Pages

Rabu, 19 Maret 2014

Filsafat Buddhist Tiga Ciri Keberadaan

Filsafat Buddhist Tiga Ciri Keberadaan
Oleh: Putradi, S.Pd
 
Pada bab Kausalitas menerangkan mengenai muncul dan lenyapnya segala sesuatu karena itu, segala sesuatu yang ada didunia ini adalah; 
1). Tidak kekal (anicca)
2). Tidak memuaskan (dhukkha)
3). Tidak berinti (anatta)
Ketidak kekalan seperti yang terdapat dalam sutta terdahulu dapat dipastikan sebagai teori empirik, yang pada intinya adalah “Kedamaian muncul bila timbul    keseimbangan”. Menurut pernyataan ini, segala sesuatu tidak kekal bukan karena mereka hanya muncul sesaat, tetapi karena mereka berciri muncul (uppada) dan hancur ( vaya).

Para penafsir Barat menganggap Buddhisme amat  bersifat pesimistik, pendapat ini muncul karena kehidupan orang Barat yang bersifat materialistis dan mengutamakan kepuasan indria sedangkan Buddhisme yang lebih menekankan pada kehidupan yang sederhana, sehingga sangat wajar bila orang Barat beranggapan seperti itu.
Teori Upanisad tentang “diri” yang kekal dan tidak dapat mati dimaksudkan untuk memuaskan keinginan manusia akan kebahagian abadi. Namun Sang Buddha membalik teori tentang kekekalan jiwa dengan teori anicca, dukkha dan anatta. Sang Buddha berpendapat bahwa materi menurut Buddhis adalah netral, nilai negatif dan positif adalh bergantung pada manusia. Adapun yang melatar belakangi teori tanpa inti dari Buddhisme, dikarenakan adanya kaum Eternalis yang menyatakan bahwa realitas dan fenomena tentang diri adalah kekal. Teori tanpa inti ini dipandang sebagai “jalan tengah” antara dua ekstrim, Eternalisme dan  Anihilasionisme. Jadi ke- tanpa inti-an merupakan sinonim untuk kausalitas, dan unutk mereka, baik yang di timur maupun yang di baratyang terbiasa berpikir dalam kerangka jiwa yang abadi, teori ini merupakan sesuatu yang sulit untuk di pahami.  

0 komentar: