Filsafat
Buddhist Tiga
Ciri Keberadaan
Oleh: Putradi, S.Pd
Pada bab Kausalitas menerangkan mengenai
muncul dan lenyapnya segala sesuatu karena itu, segala sesuatu yang ada didunia
ini adalah;
1). Tidak kekal (anicca)
2). Tidak memuaskan (dhukkha)
3). Tidak berinti (anatta)
Ketidak kekalan seperti yang terdapat
dalam sutta terdahulu dapat dipastikan sebagai teori empirik, yang pada intinya
adalah “Kedamaian muncul bila timbul
keseimbangan”. Menurut pernyataan ini, segala sesuatu tidak kekal bukan
karena mereka hanya muncul sesaat, tetapi karena mereka berciri muncul (uppada)
dan hancur ( vaya).
Para penafsir Barat menganggap Buddhisme
amat bersifat pesimistik, pendapat ini
muncul karena kehidupan orang Barat yang bersifat materialistis dan
mengutamakan kepuasan indria sedangkan Buddhisme yang lebih menekankan pada
kehidupan yang sederhana, sehingga sangat wajar bila orang Barat beranggapan
seperti itu.
Teori Upanisad tentang “diri” yang kekal
dan tidak dapat mati dimaksudkan untuk memuaskan keinginan manusia akan
kebahagian abadi. Namun Sang Buddha membalik teori tentang kekekalan jiwa
dengan teori anicca, dukkha dan anatta. Sang Buddha berpendapat bahwa materi
menurut Buddhis adalah netral, nilai negatif dan positif adalh bergantung pada
manusia. Adapun yang melatar belakangi teori tanpa inti dari Buddhisme,
dikarenakan adanya kaum Eternalis yang menyatakan bahwa realitas dan fenomena
tentang diri adalah kekal. Teori tanpa inti ini dipandang sebagai “jalan
tengah” antara dua ekstrim, Eternalisme dan
Anihilasionisme. Jadi ke- tanpa inti-an merupakan sinonim untuk
kausalitas, dan unutk mereka, baik yang di timur maupun yang di baratyang
terbiasa berpikir dalam kerangka jiwa yang abadi, teori ini merupakan sesuatu
yang sulit untuk di pahami.
0 komentar:
Posting Komentar