Pages

Rabu, 16 April 2014

Makalah Syarat Dan Tugas Dalam Kepemimpinan Pendidikan



Makalah Syarat Dan Tugas  Dalam Kepemimpinan Pendidikan
Oleh: Putradi
Npm: 11110139
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kepemimpinan adalah keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan dan menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya kepala sekolah mempengaruhi para guru, agar mereka mau melaksanakan tugasnya masing-masing  demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.adapun unsur-unsur kepemimpinan, yaitu : orang yang memimpin, orang-orang yang dipimpin, kegiatan atau tindakan penggerakan untuk mencapai tujuan serta tujuan yang akan dicapai.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik.
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahkan suatu ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi padaposisiyangterpenting.
          Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.

B.     Rumusan Masalah
       Dalam makalah ini, kami akan membahas permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan antara lain :
1.      Apa itu pengertian kepemimpinan?
2.      Apa saja teori-teori kepemimpinan?
3.      Apa saja syarat-sayarat kepemimpinan?
4.      Apa saja tugas-tugas kepemimpinan?
5.      Apa itu perbedaan pemimpin dan kepala?
C.    Tujuan penulisan makalah ini  yaitu :  
          Berdasarkan rumusan masalah yang ada, makalah ini bertujuan antara lain:
1.      Mengetahui pengertian kepemimpinan.
2.    Mengetahui teori-teori kepemimpinan.
3.      Mengetahui  syarat-syarat kepemimpinan.
4.      Mengetahui unsur-unsur kepemimpian.
5.      Mengetahui perbedaan pemimpin dan kepala.
D. Manfaat
1. Untuk menambah wawaasan luas tentang syarat-syarat dan tugas-tugas dalam kepemimipinan pendidikan,
2.      Untuk menambah koleksi pustaka di STIAB Jinarakkhita.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
         Kepemimpinan (dalam hal ini kepala sekolah) merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Bahkan secara sederhana dapta disebut sebagai layanan bantuan yang diberikan kepala sekolah terhadap penetapan dan pencapaian tujuan. Atau dengan kata lain Kepemimpinan adalah pemberian layanan atau bimbingan terhadap staf dalam rangka penetapan dan pencapaian tujuan.’
        Kepemimpinan adalah keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan dan menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya kepala sekolah mempengaruhi para guru, agar mereka mau melaksanakan tugasnya masing-masing  demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.adapun unsur-unsur kepemimpinan, yaitu : orang yang memimpin, orang-orang yang dipimpin, kegiatan atau tindakan penggerakan untuk mencapai tujuan serta tujuan yang akan dicapai.
2.1  Teori-teori kepemimpinan:
a)      Teori sifat ( Traits Theory )
            Kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat-sifat atau perangia tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi. Oleh karena itu pemimpin dianggap memilik sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan ia menjadi pemimpin karena memilikibakat-bakat kepemimpinan.
b)      Teori lingkungan ( Environmental theory )
               Pemimpin akan timbul dalam situasi tertentu, dimana sekelompok orang sangat memerlukan seseorang yang memilki kelebihan dan ketrampilan tertentu untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang ada pada situasi tertentu.
c)      Teori pribadi dan situasi ( Personal-situational theory )
           Teori ini merupakan teori dimana pemimpin melakukan pendekatan pada bawahan melalui cara-cara formal yang tidak resmi, dengan begitu perintah biasanya dilakukan secara lisan dan bukan tertulis. Pemimpin memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannya dalam kepemimpinannya yaitu dengan memperhatikan dukungan (supportif) dan pengarahan. Kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya dengan menyesuaikan kepada situasi yang dihadapi.
d)     Teori interaksi dan harapan ( Interaction-Expectation theory )
                  Teori ini mendasarkan diri pada variabel-variabel : aksi, reaksi, interaksi dan perasaan. Seorang pemimpin menggerakkan pengikut dengan harapan bahwa ia akan berhasil, ia akan mencapai tujuan organisasi, ia  akan mendapatkan keuntungan, penghargaan dan sebagainya.
e)      Teori humanistik ( Humanistic theory )
           Teori berdasarkan bahwa “ manusia karena sifatnya adalah organisme yang dimotivasi, sedangkan organisasi karena sifatnya tersusun dan terkendali “.  Teori ini memberi kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.

