar para dewa tidak marah. Sebelum melakukan korban, diadakan suatu lagu-lagu
pujian yang dilakukan oleh para Brahmana, yang kemudian para brahmana dianggap
sebagai manusia setengah dewa karena selalu berhadapan langsung dengan para
dewa.
B. Pembahasan
Dari berbagai macam evolusi yang
terjadi kemudian munculah berbagai aliran-aliran yang berbeda-beda, antara lain
sebagai berikut;
1. Brahmanisme
Brahmanisme
mengajarkan tentang konsep diri(atman) yang berasal dari brahman, brahman yang
dianggap sebagai pusat atau sumber yang ada dialam semesta yang menciptakan
sumber kehidupan dengan memecirkan unsur-unsur kehidupan, berupa atman,
prapekerti, dan purusa. Selanjutnya muncul kasta atau selanjutnya muncul kasta
atau kedudukan seorang didasarkan kelahiran dari tubuh brahman dan kemudian
berdasarkan keturunan. Karena mengalami transformasi pandangan, selanjutnya
brahmanisme lebih menekankan pada pemahaman tentang atman yang kemudian
disucikan dengan cara bertapa.
Pandangan
buddhisme didalam Brahmajala sutta, berpendapat bahwa paham brahmanisme adalah
pandangan salah, pandangan semi-eternelis. Budhisme berpendapat bahwa segala
sesuatu muncul karena adanya proses yang tak diketahui awalnya, sesuai hukum
sebab akibat. Menanggapi paham kasta, dialam esukari sutta, bahwa
yang mempengaruhi kedudukan seorang adalah praktek dhamma yang dilakukannya.
2. Materialisme
Materialisme
disebut juga sebagai kaum carvaka lokayatika, atau brahaspatya, yaitu paham
yang mengajarkan bahwa persepsi indria merupakan satu-satunya sumber
pengetahuan yang masih sehingga mereka beranggapan dunia nyata sebagai
satu-satunya realitas, sedangkan kesadaran tidak nyata karena bukan merupakan
obyek dari lima indria. Materialisme juga menyangkal akan adanya kehidupan
setelah mati, dengan kata lain hidup nyata sekali, tidak ialismeada sebab.
Budhisme berpendapat kaum materialisme sebagai ajaran yang ekstrim, karena
mengajarkan pemuasan nafsu indria, karena mereka beranggapan tidak ada
kelahiran kembali, maupun hukum sebab akibat. Pandangan Buddhisme sesuai brahmajala
sutta, bahwa kaum berpandangan salah dengan berkeyakinan segala sesuatu
muncul secara kebetulan dan paham anihilisme.
3. Ajivikisme
Ajivikisme
mengajarkan bahwa kehidupan akan berakhir dengan satu titik yang sudah
ditetapkan atau takdir. Sehingga kehidupan tidak dapat diperbaiki atau
diperburuk karena akhirnya sudah ditentukan. Kehidupan ini diberikan seperti
bola benang yang apabila dilepas akan terlepas sepanjang benang tersebut. Salah
satu pemimpinnya adalah Makkhati gosala.
Buddhisme
berpendapat sesuai hukum kamma dan saat sekarang akan berubah dimasa yang akan
datang. Hal itu bukan berarti bahwa buah dari tindakan tidak dapat dirubah.
Kehidupan akan terus berlanjut selama seseorang masih diliputi oleh lobha,
dosa, moha, sehingga tidak ada batasan, waktu tentang akhir kehidupan.
4. Jainisme
Kaum
Jainisme tergolong kedalam tradisi pertapa akan tetapi jenis pertapaan yang
dilakukan dibawa kearah yang ekstrim yaitu dengan menyiksa diri. Menurut kaum
Jainisme, seseorang bertanggung jawab atas tingkah laku atau perbuatannya,
tetapi setelah sesuatu yang dilakukan, ia menjadi sesuatu yang diluar dirinya,
karena ia tidak mampu, dalam segala keadaan, mencegah akibat-akibat dari
perbuatan. Balam arti lain, seseorang menjadi sasaran dari perbuatannya
sendiri. kaum Jainisme berusaha menghapus akibat-akibat perbuatan yang telah
dilakukan dengan latihan yang keras dan mencoba untuk mencegah bertumpuknya
karma pada masa yang akan datang dengan tanpa-kegiatan.
Pada
kenyataannya agama Buddha mengacu pada hal penyiksaan diri sebagai hal yang
menekankan pada empat pengendalian diri. Akan tetapi, Agama Buddha tidak setuju
dengan cara bertapa yang dilakukan oleh kaun Jainisme yang melakukan pertapaan
dengan menyiksa diri. Sang Buddha mengajarkan untuk mengambil jalan tengan.
Yaitu bertapa dengan tidak melakukan penyiksaan diri. Sebab, penyiksaan diri
hanya akan menimbulkan hal yang sia-sia.
C. Penutup
Sejarah terjadinya Filsafat di India dipengaruhi oleh
kedatangan bangsa Arya yang membawa kebudayaan dan keberadaban. Dari Bangsa
Arya juga menimbulkan empat aliran di India yang berbeda-beda paham. Saling
menyalahkan paham yang satu dengan paham yang lainnya. Dari pemahaman-pemahaman
yang berbeda itulah kemudian muncul agama Buddha sebagai penengah antara
keempat paham tersebut. Menunjukan kebenaran yang ada di Alam semesta. Terutama
untuk kaum materialis dan kaun Jainisme, agama Buddha mengambil jalan tengah
dalam pertapaan yaitu tidak berfoya-foya dan tidak melakukan pertapaan yang
ekstrim.
Refrensi;
Kalupahana.J
David.1986.Filsafat Buddha Sebuah Analisis Historis. Erlangga; Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu. akses tanggal 27 september 2011.
http://wwwyaindra.blogspot.com/2011/11/nama-indra-saputra-09.html
0 komentar:
Posting Komentar