Makalah Syarat Dan Tugas Dalam Kepemimpinan Pendidikan
Oleh: Putradi
Npm: 11110139
Oleh: Putradi
Npm: 11110139
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepemimpinan adalah keseluruhan proses mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menggerakkan dan menuntun orang lain dalam proses kerja
agar berpikir, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya kepala sekolah mempengaruhi
para guru, agar mereka mau melaksanakan tugasnya masing-masing demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.adapun unsur-unsur kepemimpinan, yaitu : orang yang memimpin,
orang-orang yang dipimpin, kegiatan atau tindakan penggerakan untuk mencapai
tujuan serta tujuan yang akan dicapai.
Dengan
berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan
sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Persoalan kepemimpinan selalu
memberikan kesan yang menarik. Literatur-literatur tentang kepemimpinan
senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap
dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin
yang baik.
Suatu
organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini
menunjukkan bahkan suatu ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu
organisasi padaposisiyangterpenting.
Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.
Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.
B. Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini, kami akan membahas permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan kepemimpinan antara lain :
1.
Apa itu pengertian kepemimpinan?
2.
Apa saja teori-teori kepemimpinan?
3.
Apa saja syarat-sayarat kepemimpinan?
4.
Apa saja tugas-tugas kepemimpinan?
5.
Apa itu perbedaan pemimpin dan
kepala?
C. Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, makalah ini bertujuan antara lain:
1.
Mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Mengetahui teori-teori kepemimpinan.
3.
Mengetahui syarat-syarat kepemimpinan.
4.
Mengetahui unsur-unsur kepemimpian.
5.
Mengetahui perbedaan pemimpin dan
kepala.
D. Manfaat
1. Untuk
menambah wawaasan luas tentang syarat-syarat dan tugas-tugas dalam
kepemimipinan pendidikan,
2. Untuk
menambah koleksi pustaka di STIAB Jinarakkhita.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan (dalam hal ini kepala
sekolah) merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi,
membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja
secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang
telah ditetapkan. Bahkan secara sederhana dapta disebut sebagai layanan bantuan
yang diberikan kepala sekolah terhadap penetapan dan pencapaian tujuan. Atau
dengan kata lain Kepemimpinan adalah pemberian layanan atau bimbingan terhadap
staf dalam rangka penetapan dan pencapaian tujuan.’
Kepemimpinan
adalah keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan dan
menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, dan bertindak sesuai
dengan aturan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Misalnya kepala sekolah mempengaruhi para guru, agar mereka mau melaksanakan
tugasnya masing-masing demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.adapun unsur-unsur kepemimpinan, yaitu : orang
yang memimpin, orang-orang yang dipimpin, kegiatan atau tindakan penggerakan
untuk mencapai tujuan serta tujuan yang akan dicapai.
2.1 Teori-teori
kepemimpinan:
a)
Teori sifat ( Traits Theory )
Kepemimpinan memerlukan serangkaian
sifat-sifat atau perangia tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap
situasi. Oleh karena itu pemimpin dianggap memilik sifat-sifat yang dibawa
sejak lahir dan ia menjadi pemimpin karena memilikibakat-bakat kepemimpinan.
b)
Teori lingkungan ( Environmental
theory )
Pemimpin
akan timbul dalam situasi tertentu, dimana sekelompok orang sangat memerlukan
seseorang yang memilki kelebihan dan ketrampilan tertentu untuk dapat mengatasi
masalah-masalah yang ada pada situasi tertentu.
c)
Teori pribadi dan situasi (
Personal-situational theory )
Teori
ini merupakan teori dimana pemimpin melakukan pendekatan pada bawahan melalui
cara-cara formal yang tidak resmi, dengan begitu perintah biasanya dilakukan secara
lisan dan bukan tertulis. Pemimpin memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannya
dalam kepemimpinannya yaitu dengan memperhatikan dukungan (supportif) dan
pengarahan. Kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya
dengan menyesuaikan kepada situasi yang dihadapi.
d)
Teori interaksi dan harapan (
Interaction-Expectation theory )
Teori ini mendasarkan diri
pada variabel-variabel : aksi, reaksi, interaksi dan perasaan. Seorang pemimpin
menggerakkan pengikut dengan harapan bahwa ia akan berhasil, ia akan mencapai
tujuan organisasi, ia akan mendapatkan
keuntungan, penghargaan dan sebagainya.
e)
Teori humanistik ( Humanistic theory
)
Teori berdasarkan bahwa “ manusia
karena sifatnya adalah organisme yang dimotivasi, sedangkan organisasi karena
sifatnya tersusun dan terkendali “.
Teori ini memberi kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan
motivasinya sendiri yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan memberikan
sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
2.2
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para
Tokoh
Abdul Sani dalam bukunya Manajemen
Organisasi mengemukakan adanya beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimipin suapaya dalam memimpinnya bawahannya lebih efektif yaitu:
a) Kemampuan
pengawasan dalam kedudukan atau pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama
pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain (para bawahan).
b) Kebutuhan
akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggungjawab dan keinginan
untuk sukses.
c) Kecerdasan,
mencakup kebijaksanaan, pemikiran, kreatif dan daya pikir.
d) Ketegasan
atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah
dengan cakap dan tepat.
e) Kepercayaan
diri atau pandanngan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi
masalah-masalah.
Inisiatif
atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung mengembangkan serangkaian
aktivitas dan menemukan cara-cara baru atau inovasi (Sani, 1987).
Pemimpin
resmi “ status leader “ merupakan sebutan bagi mereka yang menduduki posisi
pimpinan dalam dalam struktur organisasi pendidikan. Misal : kepala sekolah,
pengawas atau penilik sekolah, kepala dinas pendidikan dsb, umumnya diangkat
dan ditunjuk oleh atasannya. Sedangkan pemimpin tidak resmi “ real leader”
adalah sebutan bagi mereka yang mampu mempengaruhi dan mendorong kearah
perbaikan pendidikan dan pengajaran, walaupun mereka tidak menduduki posisi
pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan. Nawawi (1:988) menyimpulkan
bahwa fungsi kepemimpinan pendidikan, yaitu :
1.
Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan
berpikir dan mengeluarkan pendapat, baik secara perorangan maupun kelompok
sebagai usaha mengumpulkan data/bahan dari anggota kelompok dalam menetapkan
keputusan yang mampu memenuhi aspirasi dalam kelompoknya.
2.
Mengembangkan suasana kerjasama yang
efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan
orang-orang yang dipimpn sehingga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri dan
kesediaan menghargai oranglain sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3.
Mengusahakan dan mendorong
terjadinya pertemuan pendapat dengan sikap harga-mengargai, sehingga timbul
perasaan ikut terlibat dalam kegiatan kelompok/organisasi dan tumbuh perasaan
bertanggung jawab atas tewujudnya pekerjaanmasing-masing sebagai bagian dari
usaha pencapaian tujuan.
4.
Membantu menyelesaikan
masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan
memberikan petunjukpetunjuk untuk mengatasinya, sehingga berkembang kepedulian
dan kesediaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.
3.
Syarat–Syarat
Kepemimpinan Pendidikan
Ada beberapa syarat-syarat kepemimpinan
yang harus ada dalam seorang pemimpin. Syarat-syarat tersebut merupakan hal
yang pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dalam memimpin ia
mempunyai kekuasaan dan wibawa sebagai seorang pemimpin. Menurut Stogdill dalam
bukunya Personal Factor Associated with Leadership yang dikutip oleh Kartini
Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan mengatakan bahwa pemimpin itu
harus mempunyai kelebihan, yaitu:
a. Kapasitas
meliputi: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan kemampuan menilai.
b. Ilmu
pengetahuan yang luas
c. Tanggungjawab,
mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat
untuk unggul.
d. Partisipasif
aktif, memiliki sosialbilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif, atau suka
bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e. Status
meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar
Seorang pemimpin harus mempunyai
kecerdasan, tanggungjawab, serta mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di
dalam suatu masyarakat. Sedangkan menurut Jhon D. Millet dalam bukunya
Management In The Public Services, yang dikutip oleh Inu Kencana dalam bukunya
Manajemen Pemerintahan mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sifat
kepemimpinan, sifat tersebut sebagai berikut:
a) Kemampuan
untuk melihat organisasi secara keseluruhan
b) Kemampuan
untuk mendelegasikan wewenang
c) Kemampuan
untuk memerintahkan kesetiaan
d) Kemampuan
untuk membuat keputusan (Kencana, 1998).
Seorang pemimpin diperlukan
kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan, bisa mendelegasikan
wewenang, bisa membuat pengikutnya setia serta dapat membuat kepetusan.
4. Tugas Pokok
Kepemimpinan
Tugas pokok seorang pemimpin yaitu
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya
yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan
mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut
tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan
orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara
erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus
selalu memperhatikan hubungan manusiawi.
Secara lebih terperinci tugas-tugas
seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan
menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan
atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan. Secara umum tugas-tugas pokok pemimipij antara lain:
a. Melaksanaan
Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan :
- Penyusunan Rencana
- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
- Pelaporan
- Penyusunan Rencana
- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
- Pelaporan
b. Mendorong
(memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
c. Membina
bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara baik.
d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien
e. Menciptakan
iklim kerja yang baik dan harmonis
f. Menyusun fungsi manajemen secara baik
g. Menjadi
penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h. Menjadi
wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar
5. Perbedaan Kepala Dan Pemimpin
a.
Pengertian Kepala
Pengertian kekepalaan mempunyai konotasi
adanya kedudukan dalam hirarkhi organisasi, yang di dalamnya terkandung tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang telah ditentukan secara formal. Kekepalaan
berkaitan dengan wewenang sah berdasarkan ketentuan formal, untuk membawahi dan
memberi perintah-perintah kepada kelompok orang-orang “bawahan” tertentu dan
dalam bidang masalah tertentu pula. Seorang kepala unit belum tentu dapat
menjadi leader.
Demikian pula seorang leader belum tentu
mempunyai kedudukan sebagai kepala. Seorang yang tidak mempunyai pengaruh dapat
saja menjadi seorang kepala instansi, dan ia baru menjadi seorang leader kalau
ia mampu mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, pimpinan yang mengepalai
suatu organisasi atau salah satu unitnya harus menyadari bahwa kedudukan formal
saja belum tentu merubah perilaku anak buahnya sesuai dengan yang diharapkan
agar memudahkan dan melancarkan pencapaian tujuan organisasinya, atau mampu
menciptakan kerjasama yang baik antara bawahannya. Dari pengertian tentang
kepemimpinan tersebut di atas, jelas kepemimpinan itu tidak perlu terkait
dengan batasan-batasan dan ketentuan-ketentuan formal.
Maka
seseorang yang melaksanakan kekepalaan mungkin belum dapat disebut sebagai
orang pemimpin. la sekaligus dapat disebut sebagai seorang pemimpin, apabila ia
juga mampu mempengaruhi bawahan sehingga mereka dengan penuh pengertian,
kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti dan mentaati kehendak atau
perintah-perintahnya.
b.
Pengertian Pemimpin
Kajian mengenai kepemimpinan termasuk
kajian yang multi dimensi, aneka teori telah dihasilkan dari kajian ini. Teori
yang paling tua adalah The Trait Theory atau yang biasa disebut Teori Pembawaan
Teori ini berkembang pada tahun 1940-an dengan memusatkan pada karakteristik pribadi seorang pemimpin, meliputi bakat-bakat pembawaan, ciri-ciri pemimpin, faktor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan berkomunikasi.
Teori ini berkembang pada tahun 1940-an dengan memusatkan pada karakteristik pribadi seorang pemimpin, meliputi bakat-bakat pembawaan, ciri-ciri pemimpin, faktor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan berkomunikasi.
Tema kepemimpinan merupakan topik yang selalu menarik diperbincangkan dan tak akan pernah habis dibahas. Masalah kepemimpinan akan selalu hidup dan digali pada setiap zaman, dari generasi ke generasi guna mencari formulasi sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan pada zamannya. Hal ini mengindikasikan bahwa paradigma kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi
Terminologi kepemimpinan lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku dan budaya manusia yang terlahir sebagai individu yang memiliki ketergantungan sosial (zoon politicon) yang sangat tinggi dalam memenuhi berbagaikebutuhannya ( homo sapiens ). mengidentifikasi adanya 5 tingkat kebutuhan manusia kebutuhan biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dihormati orang lain, kebutuhan untuk mempunyai citra yang baik, dan kebutuhan untuk menunjukkan prestasi yang baik.
Dalam upaya memenuhi kebutuhannya tersebut manusia kemudian menyusun organisasi dari yang terkecil sampai yang terbesar sebagai media pemenuhan kebutuhan serta menjaga berbagai kepentingannya.
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Pemimpin yang baik harus memiliki sifat cerdas, Dapat dipercaya, jujur dan mau menyampaikan kebenaran-kebenaran
c. Perbedaan
Kepala dan Pemimpin
Banyak ahli manajemen mendefinisikan
leadership dalam arti luas, dalam arti meliputi banyak cara yang dilakukan oleh
leaders dan heads serta berbagai sumber yang digunakan untuk mengungkapkan
kekuasaannya. Akan dapat pula didefinisikan secara lebih sempit, seperti
misalnya yang dilakukan oleh C.A Gibb (1969), yang membedakan antara leadership
dengan headship sebagaiberikut:
a) Headship
diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan dan tidak berdasarkan
pengakuan spontan para anggotanya.
b) Tujuan
kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat dan tidak
ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
c) Dalam
headship/ hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali tindakan bersama
dalam mencapai tujuan.
d) Dalam
headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota kelompok dan
kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak sosial ini, sebagai suatu
alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
e) Kewibawaan
seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para anggota kelompok yang
bersangkutan dan terutama oleh para pengikutnya.
Sedangkan kewibawaan seorang kepala timbul
karena adanya kekuasaan dari luar kelompok yang mendukung seseorang itu
terhadap kelompok yang bersangkutan, yang tidak dapat disebut sebagai para
pengikut sesungguhnya. Mereka menerima dominasi kepalanya dalam hal penderitaan
suatu hukuman daripada upaya pengikutnya dalam arti menginginkan hadiah .
Kochan, Schmidt dan de Cotties (1975), menurut Bass, setuju dengan pendapat Gibb karena mereka melihat bahwa para manajer, para pemimpin pelaksana, para pejabat dan Iain-lain dalam kenyataannya lebih banyak melakukan berbagai hal, lebih dari sekedar hanya memimpin saja.
Kochan, Schmidt dan de Cotties (1975), menurut Bass, setuju dengan pendapat Gibb karena mereka melihat bahwa para manajer, para pemimpin pelaksana, para pejabat dan Iain-lain dalam kenyataannya lebih banyak melakukan berbagai hal, lebih dari sekedar hanya memimpin saja.
Kita tak dapat menafsirkan begitu
saja bahwa, misalnya seseorang yang mengikuti semua tatacara seremonial dalam
anggota. Akan tetapi menurut definisi yang lebih luas, bagi Bass (1960)
pimpinan/seorang kepala adalah merupakan konsekuensi dari kedudukan mereka,
jadi merupakan suatu kekuasaan dari jabatan yang dipegangnya. Tanpa kedudukan
semacam itu, para pemimpin masih dapat mencapai tujuan, apabila kekuasaannya
itu betul-betul sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok yang
dipimpinnya.
Baik kedudukan maupun penghormatan tak dapat ditafsirkan. secara kaku. Dalam setiap kelompok akan berbeda. Itulah sebabnya kepemimpinan pada hakikat dapat dibagikan kepada para anggotanya dalam derajat tertentu dan dalam situasi yang sama. Istilah kepala, ketua, direktur, menteri, presiden dan lain-lainnya, pada umumnya berkaitan dengan pengertian kekepalaan (headship).
Baik kedudukan maupun penghormatan tak dapat ditafsirkan. secara kaku. Dalam setiap kelompok akan berbeda. Itulah sebabnya kepemimpinan pada hakikat dapat dibagikan kepada para anggotanya dalam derajat tertentu dan dalam situasi yang sama. Istilah kepala, ketua, direktur, menteri, presiden dan lain-lainnya, pada umumnya berkaitan dengan pengertian kekepalaan (headship).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menjadi seorang pemimpin
diperlukan sifat-sifat kepemimpinan di mana seorang pemimpin harus mempunyai
energi dan jasmani yang sehat serta mampu melihat organisasi secara keseluruhan
sehingga apa yang dibutuhkan oleh organisasi dapat terlihat oleh pemimpin
dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai.
Berdasarkan uraian beberapa
syarat kepemimpinan di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor keberhasilan
sorang pemimpin dalam memimpin organisasinya tidak hanya dia mampu mengerahkan
bawahannya tetapi pemimpin tersebut harus lebih mempunyai sikap bijaksana,
mahir dalam manajemen, mempunyai jiwa sosial yang tinggi serta mempunyai
kecakapan, dengan demikian pemimpin akan berhasil membawa kemajuan untuk
organisasinya. Tanpa itu semua pemimpin tidak akan dapat membuat kemajuan untuk
organisasinya.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun
mengharapkan, pembaca dapat mengerti dan memahami makalah tentang Syarat-syarat
dalam kepemimpinan pendidikan khususnya bagi mahasiswa/i Jinarakkhita. Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam penyusun makalah selanjutnya.
.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Soemanto,
Wasty, Drs,. (1982). Kepemimpinan dalam
Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Dr. Supandi
dkk.,(1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: UT .
0 komentar:
Posting Komentar