       2.2  Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Tokoh
         Abdul Sani dalam bukunya Manajemen Organisasi mengemukakan adanya beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimipin suapaya dalam memimpinnya bawahannya lebih efektif yaitu:
a)      Kemampuan pengawasan dalam kedudukan atau pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain (para bawahan).
b)      Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggungjawab dan keinginan untuk sukses.
c)      Kecerdasan, mencakup kebijaksanaan, pemikiran, kreatif dan daya pikir.
d)     Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
e)      Kepercayaan diri atau pandanngan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah-masalah.
Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung mengembangkan serangkaian aktivitas dan menemukan cara-cara baru atau inovasi (Sani, 1987).
              Pemimpin resmi “ status leader “ merupakan sebutan bagi mereka yang menduduki posisi pimpinan dalam dalam struktur organisasi pendidikan. Misal : kepala sekolah, pengawas atau penilik sekolah, kepala dinas pendidikan dsb, umumnya diangkat dan ditunjuk oleh atasannya. Sedangkan pemimpin tidak resmi “ real leader” adalah sebutan bagi mereka yang mampu mempengaruhi dan mendorong kearah perbaikan pendidikan dan pengajaran, walaupun mereka tidak menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan. Nawawi (1:988) menyimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan pendidikan, yaitu :
1.      Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat, baik secara perorangan maupun kelompok sebagai usaha mengumpulkan data/bahan dari anggota kelompok dalam menetapkan keputusan yang mampu memenuhi aspirasi dalam kelompoknya.
2.      Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpn sehingga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri dan kesediaan menghargai oranglain sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3.      Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat dengan sikap harga-mengargai, sehingga timbul perasaan ikut terlibat dalam kegiatan kelompok/organisasi dan tumbuh perasaan bertanggung jawab atas tewujudnya pekerjaanmasing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
4.      Membantu menyelesaikan masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjukpetunjuk untuk mengatasinya, sehingga berkembang kepedulian dan kesediaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.


3.      Syarat–Syarat  Kepemimpinan Pendidikan
        Ada beberapa syarat-syarat kepemimpinan yang harus ada dalam seorang pemimpin. Syarat-syarat tersebut merupakan hal yang pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dalam memimpin ia mempunyai kekuasaan dan wibawa sebagai seorang pemimpin. Menurut Stogdill dalam bukunya Personal Factor Associated with Leadership yang dikutip oleh Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan mengatakan bahwa pemimpin itu harus mempunyai kelebihan, yaitu:
a.       Kapasitas meliputi: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan kemampuan menilai.
b.      Ilmu pengetahuan yang luas
c.       Tanggungjawab, mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
d.      Partisipasif aktif, memiliki sosialbilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif, atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e.       Status meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar
          Seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan, tanggungjawab, serta mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di dalam suatu masyarakat. Sedangkan menurut Jhon D. Millet  dalam bukunya Management In The Public Services, yang dikutip oleh Inu Kencana dalam bukunya Manajemen Pemerintahan mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sifat kepemimpinan, sifat tersebut sebagai berikut:
a)      Kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan
b)      Kemampuan untuk mendelegasikan wewenang
c)      Kemampuan untuk memerintahkan kesetiaan
d)     Kemampuan untuk membuat keputusan (Kencana, 1998).
            Seorang pemimpin diperlukan kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan, bisa mendelegasikan wewenang, bisa membuat pengikutnya setia serta dapat membuat kepetusan.


