Pages

Rabu, 19 Maret 2014

Filsafat Buddhist Epistemologi

Filsafat Buddhist Epistemologi
Oleh: Putradi, S.Pd

Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat tentang suatu pengalaman spiritual yang telah dicapai oleh seseorang yang menuju ke arah perkembangan bathin. Pada waktu Gotama menerima meditasi yoga Ia telah menyadari akan adanya kekuatan ekstrasensori yang dapat dikembangkan, Gotama menyadari akan keterbatasan indria sebagai sumber pengetahuan. Namun oleh para petapa lainnya kekuatan ini disalahgunakan  dengan merumuskan teori metafisika tentang keadaan sesungguhnya dari realitas, meskipun sebenarnya teori tersebut tidak dapat disusun berlandaskan persepsi ekstrasensori.

Dalam Canki- sutta dari Majjhimanikaya ditemukan  ada lima hal yang mempunyai muka dua  di dalam kehidupan ini. Apakah kelima hal itu..?. pengetahuan tentang :
a.       Kepercayaan
b.      Kesenangan
c.       Wahyu
d.      Perenungan yang dangkal
e.       Persetujuan akan suatu teori

Tidaklah tepat bagi seseorang yang cerdas, melindungi kebenaran, untuk tiba pada kesimpulan (nittham) secara kategorik (ekasena) dalam hal ini bahwa hanya inilah yang benar dan selainnya keliru (idam eva saccam mogham annam). Menurut Sandaka sutta dalam Majjhima nikaya, satu dari empat tipe agama yang dikatakan tidak memuaskan (anassasika) tetapi tidak harus keliru adalh yang berdasarkan pada pemikiran dan spekulasi (takka, vimamsa). Dikatakan;” Disini guru tertentu adalah pemikir dan penyelidik; ia mengajarkan doktrin yang terbukti sendiri dan merupakan hasil dari pemikiran. Sang Buddha tidak menuntut dirinya atau memandang dirinya sebagai pemilik cara yang unik untuk mendapatkan pengetahuan selain daripada  yang dipunyai dari para gurunya , sebagai hasil dari pengetahuan ini, sang Buddha tidak tiba pada kesimpulanyang sama seperti yang dicapai pendahulunya. Persepsi ekstrasensori dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan, tetapi bukan tujuan itu sendiri. Perkembangan ekstrasensori (abhinna) dipandang sebagai suatu kejadian kausal, yang memungkinkan seseorang memeriksa keadaan sebenarnya dari keberadaan indria.
Buddhisme bukanlah skeptisme keran lebih menekankan pada penitik beratan terhadap keterbatasan pengetahuan dimaksudkan untuk mencegah orang jatuh kedalam jaring teori spekulatif.persepsi atau kekuatan ekstrasensori yang diakui Sang Buddha adalah sebagai berikut;
a)      sikokinesis (iddhividha), kekuatan tekad
b)      Telinga Bathin (dibbasota), kemampuan menangkap bunyi dari jarak jauh
c)      Telepati  (cetopariyanana), kemampuan mengetahui pikiran orang lain
d)     Retrokognisi (pubbenivasanussatinana), kemampuan mengetahui kehidupan masa lalunya
e)      Mata Bathin (dibbacakkhu atau cut’upapatanana),kemampuan mengetahui kehidupan masa depan
f)       Pengetahuan tentang penghancuran rangsangan kotor (asavakkhayanana), kemampuan menembus Empat Kenyataan Mulia : Kebenaran tentang adanya Dukkha (Dukkha), Kebenaran tentang sebab Dukkha (Dukkha Samudaya), Kebenaran tentang lenyapnya Dukkha (Dukkha Niroda), dan Kebenaran tentang jalan berunsur 8 menuju akhir Dukkha (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Magga).


0 komentar: