TRADISI MUJAWALI DI BARU MURMAS
Oleh : Putradi, S.Pd
o Muja Gamaulung
o Muja Murmas, dan
o Muja Lonang
Ritual adat yang diselenggarakan setiap
tahun ini sebenarnya sebagai bentuk rasa syukur warga setempat yang diyakini
memiliki nilai yang tiada tara dibanding dengan sesuatu yang lain, pasalnya
mereka meyakini karunia Tuhan di alam semesta ini melimpah ruah dan manusia
patut mensyukurinya apa yang di berikan tuhan. Mereka yakin Tuhan akan memberi
berkah kepada hamba-Nya bila selalu ingat atas segala karunia dan rahmat yang
telah diberikan kepada mereka. Perayaan Muja Taon dan Muja Balit ini adalah sebagai
rasa syukur mereka atas segala macam karunia yang diberikan Tuhan di muka bumi
ini.
Ritual sebelum turun ke areal sawah
pertanian itu dirayakan sebagai doa agar hasil panen mereka berlimpah ruah dan
terbebas dari berbagai macam hama penyakit. Ritus adat yang digelar setelah
panen itu sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan panen pada tahun itu.
Bentuk pelaksanaan dua ritual adat yang dirayakan dalam waktu yang berbeda itu
hampir sama bahkan sebagian di antara mereka menganggapnya mirip. Misalnya pada
malam hari acara biasanya diisi dengan persiapan dulang seperti sesajen yang
berisi berbagai macam makanan.
Malam hari suasana kampung
semakin ramai dengan bebunyian tabuhan gamelan. Pada malam itu pula gamelan yang penduduknya
seratus persen umat Buddhis dikeluarkan dan ditabuh. Dedahan tabuhan gamelan
tersebut diiringi dengan berbagai jenis tarian. Dan tarian itu biasanya
dilakukan spontan oleh kaum hawa willayah, muda-mudi, anak-anak dan para tua di
wilayah setempat.
Sedangkan acara doa bersama dilakukan di
salah satu makam leluhur mereka yang biasanya makam yang dianggap keramat dan
mendatangkan berkah bagi warga. Di kompleks makam itu seluruh jenis makanan
dari berbagai bahan yang disiapkan sehari sebelumnya disajikan lalu dikumpulkan
dengan susunan rapi, mirip tangga berundak. Kemudian makanan itu didoa secara
trade setempat kemudian dibagi dan dimakan secara bersama-sama di tempat itu. Sedangkan untuk ritual Muja
Balit, puncak acara ditandai dengan berbagai bentuk ketupat yang telah dihias
dengan apik. Kemudian acara ditutup dengan perang tupat. Ketupat yang telah
dikumpulkan dijadikan senjata. Dan, menariknya lagi bukan orang tua saja bisa,
tapi anak-anakpun juga boleh ikut perang topat ini.
Mujawali di baru
merupakan salah satu ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat, karena mereka percaya dengan mengadakan
ritual semua kemalangan, malapetaka akan jauh dari berbagai kehidupan mereka.
Apabila mereka tidak melakukan ritual sebagai rasa syukur mereka atas apa yang
di berikan Tuhan maka akan menjadi boomerang bagi mereka sendiri. Bahayapun
akan mereka dapatkan seperti wabah penyakit dll
0 komentar:
Posting Komentar