4.      Tugas Pokok Kepemimpinan
        Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
        Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi.
        Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Secara umum tugas-tugas pokok pemimipij antara lain:
a.       Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan :
- Penyusunan Rencana
- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
- Pelaporan
b.      Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
c.       Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara baik.
d.       Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
e.       Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
f.        Menyusun fungsi manajemen secara baik
g.      Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h.      Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar



5.      Perbedaan Kepala Dan Pemimpin
a.      Pengertian Kepala
      Pengertian kekepalaan mempunyai konotasi adanya kedudukan dalam hirarkhi organisasi, yang di dalamnya terkandung tugas, wewenang dan tanggung jawab yang telah ditentukan secara formal. Kekepalaan berkaitan dengan wewenang sah berdasarkan ketentuan formal, untuk membawahi dan memberi perintah-perintah kepada kelompok orang-orang “bawahan” tertentu dan dalam bidang masalah tertentu pula. Seorang kepala unit belum tentu dapat menjadi leader.
       Demikian pula seorang leader belum tentu mempunyai kedudukan sebagai kepala. Seorang yang tidak mempunyai pengaruh dapat saja menjadi seorang kepala instansi, dan ia baru menjadi seorang leader kalau ia mampu mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, pimpinan yang mengepalai suatu organisasi atau salah satu unitnya harus menyadari bahwa kedudukan formal saja belum tentu merubah perilaku anak buahnya sesuai dengan yang diharapkan agar memudahkan dan melancarkan pencapaian tujuan organisasinya, atau mampu menciptakan kerjasama yang baik antara bawahannya. Dari pengertian tentang kepemimpinan tersebut di atas, jelas kepemimpinan itu tidak perlu terkait dengan batasan-batasan dan ketentuan-ketentuan formal.
        Maka seseorang yang melaksanakan kekepalaan mungkin belum dapat disebut sebagai orang pemimpin. la sekaligus dapat disebut sebagai seorang pemimpin, apabila ia juga mampu mempengaruhi bawahan sehingga mereka dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti dan mentaati kehendak atau perintah-perintahnya.
b.      Pengertian Pemimpin
         Kajian mengenai kepemimpinan termasuk kajian yang multi dimensi, aneka teori telah dihasilkan dari kajian ini. Teori yang paling tua adalah The Trait Theory atau yang biasa disebut Teori Pembawaan
Teori ini berkembang pada tahun 1940-an dengan memusatkan pada karakteristik pribadi seorang pemimpin, meliputi bakat-bakat pembawaan, ciri-ciri pemimpin, faktor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan berkomunikasi.

         Tema kepemimpinan merupakan topik yang selalu menarik diperbincangkan dan tak akan pernah habis dibahas. Masalah kepemimpinan akan selalu hidup dan digali pada setiap zaman, dari generasi ke generasi guna mencari formulasi sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan pada zamannya. Hal ini mengindikasikan bahwa paradigma kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi
         Terminologi kepemimpinan lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku dan budaya manusia yang terlahir sebagai individu yang memiliki ketergantungan sosial (zoon politicon) yang sangat tinggi dalam memenuhi berbagaikebutuhannya ( homo sapiens ). mengidentifikasi adanya 5 tingkat kebutuhan manusia kebutuhan biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dihormati orang lain, kebutuhan untuk mempunyai citra yang baik, dan kebutuhan untuk menunjukkan prestasi yang baik.
         Dalam upaya memenuhi kebutuhannya tersebut manusia kemudian menyusun organisasi dari yang terkecil sampai yang terbesar sebagai media pemenuhan kebutuhan serta menjaga berbagai kepentingannya.
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
          Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Pemimpin yang baik harus memiliki sifat cerdas, Dapat dipercaya, jujur dan mau menyampaikan kebenaran-kebenaran




c.       Perbedaan Kepala dan Pemimpin
          Banyak ahli manajemen mendefinisikan leadership dalam arti luas, dalam arti meliputi banyak cara yang dilakukan oleh leaders dan heads serta berbagai sumber yang digunakan untuk mengungkapkan kekuasaannya. Akan dapat pula didefinisikan secara lebih sempit, seperti misalnya yang dilakukan oleh C.A Gibb (1969), yang membedakan antara leadership dengan headship sebagaiberikut:
a)      Headship diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan dan tidak berdasarkan pengakuan spontan para anggotanya.
b)      Tujuan kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat dan tidak ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
c)      Dalam headship/ hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali tindakan bersama dalam mencapai tujuan.
d)     Dalam headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota kelompok dan kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak sosial ini, sebagai suatu alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
e)      Kewibawaan seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para anggota kelompok yang bersangkutan dan terutama oleh para pengikutnya.
         Sedangkan kewibawaan seorang kepala timbul karena adanya kekuasaan dari luar kelompok yang mendukung seseorang itu terhadap kelompok yang bersangkutan, yang tidak dapat disebut sebagai para pengikut sesungguhnya. Mereka menerima dominasi kepalanya dalam hal penderitaan suatu hukuman daripada upaya pengikutnya dalam arti menginginkan hadiah .
Kochan, Schmidt dan de Cotties (1975), menurut Bass, setuju dengan pendapat Gibb karena mereka melihat bahwa para manajer, para pemimpin pelaksana, para pejabat dan Iain-lain dalam kenyataannya lebih banyak melakukan berbagai hal, lebih dari sekedar hanya memimpin saja.



             Kita tak dapat menafsirkan begitu saja bahwa, misalnya seseorang yang mengikuti semua tatacara seremonial dalam anggota. Akan tetapi menurut definisi yang lebih luas, bagi Bass (1960) pimpinan/seorang kepala adalah merupakan konsekuensi dari kedudukan mereka, jadi merupakan suatu kekuasaan dari jabatan yang dipegangnya. Tanpa kedudukan semacam itu, para pemimpin masih dapat mencapai tujuan, apabila kekuasaannya itu betul-betul sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok yang dipimpinnya.
           Baik kedudukan maupun penghormatan  tak dapat ditafsirkan. secara kaku. Dalam setiap kelompok akan berbeda. Itulah sebabnya kepemimpinan pada hakikat dapat dibagikan kepada para anggotanya dalam derajat tertentu dan dalam situasi yang sama. Istilah kepala, ketua, direktur, menteri, presiden dan lain-lainnya, pada umumnya berkaitan dengan pengertian kekepalaan (headship).



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
              Menjadi seorang pemimpin diperlukan sifat-sifat kepemimpinan di mana seorang pemimpin harus mempunyai energi dan jasmani yang sehat serta mampu melihat organisasi secara keseluruhan sehingga apa yang dibutuhkan oleh organisasi dapat terlihat oleh pemimpin dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai.
              Berdasarkan uraian beberapa syarat kepemimpinan di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor keberhasilan sorang pemimpin dalam memimpin organisasinya tidak hanya dia mampu mengerahkan bawahannya tetapi pemimpin tersebut harus lebih mempunyai sikap bijaksana, mahir dalam manajemen, mempunyai jiwa sosial yang tinggi serta mempunyai kecakapan, dengan demikian pemimpin akan berhasil membawa kemajuan untuk organisasinya. Tanpa itu semua pemimpin tidak akan dapat membuat kemajuan untuk organisasinya.
B.     Saran
         Dalam pembuatan makalah ini penyusun mengharapkan, pembaca dapat mengerti dan memahami makalah tentang Syarat-syarat dalam kepemimpinan pendidikan khususnya bagi mahasiswa/i Jinarakkhita. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyusun makalah selanjutnya.


 

.
.
DAFTAR PUSTAKA

Soemanto, Wasty, Drs,. (1982). Kepemimpinan dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Dr. Supandi dkk.,(1992).  Administrasi Pendidikan. Jakarta: UT .

0 komentar: